Posisi Teknologi Dalam Seni

Posisi Teknologi Dalam Seni – Baru-baru ini, tren kecerdasan buatan (AI) banyak dibicarakan di masyarakat. Seiring dengan kemajuan teknologi kecerdasan buatan di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, benar-benar telah merambah ke berbagai bidang kreatif, mulai dari musik, film hingga seni rupa.

Yang berdasarkan algoritma mesin dikatakan mengubah posisi artis. Bahkan, sebuah karya kreatif menggunakan kecerdasan buatan bernama “Midjourney” baru-baru ini memenangkan penghargaan seni tahunan, Colorado State Fair.

Posisi Teknologi Dalam Seni

Tak ayal, kemenangan di dunia seni rupa ini menuai banyak perbincangan, terutama di kalangan seniman. Ada yang positif AI bisa menguntungkan mereka, tapi ada juga yang merasa tertekan karena bisa mematikan sektor kreatif.

Pengertian Teknologi, Perkembangan, Manfaat, Dan Jenisnya Yang Wajib Diketahui

Baca juga laporan terkait: Hypereport: Berbagi Ruang antara AI dan Arsitek Hypereport: Meneliti Tantangan Penulis dengan Teknologi AI Hypereport: Menilai Potensi Teknologi AI di Industri Film.

Saat ini, teknologi AI banyak digunakan di berbagai aplikasi. Beberapa di antaranya adalah editor GPT untuk membuat artikel, Dall-E untuk membuat gambar digital, program komersial Prisma Labs Lens. Lantas apakah kecerdasan buatan bisa menghilangkan peran pekerja kreatif di masa depan?

Rizky Kamil, desainer grafis asal Yogyakarta, justru melihat tren AI sebagai peluang untuk lebih memvisualisasikan diri. Fenomena teknologi AI sudah menjadi kebutuhan dengan pesatnya perkembangan teknologi.

Itu hanya sesuatu yang membuat pekerjaan kami lebih mudah, jadi sebagai desainer saya melihatnya sebagai peluang karena membuat pekerjaan kami lebih mudah. Jadi ini tindakan pembantuan,” kata Kamil saat dihubungi

Jala Hoaks Jakarta

Berbicara tentang asal usul kreasi teknologi AI, Kamil mengatakan bahwa kekuatan teknologi kreatif dapat dijadikan sebuah brand. Karena manusia yang menggunakan kecerdasan buatan seringkali menghadirkan karya seni mentah. Akan berbeda jika dikerjakan oleh desainer profesional yang mengelola dengan alat lain.

“Kekuatan kreatif itulah yang membuat sesuatu menjadi orisinil. Jika yang Anda lakukan bisa diciptakan oleh orang lain, bahkan non-profesional, lalu di mana orisinalitasnya,” tambah Kamilė.

Sementara saat ditanya apakah AI art akan menggantikan pekerja kreatif, ia mengatakan hal itu tergantung dari kepribadian masing-masing seniman. “Yang mengikuti perkembangan zaman tentu tidak akan mudah digertak oleh AI, tapi yang tidak pasti akan tertinggal,” katanya.

Baca juga  Gambar Cerita Adalah Gambar Yang Menceritakan

Kontroversi tentang AI masih ada di kalangan profesional desain. Artis yang berbasis di Jakarta, Ardhi mengatakan bahwa meskipun teknologi AI bisa bagus, ia memiliki cacat moral di mana banyak ide desain diambil tanpa izin untuk merugikan seniman lain.

Mukhamad Kurniawan Yudi Hermawanto

“Masalah asal karya, karena AI mengambil referensi dari karya yang ada dan menggabungkannya dengan karya batu, asalnya saat ini tidak terlihat. Namun, tidak diinginkan bahwa m. AI akan semakin maju ke depan,” ujar Ardhi.

Namun ia sependapat dengan Kamil tentang kemungkinan teknologi ini bisa mengubah tanggung jawab orang, khususnya pekerja kreatif. Dia menjelaskan bahwa AI tidak akan menggantikan mereka.

“Menurut saya, AI tidak bisa menggantikan desainer dan seniman digital saat ini karena seni yang diciptakan oleh AI tidak memiliki jiwa, ekspresi artistik yang ditunjukkan AI itu sendiri,” pungkas Ardhi.

Baca Juga: Ia Bisa Menggambar Dengan Pengalaman Dan Teknologi AI Dall-E Tak Bisa Atasi Emosi Artis Andry Boy Kurniawan pun buka-bukaan soal virus AI.

Buku Guru Seni Rupa Kelas 4

. Namun, dia menunjukkan bahwa tidak peduli seberapa canggih teknologi AI dalam pemrosesan gambar, hasilnya “kering”. Karena gambar yang dibuat hanya berdasarkan algoritma mesin, bukan emosi buatan manusia. Termasuk lukisan yang dilukis dengan tangan menggunakan cat dan kuas berukuran sedang.

“Kecerdasan buatan tidak dapat [memprogram] emosi. Karena sekompleks apapun karya yang dibuat dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan, tidak akan mampu mengolah situasi unik dari sisi emosional seniman untuk berkreasi,” ujar Andry.

Namun, menurut Andriaus, diperlukan fenomena AI secara umum. Karena dengan tren ini, minimalis dapat memaksa dan menginspirasi seniman untuk keluar dari zona nyamannya dan berkreasi untuk diri mereka sendiri dalam slot waktu yang terus bergerak.

