Pada Masyarakat Yang Memiliki Tingkat Kemajemukan Tinggi Integrasi Sosial

Pada Masyarakat Yang Memiliki Tingkat Kemajemukan Tinggi Integrasi Sosial – Apakah kamu suka buku ini? Anda dapat menerbitkan buku Anda secara online secara gratis dalam hitungan menit! Buat flipbook Anda sendiri

Deskripsi: Jenis mobilitas sosial yang mendorong dan menghambat mobilitas sosial.

Pada Masyarakat Yang Memiliki Tingkat Kemajemukan Tinggi Integrasi Sosial

300 kebangsaan atau kelompok etnis. Orang Jawa adalah kelompok etnis terbesar dan membentuk sekitar 41% dari total populasi. Berikut contoh kebangsaan dan daerah asal: Download dari https://wirahadie.com ❏ Kebudayaan merupakan salah satu ciri manusia yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Budaya memiliki 3 bentuk, yaitu: ide (bentuk ideal), aktivitas (tindakan) dan artefak (karya). ❏ Unsur budaya yang dianggap budaya universal adalah: a. Alat dan perlengkapan untuk kehidupan manusia (sandang, perumahan, peralatan rumah tangga, senjata, alat produksi, transportasi, dll) b. Mata pencaharian dan sistem ekonomi (pertanian, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya) c. Sistem sosial (sistem keluarga, sistem politik, sistem hukum, sistem perkawinan) d. Bahasa (lisan dan tulisan) e. Seni rupa (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya) p. Download Knowledge System dari situs https://wirahadie.com g. Agama (sistem kepercayaan) ❏ Peran dan fungsi keragaman budaya: sebagai daya tarik bangsa asing, mengembangkan budaya nasional, menanamkan toleransi, meningkatkan kinerja budaya dan mendorong inovasi budaya. ❏ Konflik dalam kehidupan sosial: merupakan proses sosial yang bersifat permusuhan dan terkadang tidak dapat didamaikan karena kedua belah pihak yang berkonflik memiliki tujuan, sikap dan struktur nilai yang berbeda. ❏ Sebagai akibat dari konflik sosial: Meningkatnya solidaritas antar anggota kelompok; rusaknya hubungan antar individu atau kelompok; perubahan kepribadian individu; kerusakan harta benda bahkan hilangnya nyawa; kasus akomodasi, penguasaan bahkan pendudukan oleh salah satu pihak yang terlibat konflik. ❏ Cara menangani konflik: menghindari, memaksakan kehendak, menyesuaikan diri dengan keinginan orang lain, negosiasi dan kerja sama. ❏ Integrasi sosial adalah proses mengadaptasi berbagai elemen masyarakat menjadi satu kesatuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan atau lambatnya proses integrasi: homogenitas kelompok, ukuran kelompok, mobilitas geografis, efisiensi komunikasi. ❏ Kondisi untuk mencapai integrasi sosial, yaitu: Anggota masyarakat percaya bahwa mereka telah berhasil memenuhi kebutuhan satu sama lain; Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama (consensus) tentang nilai dan norma; Nilai dan norma tersebut telah berlaku sejak lama dan terus menerus diterapkan. ❏ Bentuk integrasi sosial: Integrasi normatif (muncul karena norma yang ada di masyarakat); Integrasi aktif (terbentuk sebagai akibat dari tindakan tertentu dalam masyarakat); Integrasi paksa (integrasi wajib). ❏ Adaptasi wajib biasanya dilakukan ketika diyakini akan terlalu banyak konsekuensi negatif jika adaptasi tidak dilakukan atau pihak yang diajak melakukan integrasi sosial enggan melakukan adaptasi. ❏ Proses integrasi berlangsung dalam dua cara, yaitu: a. Asimilasi: pertemuan dua budaya atau lebih yang saling mempengaruhi sehingga tercipta budaya baru dengan meninggalkan ciri asli masing-masing budaya. B. Akulturasi: suatu proses sosial yang terjadi ketika suatu kelompok sosial dengan budaya tertentu dihadapkan dengan budaya asing sehingga budaya asing (baru) itu diserap/diterima dan dimasukkan ke dalam budayanya sendiri tanpa meninggalkan sifat asli anggota yang berbudaya. ❏ Faktor-faktor yang mendorong integrasi sosial: Adanya toleransi terhadap budaya yang berbeda, Kesempatan yang sama di bidang ekonomi, Adanya sikap positif terhadap budaya lain, Adanya sikap terbuka dari kelompok download dari situs https://wirahadie.com adalah dalam kekuasaan, Ada kesamaan aspek, aspek budaya, adanya perkawinan campuran (fusion), adanya musuh bersama dari luar. Daftar Pustaka: Mukminan, Mulyani, E., Sapto, A., Saraswati, R., dkk. Kelas 8 SMA/Mts IPS Jakarta: Pusat Studi dan Buku, Balitbang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Download dari https://wirahadie.com Integrasi Sosial – Dalam masyarakat terdapat banyak perbedaan yang dapat menimbulkan konflik sosial. Mendamaikan perbedaan-perbedaan ini membutuhkan upaya bersama menuju inklusi sosial. Tujuannya agar setiap perubahan dapat hidup berdampingan. Konflik merupakan fenomena sosial yang hadir dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Kehadirannya bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Demikian pula integrasi sosial akan hadir dalam masyarakat, kapan pun dan di mana pun. Oleh karena itu, konflik sosial dan integrasi sosial ibarat dua sisi mata uang yang selalu berdampingan. Artinya, di mana ada konflik, di situ juga ada yang disebut reintegrasi. Konflik sebagai kemungkinan yang dapat muncul dalam masyarakat yang memiliki perbedaan tingkat diferensiasi dan stratifikasi Dalam bab ini akan dibahas kemungkinan integrasi dalam masyarakat dengan tipologi tersebut di atas.

