Sebutkan 2 Nama Motif Khas Toraja

Sebutkan 2 Nama Motif Khas Toraja – Nama Lengkap dan Arti Motif Toraja – Ukiran Toraja adalah seni ukir khas melayu masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan. Ukiran ini dicetak dengan alat ukir khusus di atas meja kayu, tiang rumah adat, jendela atau pintu. Motif ukiran Toraja bermacam-macam, seperti cerita rakyat, benda langit, hewan keramat, peralatan rumah tangga, atau tumbuhan. Nama dan makna motif Toraja untuk akhir pekan, mereka uraikan antara lain:

Masyarakat Toraja percaya bahwa nama ini berasal dari nama leluhur mereka yaitu Limbongan yang diperkirakan hidup 3.000 tahun yang lalu. Sedangkan neq berarti “danau”. Dalam pemahaman masyarakat Toraja, limbongan berarti mata air yang tidak pernah kering menjadi sumber kehidupan. Oleh karena itu, motif ukiran ini berupa aliran air yang berputar-putar dengan anak panah ke empat arah mata angin. Motif ini memiliki arti bahwa rejeki akan datang dari 4 arah seperti mata air yang menyatu di danau dan memberikan kebahagiaan.

Sebutkan 2 Nama Motif Khas Toraja

Barre berarti “lingkaran”, dan allo berarti “matahari”. Ukiran jenis ini menyerupai bola matahari dengan sinarnya dan biasanya terdapat di salah satu bagian belakang atau depan rumah di bawah ukiran segitiga paqmanuk londong. Ukiran ini dimaknai sebagai pengetahuan dan kebijaksanaan yang bersinar seperti matahari.

Yuk Lebih Mengenal Kerajinan Tangan Ukir Indonesia Dengan Melihat Motifnya!

Kapuq berarti “mengikat” dan baka berarti “keranjang” atau “keranjang”. Motif ukiran ini menyerupai ikat pada tutup keranjang (tempat menyimpan pakaian) yang dianggap keramat oleh masyarakat Toraja. Jika ikatan pada keranjang berubah, diyakini seseorang telah mencuri pakaian di dalamnya. Ukiran ini dimaknai sebagai harapan agar keturunan selalu bersatu dan selalu hidup damai dan sejahtera.

Nama ini berarti “pengait mangga”. Oleh karena itu, ukiran ini berupa pengait yang menonjol yang digunakan untuk memetik buah mangga. Ukiran ini diartikan bahwa untuk menghubungkan harta benda dengan rumah harus dengan cara yang jujur ​​dan perlu kerjasama dalam keluarga atau masyarakat.

Sulan berarti ‘bordir’ atau lipatan seperti tembakau sirih. Oleh karena itu, ukiran ini mirip dengan sulaman tembakau sirih dan dimaknai sebagai lambang kebesaran bangsawan Toraja.

Kata londong berarti “ayam jago”, sehingga ukiran ini menyerupai jumbai bulu ayam jago. Ukiran ini dimaknai sebagai simbol kekuatan dan kebijaksanaan laki-laki atau pemimpin.

Nama Motif Toraja Yang Bermakna Melindungi

Tedong berarti “kerbau”. Ukiran ini menyerupai tanduk kerbau dan dimaknai sebagai simbol kesejahteraan dan kemakmuran bagi semua individu dan keluarga.

Baca juga  Perilaku Tidak Disiplin Di Jalan Raya Dapat Mengakibatkan

Istilah Paqtangko pattung artinya menyerupai paku bambu yang digunakan untuk memasang tiang-tiang bangunan. Ukiran ini melambangkan kebesaran bangsawan Toraja dan simbol persatuan yang kokoh seperti paku bambu.

Jenis motif Tana Toraja ini merupakan pengembangan dari pattung Paqtangko. Motif ini tersusun dari 4 buah benda berbentuk lingkaran yang beraturan dan membentuk angka 8 yang bentuknya sama, yang dijumlahkan dengan 16 sama dengan 1+6=7. Angka 7 merupakan angka keramat bagi masyarakat Toraja menurut filosofi aluk saqbu pitu Ratuq Pitung Pulo Pitu (Seribu Tujuh Ratus Tujuh atau 7777). Ukiran ini merupakan simbol persatuan dan kekeluargaan suku Toraja.

Banya Reqpe berarti “tanduk yang menggantung seperti dahan pohon yang menentang buah”. Ukiran yang menyerupai tanduk kerbau ini melambangkan perjuangan hidup dan kerja

Tugas 4motif Ragam Hias Pada Kerajinan Kayu• Carilah Motif Ragam Hias Daerahmu Yang Terdapat Pada

Polloq berarti “ekor”, sedangkan gayang berarti “keris emas”. Ukiran yang menyerupai jumbai ekor untuk menghiasi keris emas kerajaan Toraja ini melambangkan keagungan, kedamaian dan kemudahan rejeki.

