Nama Induk Organisasi Pencak Silat Indonesia Adalah

Nama Induk Organisasi Pencak Silat Indonesia Adalah – IPSI didirikan dengan maksud untuk memelihara, mengembangkan dan meningkatkan kualitas seni budaya, serta mengkoordinasikan dan melaksanakan pengembangan kegiatan Pencak Silat untuk pertunjukan Pencak Silat secara utuh dan berkesinambungan.

IPSI bertujuan untuk meningkatkan persatuan, persaudaraan dan persatuan di antara sekolah Pencak Silat untuk meningkatkan martabat bangsa dan meningkatkan peran Pencak Silat dalam membangun Indonesia secara keseluruhan.

Nama Induk Organisasi Pencak Silat Indonesia Adalah

IPSI adalah kekeluargaan, persaudaraan, simbiosis dan solidaritas, bersifat nirlaba, tidak berafiliasi, berorientasi dan memiliki fungsi politik dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Induk Organisasi Bola Basket Indonesia Dan Dunia (perbasi, Fiba, Nba)

Karena tidak ada referensi atau sumber yang dapat diandalkan untuk bab atau bagian ini, isinya tidak dapat diverifikasi. Tolong bantu kami memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang sesuai. Jika tidak ada referensi ke sumber terpercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala eksternal, bab atau bagian ini akan dihapus.

Pencak silat adalah olahraga seni bela diri yang berasal dari keluarga Melayu termasuk Indonesia. Menurut catatan PB IPSI, pada tahun 1993 terdapat 840 sekolah pencak silat di Indonesia.

Induk organisasi Pencak Silat Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia). IPSI didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, Jawa Tengah.

Upaya memasukkan pencak silat sebenarnya sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. Pada tahun 1922, Persatuan Penjak Silat Indonesia didirikan di Sagalaherang, Subang, Jawa Barat, menyatukan aliran-aliran pencak silat Jawa Barat yang tersebar di seluruh nusantara. Selama pendudukan Jepang, Presiden Sukarno adalah pelindungnya.

Docx) Induk Organisasi Olahraga Indonesia Dan Benua Di Dunia

Upaya serupa dilakukan di Yogyakarta. 1943 R. Brotosoetarjo (pendiri Universitas Silat Budaya Indonesia Mataram), Mohamad Djoemali (pejuang pencak Setia Hati Sekolah Taman Siswa), R.M. Harimoerti (Pendiri Pencak Silat Tejokusuman), Abdoellah (Pejuang Pencak Kesehatan), R. Soekirman (Pendekar Run Kasarasaning Badan Pencak Silat), Alip Poerwowarso (Pencak Silat Organisasi Setia Hati), Soewarno (Penyihir Setia Hati Terate), Soepono Mangkoepoedjono (pendiri Universitas Pencak Hati Bersatu), R.M. Soenardi Soerjodiprodjo (pendiri perguruan pencak Satu Hati) mendirikan organisasi bernama Gaboengan Pentjak Mataram, disingkat Gapema, untuk bersama-sama mendukung pencak silat yang tumbuh di Kesultanan Yogyakarta. Gapema adalah K.P.H. Nototaruno, adik dari Sri Paduka Paku Alam VIII.

Baca juga  Pola Hidup Sehat Adalah Brainly

Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1947, sebuah organisasi bernama Ikatan Pencak Indonesia, disingkat Gapensi, didirikan di Yogyakarta untuk menyatukan gaya pencak silat di seluruh Indonesia. Gapensi bertemu dengan Mohamad Djoemali (pejuang pencak Setia Hati dari Sekolah Taman Siswa) dan R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo (pendiri Sekolah Seni Bela Diri Perisai Diri), Ki Netra Wjihartani (pendiri Sekolah Seni Bela Diri Prisai Sakti Mataram), R. Brotosoetarjo (pendiri Sekolah Seni Bela Diri Bima) dan Wjaja.

Meskipun organisasi di Jawa Barat dan Yogyakarta beraspirasi secara nasional, keanggotaannya tetap bersifat regional. Untuk itu PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia) yang kemudian berganti nama menjadi KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) mengadakan Musyawarah Divisi Pencak di Solo pada tanggal 2 Juni 1948.

Pertemuan ini didahului dengan pertemuan di Solo pada awal tahun 1947 untuk membentuk panitia persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia. K.R.M.T. Wongsonegoro yang kemudian menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Sejarah Pencak Silat Indonesia (#terlengkap)

Sebagai hasil dari pertemuan ini, pada bulan Mei 1947 Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro. IPSI disponsori oleh Kementerian Pemuda.