Baca juga  Jelaskan Hal-hal Yang Dilakukan Sebelum Mengadakan Pertunjukan Tari

Akankah Indonesia Menjadi Masyarakat Ideal?

Pengertian integrasi sosial dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa integrasi adalah penyesuaian diri seseorang menjadi utuh dan bersatu. Asimilasi berarti masuk, mengadaptasi, menggabungkan atau menggabungkan sehingga menjadi satu. Jadi, integrasi mengacu pada pengenalan, penyesuaian atau penyatuan dua atau lebih hal yang berbeda sehingga menjadi satu. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Faktor-faktor yang berbeda ini dapat mencakup perbedaan status sosial, etnis, agama, bahasa, adat istiadat, sistem nilai dan norma.

Integrasi masyarakat melibatkan kerja sama seluruh anggota masyarakat, mulai dari tingkat individu, keluarga, lembaga, dan komunitas untuk menciptakan konsensus (perjanjian) nilai-nilai yang dihormati oleh keduanya. Namun, inklusi sosial tidak cukup diukur dengan kriteria menghimpun atau mempersatukan anggota masyarakat dalam artian fisik. Solidaritas juga merupakan pengembangan sikap solidaritas dan rasa kemanusiaan. Perkembangan sikap dan perasaan manusia merupakan dasar keharmonisan dalam suatu kelompok atau masyarakat.

Michael Banton mendefinisikan integrasi sebagai pola komunikasi yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan peran yang signifikan terhadap perbedaan ras tersebut. Hak dan kewajiban yang terkait dengan ras seseorang terbatas pada bidang tertentu dan tidak terkait dengan bidang pekerjaan atau jabatan.

Syarat terjadinya integrasi sosial Integrasi sosial terjadi jika mayoritas anggota masyarakat menyepakati struktur sosial yang dibangun, meliputi nilai, norma, dan pranata sosial. Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff syarat-syarat tercapainya integrasi sosial adalah sebagai berikut.

Dokumen 1 Ktsp V3 Asjap Skbm

1. Anggota masyarakat merasa nyaman untuk saling memenuhi kebutuhan. Ini berarti bahwa kebutuhan fisik dan sosial mereka dapat dipenuhi oleh sistem sosial. Pemenuhan kebutuhan tersebut berarti setiap anggota masyarakat saling memelihara hubungan satu sama lain.

Baca juga  Dengan Mempelajari Akidah Islam Manusia Akan Terhindar Dari

2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama (consensus) tentang norma dan nilai sosial yang dipertahankan dan dijadikan pedoman dalam hal-hal yang dilarang dalam kebudayaan.

3. Norma dan nilai sosial berlaku lama, tidak mudah berubah dan diterapkan terus menerus oleh seluruh anggota masyarakat.

1. Homogenitas kelompok Dalam kelompok atau masyarakat yang pluralismenya rendah, integrasi sosial menjadi mudah dicapai. Sebaliknya, dalam kelompok atau masyarakat yang majemuk, integrasi sosial akan sulit dicapai dan akan memakan waktu yang sangat lama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin homogen suatu kelompok atau masyarakat, maka semakin mudah proses integrasi antar anggota kelompok atau masyarakat tersebut. Contoh kelompok atau masyarakat yang homogen adalah kelompok atau masyarakat yang memiliki suku bangsa.