Ulu berarti “kepala” dan gayang berarti “keris emas”. Ukiran jenis ini menyerupai kepala keris emas dan melambangkan perjuangan mencari harta karun, terutama emas.

Dalam hal ini, bombo berarti “hewan air yang mengapung di air seperti angin”. Ukiran ini melambangkan manusia yang harus bekerja cepat, tepat waktu, disiplin dan terampil.

Ukiran ini sama dengan Paqbombo Tator Motif uai i I di atas, namun dengan bentuk yang berbeda. Garisnya cukup besar dan lekukannya terlihat jelas.

Kearifan Lokal: Pengertian, Ciri Ciri, Fungsi, Hingga Jenisnya

Ulu karua berarti “kepala delapan” yang mengacu pada mitos bahwa nenek moyang orang Toraja adalah delapan orang. Oleh karena itu, ukiran ini menyerupai angka 8 dan melambangkan pengetahuan.

Seperti namanya, motif tato ini berbentuk seperti manik-manik, hiasan tradisional Toraja. Ukiran ini dimaknai sebagai harapan agar anak cucu Toraja selalu hidup rukun.

Ukiran ini berbentuk seperti busur lingkaran bergelombang. Ukiran ini dimaknai sebagai harapan agar semua keturunan Toraja hidup bahagia.

Istilah ini mengacu pada kelengkungan bayi saat masih dalam kandungan ibu. Ukiran ini memiliki bentuk yang sama dan dimaknai sebagai lambang kejujuran dan keterbukaan.

Mengenal Batik Indonesia: Batik Daerah Dan Filosofinya

Ukiran jenis ini hampir sama dengan sebelumnya, hanya lingkarannya saja yang dihiasi dengan bunga. Ukiran ini menyerupai segi empat sama sisi dengan ujungnya tersembunyi di tengah. Ukiran ini dimaknai sebagai simbol bahwa seseorang harus bisa menjaga rahasia.

Ukiran ini menyerupai sulaman tas sirih. Torong kong digunakan untuk menyebut suku Rongkong yang masih serumpun dengan suku Toraja. Ukiran ini dimaknai sebagai semangat persatuan dua suku.

Baca juga  Cinta Tanah Air Yang Dapat Diwujudkan Oleh Pelajar Adalah

Ukiran ini berbentuk seperti pagar rumah yang terbuat dari bambu. Ini ditafsirkan sebagai simbol kehati-hatian terhadap semua kemungkinan ancaman.

Ukiran ini memiliki bentuk yang sama dengan sebelumnya, hanya saja pagar bambunya dibuat lebih besar. Bentuk ini dimaknai sebagai harapan agar anak cucu terhindar dari segala wabah dan masalah lainnya.

Unsur Dekoratif Apa Saja Yang Ada Pada Gambar Motif Ne’ Limbongan ​

Ukiran ini menyerupai hiasan gelang emas dan manik-manik yang digunakan pada saat upacara adat. Ukiran ini dimaknai sebagai lambang kewibawaan dan kebesaran bangsawan Toraja.

Erong adalah peti untuk menyimpan tulang belulang orang toraja yang meninggal. Erong berbentuk seperti kepala kerbau atau babi. Ukiran ini dimaknai sebagai harapan agar arwah leluhur melindungi dan memberkahi nasib baik.

Grosir berarti “bekerja sebagai kelompok”. Tradisi ini diwujudkan dalam ukiran di rumah-rumah suku Toraja yang berbentuk bunga mekar. Ukiran ini merupakan simbol semangat persatuan dan kekeluargaan.

Ukiran ini merupakan representasi ilmu hitam dan kerbau. Ukiran ini banyak ditemukan pada pembungkus jenazah perempuan dan dimaknai sebagai simbol keanggunan feminin.

Pengertian Ragam Hias

Ukiran ini berbentuk persegi panjang kecil dan besar dengan salib di tengahnya. Ukiran ini banyak ditemukan pada rumah adat Toraja atau pada bungkus jenazah wanita. Makna dari ukiran ini adalah simbol kehati-hatian ketika mendengar kabar dari wanita.

Ukiran ini berupa garis miring berlapis-lapis, sebagai representasi dari gerakan tari menekuk lutut. Bentuk ukiran ini banyak dijumpai pada dinding lumbung adat dan dimaknai sebagai semangat kebersamaan dan gotong royong.

Ukiran jenis ini berbentuk seperti persegi panjang yang dibagi menjadi segitiga-segitiga kecil. Bentuk ini merupakan representasi dari bambu yang digunakan untuk memerah susu. Bagi masyarakat Toraj, ukiran ini dimaknai sebagai simbol kebesaran dan kepiawaian para bangsawan Toraj.