Dengan berdirinya organisasi ini, diharapkan Pencak Silat semakin tergerak sebagai ekspresi budaya bangsa dan tersebar di seluruh pelosok tanah air. Masyarakat juga berharap agar pencak silat dapat dibakukan agar dapat diajarkan sebagai pendidikan jasmani di sekolah dan dipertandingkan dalam ajang olahraga nasional.

Sesuai dengan keinginan tersebut, maka langkah awal yang dilakukan IPSI adalah membentuk sistem pencak silat nasional yang dapat diakomodir di seluruh sekolah pencak silat di seluruh tanah air. Untuk saat ini telah diadopsi sebagai sistem standar pelajaran pencak silat dasar yang diedit oleh R.M. S. Prodjosoemitro mengajar di sebuah sekolah di Kabupaten Solo dengan dukungan Balai Kota Surakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hasil upaya standardisasi pencak silat pertama ini diperagakan dalam demonstrasi besar senam Pencak Silat oleh kurang lebih 1.000 pesilat cilik pada Upacara Pembukaan PON I di Solo pada 8-12 September 1948. Sejak PON I, pencak silat dipertandingkan di demonstrasi di divisi tunggal dan ganda, baik dengan tangan kosong maupun bersenjata.

Tidak semua aliran pencak silat menyepakati perlunya organisasi nasional. Beberapa orang khawatir bahwa mendirikan sistem Penchak Silat nasional tidak akan mencapai persatuan di antara aliran Penchak Silat dan bahkan divisi, karena setiap sekolah atau sekolah Penchak Silat mengklaim sebagai yang terbaik.

Baca juga  Dasar Hukum Presiden

Induk Olahraga Basket Internasional Dinamakan

Awalnya, Gapensi menolak karena menilai anggota perguruan Pencak Silat Setia Hati mendominasi dewan IPSI. Beberapa perguruan pencak silat di daerah Kauman yang sekarang dikenal dengan nama Tapak Suci juga memiliki Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro yang menjadi presiden IPSI dikenal sebagai salah satu pimpinan aliran gaib. Soeko Winadi, salah satu anggota Gapensi, kemudian mendirikan organisasi bernama PerPI (Persatuan Pencak Silat Indonesia) yang menaungi sekolah-sekolah pencak silat di Benteng Mataram, Mustika, Bayu Manunggal, Bima Sakti dan Trisno Murti. Organisasi baru ini didukung oleh Phashadja Mataram dan Tapak Suci.

Konsolidasi dan integrasi kasta Pencak Silat di Indonesia belum benar-benar terbentuk karena adanya beberapa organisasi Pencak Silat tersendiri selain IPSI, seperti Gapensi, PerPI, Putra Betawi, dll. Ditambah lagi dengan pemberontakan tahun 1950 terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dilakukan oleh kelompok gerakan separatis DI/TII. Kodam III Siliwangi Kolonel R.A. Kosasih mendirikan Persatuan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PPSI) di Bandung pada Agustus 1957 dengan bantuan Kolonel Hajat dan Kolonel Haroen. Jakarta, wilayah Jawa Tengah, Barat dan Yogyakarta. Menurut daerah latihannya, PPSI merupakan perguruan pencak silat yang dimiliki daerah Pasundan.

Dengan dibentuknya PPSI, terdapat dualitas pembinaan dan penguasaan Pencak Silat di Indonesia. Para pejuang Jawa Barat merasa bahwa kegiatan yang digagas IPSI didominasi oleh Jawa Tengah dan Jawa Timur, tetapi belum sampai ke Jawa Barat. Menurut para pendekar Jawa Barat, masih dibutuhkan organisasi khusus untuk melindungi dan mengembangkan perguruan pencak silat Jawa Barat. Pada tahun 1950-an, IPSI dan PPSI bersaing untuk membangun pengaruh di dunia pencak silat dengan mendirikan banyak cabang di seluruh provinsi Indonesia. PPSI berkembang di wilayah Jawa Barat, Lampung dan Jawa Timur.

Sidang IPSI II diadakan di Yogyakarta pada tanggal 21-23 Desember 1950, diputuskan untuk memperkuat organisasi dan menetapkan direktur umum IPSI. K.R.M.T. Wongsonegoro ditunjuk sebagai ketua, Sri Paduka Paku Alam VIII sebagai wakil ketua dan Rachmad sebagai sekretaris jenderal. Garpenci dan PerPI ikut serta dalam IPSI. Tokoh Gapensi dan PerPI memegang tempat penting dalam organisasi IPSI.