Kementerian Komunikasi Dan Informatika

2. Ukuran kelompok Pada umumnya dalam kelompok jumlah anggotanya relatif kecil sehingga lebih mudah mencapai integrasi sosial. Hal ini mungkin disebabkan karena dalam kelompok kecil hubungan sosial antar anggota berlangsung secara intensif, sehingga komunikasi dan pertukaran budaya menjadi lebih cepat. Dengan cara ini, perbedaan dapat diubah lebih cepat. Di sisi lain, keragaman dalam kelompok besar relatif tinggi, sehingga integrasi sosial menjadi lebih sulit dicapai.

3. Mobilitas geografis Anggota kelompok yang baru datang tentunya harus menyesuaikan diri dengan identitas masyarakat sasarannya (komunitas asal/penduduk asli). Namun, semakin sering anggota masyarakat datang dan pergi, semakin sulit proses penyesuaian sosial terjadi. Sementara itu, dalam masyarakat dengan mobilitas rendah, seperti daerah atau suku terasing, integrasi sosial dapat terjadi dengan cepat.

4. Efisiensi komunikasi Efisiensi komunikasi yang baik dalam masyarakat juga akan mempercepat integrasi sosial. Semakin efektif komunikasi, semakin cepat integrasi anggota komunitas. Sebaliknya, semakin tidak efektif komunikasi antar anggota masyarakat, semakin lambat dan sulit tercapainya integrasi sosial.

Baca juga  Contoh Produk Yang Dihasilkan Dalam Teknik Cetak Tinggi Adalah

1. Integrasi normatif Integrasi normatif dapat diartikan sebagai bentuk integrasi yang terjadi karena adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam hal ini, norma adalah hal-hal yang dapat mempersatukan masyarakat. Misalnya, bangsa Indonesia dipersatukan oleh prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika merupakan norma yang berfungsi untuk mengintegrasikan perbedaan yang ada dalam masyarakat.

Memimpi Dan Memimpin Kejayaan

2. Integrasi aktif Integrasi aktif terjadi karena adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Integrasi dapat diciptakan dengan mengutamakan peran masing-masing anggota dalam masyarakat. Misalnya Indonesia yang terdiri dari berbagai suku diintegrasikan dengan melihat fungsi masing-masing suku yang ada, seperti suku Bugis yang gemar melaut berperan sebagai penyedia hasil laut, suku Minang yang baik dalam bisnis, ia bertindak sebagai penjual hasil laut tersebut. Dengan demikian, akan terjadi integrasi dalam masyarakat.

3. Integrasi Koersif Integrasi yang terakhir ini dibentuk atas dasar kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. Dalam hal ini aparat menggunakan tindakan koersif (kekerasan). Contoh pemaksaan integrasi adalah perusuh yang menghentikan kerusuhannya karena polisi menggunakan gas air mata.

Integrasi sosial adalah proses bertahap. Proses ini dapat dimulai dengan mencocokkan kesediaan berbagai pihak untuk bekerja sama. Ini mungkin timbul karena kesadaran mereka akan minat yang sama. Selain itu, mereka memiliki pengetahuan dan pengendalian diri yang cukup untuk mengejar minat tersebut. Kemudian proses dilanjutkan dengan berbagai bentuk kerjasama. Dalam proses kerjasama, masing-masing pihak berusaha mengatasi perbedaan dan mengakomodasi keinginan, harapan, atau kebutuhan masing-masing. Selain itu, masing-masing pihak berupaya untuk meningkatkan kesatuan tindakan, sikap dan proses mental dalam melihat kepentingan dan tujuan bersama. Kedua sisi tidak lagi menonjol

Stratifikasi sosial pada masyarakat pertanian, mengapa lembaga sosial memiliki peran penting dalam masyarakat, permasalahan sosial yang ada di masyarakat, jenis bantuan sosial yang diterima oleh masyarakat, terciptanya integrasi sosial didalam masyarakat dapat dilihat dari, pertentangan sosial dan integrasi masyarakat, perubahan sosial pada masyarakat, faktor yang mempengaruhi integrasi sosial, masalah sosial yang sering terjadi di masyarakat, integrasi sosial dalam masyarakat multikultural, apa penyebab seseorang memiliki tingkat kolesterol yang tinggi, oli yang memiliki tingkat kekentalan yang selalu tetap dalam kondisi dingin maupun panas adalah