Bentuk ukiran ini seperti potongan bambu yang dibuat menyilang dan ujungnya runcing. Ukiran jenis ini terdapat pada rumah adat Toraja dan dimaknai sebagai penangkal bahaya. Rumah adat Toraja memiliki bentuk yang unik dan sarat dengan budaya khas Toraja sehingga menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Selain itu, rumah adat Toraja yang disebut rumah Tongkonan juga memiliki simbol dan filosofi tertentu bagi masyarakat sekitar.

Soal Semester 1 2019

Nah kalau penasaran mari kita bahas rumah adat tongkonan mulai dari struktur bangunan, pembagian ruang hingga filosofinya.

Pada umumnya masyarakat Toraja memiliki dua jenis rumah yaitu rumah pribadi atau rumah biasa yang biasa disebut “Banua Barung Barung” dan rumah adat.

Rumah adat Toraja disebut rumah Tongkonan. Namanya berasal dari kata ‘tongkon’ yang berarti menduduki atau duduk. Dahulu tongkonan digunakan sebagai tempat pertemuan para bangsawan Tana Toraja untuk mengadakan musyawarah dan musyawarah, namun kini pada umumnya rumah Tongkonan difungsikan sebagai tempat penguburan jenazah keluarga desa Toraja.

Baca juga  Cerita Fiksi Yang Banyak Mengandung Tawa Adalah

Seperti kebanyakan rumah tradisional di Indonesia, rumah Tongkonan mulai dari rangka hingga dindingnya terbuat dari kayu aru yang merupakan salah satu jenis kayu terkuat, dengan struktur sebagai berikut:

Mengenal Motif Batik Beserta Asal Daerahnya

Atap rumah tongkonan terbuat dari bilah bambu yang dilapisi ijuk, alang-alang atau ilalang dan berbentuk seperti perahu. Bentuk ini memiliki arti sebagai pengingat bahwa nenek moyang orang Tana Toraja menyeberangi Sulawesi dengan menggunakan perahu.

Semua dinding rumah Tongkonan terbuat dari bilah kayu tanpa ada besi sehingga dalam pembuatannya tidak menggunakan paku, inilah yang membuat rumah adat Toraja ini semakin unik.

Tak hanya unik, rumah Tongkonan juga sarat akan makna dan filosofi, sebagai masyarakat Toraja yang memegang teguh warisan budaya nenek moyangnya. Filosofi ini dapat ditemukan di hampir semua rumah Tongkonan, seperti atap, ukiran dinding, dekorasi dan warna.

Selain berfungsi sebagai tempat hidup, rumah adat Toraja juga menggambarkan kondisi sosial penghuninya. Pada tiang utama rumah Tongkonan banyak terdapat tulang kepala kerbau beserta tanduknya, semakin banyak jumlahnya maka semakin tinggi pula status sosial keluarga yang menghuni rumah tersebut.

Batik Lontara Khas Makassar Merajai Pasar Internasional

Sama seperti rumah lainnya yang dilapisi cat warna-warni untuk mempercantik bangunannya, rumah Tongkonan juga dihiasi dengan warna-warna yang tidak hanya mempercantik rumah, namun setiap warna memiliki arti tersendiri.

Umumnya rumah Tongkonan memiliki empat warna dasar yang masing-masing memiliki arti sebagai berikut: Warna merah, warna merah bangunan rumah Tongkonan merupakan lambang darah yang melambangkan kehidupan manusia. Warna kuning, warna kuning memiliki arti Rahmat dan Kuasa Tuhan. Warna putih, warna putih menggambarkan warna daging dan tulang, artinya putih bersih dan suci. Hitam, yang terakhir adalah hitam yang melambangkan kegelapan dan kematian.

Rumah tongkonan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian utara, tengah dan selatan. Yang menarik, bagi orang Toraja, rumah tongkonan bukan hanya sebagai tempat tinggal dan berteduh, tetapi mereka menganggap rumah itu sebagai ibu mereka. Sedangkan lumbung padi atau yang disebut ‘Alang Sura’ mereka anggap sebagai bapak.

Bagian utara rumah tongkonan merupakan ruang depan yang disebut “tengolak” karena rumah selalu menghadap ke utara. Ruangan ini digunakan sebagai ruang tamu, tempat tidur anak-anak dan tempat meletakkan sesaji.

Mengenal Motif Dekoratif Khas Sulawesi, Materi Kelas 3 Sd Tema 5

Bagian selatan atau ‘sumbung’ biasanya diperuntukkan bagi kepala keluarga atau pemimpin rumah. Kepala keluarga di desa Toraja sangat dihormati karena setiap orang memegang peranan penting dalam segala kegiatan dan tata tertib rumah, sehingga bagian selatan rumah Tongkonan khusus ditempati oleh kepala keluarga.

Tengah rumah

Kuliner khas toraja, sebutkan motif, sebutkan motif batik khas indonesia beserta asal daerahnya, baju khas toraja, oleh oleh khas toraja, motif toraja, motif ukiran toraja, kain khas toraja, nama motif kain tenun toraja, motif kain khas toraja, khas toraja, sebutkan nama makanan khas daerah