Nama Induk Organisasi Pencak Silat Indonesia Adalah

Pada tahun 1952, Institut Pencak Silat didirikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun 1953, kegiatan Pencak Silat dialihkan dari Departemen Pendidikan Umum ke Departemen Kebudayaan. Konferensi IPSI III juga diadakan di Bandung pada tahun itu. Pada tahun 1955, demonstrasi internasional pencak silat diberikan oleh Misi Kebudayaan Indonesia di Praha, Leningrad, Budapest dan Kairo.

Baca juga  Tahapan Awal Dalam Proses Mengukir Atau Memahat Kayu Adalah

Sistem Penjaksilat nasional yang dibakukan oleh IPSI tidak sesuai dengan harapan masyarakat, dan peralihan dari bela diri ke bentuk senam membutuhkan waktu yang lama. Tim teknis IPSI yang terdiri dari para ahli dari berbagai gaya dan aliran Pencak Silat mempelajari ratusan gaya dan gerakan dan bekerja keras untuk menggabungkannya tanpa kehilangan warna uniknya. Mereka juga menerapkan sistem pengajaran pencak silat tradisional berdasarkan gerakan (rangkaian atau kelompok gerakan) bersama dengan prinsip-prinsip olahraga modern.

Pada tahun 1960, PB IPSI mendirikan Institut Pencak Silat untuk menyusun peraturan pertandingan pencak silat yang baku dan memenuhi standar pertandingan olahraga yang dapat dipertandingkan di tingkat nasional. Anggota Lab antara lain R. Arnowo Adji H.K.P. Dibantu oleh Perisai Diri, Janoearno dan Imam Soejitno, Dr. Mohammad Hadimoeljo dari Setia Hati Terate. Rachmadi Djoko Soewignjo dan Dr. Mohamad Djoko Waspodo dari Nusantara.

Selain mengalami kesulitan teknis dalam mengembangkan metode dan sistem olahraga yang dapat diterima semua pihak, IPSI juga menghadapi perlawanan dari para pendekar tradisional yang tidak mau menerima ide-ide baru karena tidak ingin mereduksi pencak silat menjadi hanya satu bentuk olahraga. . Mereka khawatir aspek-aspek integral lainnya, terutama artistik dan spiritual, terabaikan dan tidak lagi dirasakan sebagai elemen yang saling terkait dalam jagat sosial secara keseluruhan.

Muskab Ipsi Tentukan Ketua Umum Baru

Ada juga kesulitan di luar dunia pencak silat karena persaingan sengit dari seni bela diri impor. Antara tahun 1960 dan 1966, ketika kemerosotan ekonomi dan politik negara juga mempengaruhi IPSI, seni bela diri karate Jepang resmi masuk ke Indonesia dan dengan cepat masuk ke kalangan pelajar dan militer. Pada awalnya, karate dan judo dipraktikkan sebagai olahraga dan dipertandingkan di depan umum. Sambutan positif terhadap pencak silat asing membuat masyarakat Pencak Silat menganggapnya sebagai upaya untuk mengembangkan olahraga Pencak Silat menjadi lebih baik. Kehadiran Karate di Indonesia merupakan cambuk yang sungguh ampuh membangkitkan kalangan pencak silat dalam perjalanannya.

Pergeseran konseptual akhirnya terjadi, namun beberapa pesilat pencak silat keberatan menyempitkan pencak silat ke unsur budaya yang lebih luas agar aspek olahraga bisa diutamakan. Pada Januari 1961 IPSI dipindahkan dari Biro Kebudayaan ke Biro Olahraga. Dan pada tanggal 31 Desember 1967, IPSI ikut aktif dalam pendirian KONI. Biro Olahraga menyelenggarakan Seminar Pencak Silat Seluruh Indonesia untuk membahas masalah perumusan metode.

Induk organisasi basket indonesia, induk organisasi pencak, organisasi pencak silat di indonesia, induk organisasi pencak silat internasional, organisasi pencak silat indonesia, induk organisasi pencak silat indonesia, induk organisasi pencak silat, induk organisasi pencak silat nasional, organisasi pencak silat internasional, induk pencak silat, ikatan pencak silat indonesia, organisasi pencak silat