“Kalau soal orisinalitas, seniman yang benar-benar kreatif punya sesuatu untuk ditiru, entah tersembunyi atau tidak. Itu semua tergantung bagaimana sisi seni itu diolah,” kata Andry.

Memetakan Masa Depan Seni Dalam Ranah Virtual

Artis tiga koin Tommy Prasetyo juga melihat tren AI sebagai sesuatu yang istimewa. Menurutnya, viralnya teknologi ini di masyarakat luas dapat dijadikan sarana baru untuk memperkenalkan khasanah seni kepada masyarakat Indonesia.

“Sejauh yang saya lihat, ini benar-benar tempat belajar bagi orang-orang yang ingin mengenal seni. Jadi, dimulai dari hal-hal sederhana, barulah mereka bisa mendalami karya seni dengan lebih serius,” kata seniman warga tersebut. disebut tombol yang sesuai dengan kerja sama teknis selama pandemi. Di saat banyak orang dalam kondisi seperti ini, para penggiat seni menyimpan benda-benda yang bisa dijadikan kesempatan baik untuk menikmati hidup. Karena sesungguhnya menikmati hidup adalah salah satu seni mendatangkan kebahagiaan.

Baca juga  Apakah Yang Membedakan Tubuh Anak-anak Dengan Tubuh Orang Dewasa

Dengan datangnya pandemi Covid-19 dan masuknya budaya baru, pembatasan aktivitas telah menjadi undang-undang baru. Salah satunya adalah cara berinteraksi dengan aktivitas yang dikemas ke dalam dunia maya. Sulitnya bertatap muka dan bertatap muka tidak lagi menjadi kendala ketika muncul berbagai permintaan komunikasi. Belakangan, para pegiat seni memanfaatkan kesempatan ini untuk menggelar kolaborasi seni. Dari

Untuk semua orang tentunya ada program foto atau gambar yang bisa di download dengan mudah. Saat itulah ide pertama kolaborasi artistik, yang berfokus pada seni, muncul. “

Mengenal Seni Videografi, Teknik Dasar Hingga Jenisnya

” atau menggambar dengan bebas dari apa yang ada dalam pikiran artis. Di luar menulis, pegiat seni yang dipimpin oleh Eko Santosa, S.Sn. (Widyaiswara BBPPMPV Seni Budaya D.I. Yogyakarta) juga ingin menyampaikan pesan yang diungkapkan dalam karya-karya yang dihadirkan.

Mengadaptasi generasi dan sektor yang berbeda dengan keterampilan dan bidangnya Kolaborasi seni di era pandemi telah dilaksanakan dengan sangat baik. Berbagai negara anggota ARTISM (Art Indonesia, Singapore, Malaysia) juga turut serta dalam kerjasama ini. Melalui kolaborasi seni ini, para seniman ingin memberi tahu bahwa pandemi bukanlah alasan untuk berdiam diri dan tidak berkarya. Padahal, seniman perlu merasa tertantang dan terus menyalurkan energi yang diperlukan melalui karya apa pun. Dalam kolaborasi, bukan urusan saya jika itu pekerjaan Anda, tetapi seni adalah kolaborasi. Semua lukisan indah berada di tempat dan posisi yang tepat.

Kolaborasi bukan hanya soal berkolaborasi dalam sebuah acara. Namun kolaborasi juga sangat banyak tentang kehidupan yang berbeda, terutama di dunia pendidikan. Karena hakikat pendidikan adalah kerjasama. Di era yang semakin sulit diprediksi, kita tidak bisa bertahan dengan satu skill saja. Ya, itu membutuhkan lebih banyak informasi untuk koordinasi kehidupan. Artinya dalam mengejar kehidupan semua manusia sebenarnya telah bekerjasama, dan sudah seharusnya menjadi perhatian penting dunia pendidikan agar kerjasama itu disalurkan ke berbagai hal yang dapat menghasilkan manfaat positif.

Mengurangi keegoisan seniman adalah tantangan yang harus diselesaikan sebelum membuat kolaborasi. Kunci keberhasilan kolaborasi adalah kejujuran, integritas, dan kerja sama artis. Kejujuran adalah tentang jujur ​​tentang keterampilan apa yang dimiliki dan dapat dilakukan seseorang, jadi jika kejujuran ditunjukkan maka kejujuran dalam menampilkan karya seni menjadi faktor penting lainnya. Yang terakhir adalah kerjasama, jika seniman menjaga kejujuran dan integritas dalam karyanya, naluri secara tidak langsung akan menimbulkan keinginan untuk bekerja sama dengan menampilkan karya seni yang baik.

Baca juga  Zombie Menurut Al Qur'an

Group Ib: Ransomware Masih Ancaman Besar Cyber Security, Ini Alasannya

Manfaat dari kerjasama ini akhirnya menyadarkan para seniman bahwa pertemuan itu sangat penting dan perlu. Berdasarkan informasi tersebut, kami memutuskan untuk mengadakan pertemuan secara offline setelah berakhirnya pandemi Covid-19, agar dapat mengadakan pertemuan yang berkualitas. Adanya kolaborasi seni di masa wabah ini merupakan hal yang sangat baik, karena menyambung kembali kedekatan artis dengan harapan agar kolaborasi selanjutnya dapat terjalin silaturahmi yang lancar, hangat dan efektif, khususnya kolaborasi offline, ketika sekat-sekat hilang. . dimana.(Deyrin Anggraini) /Radio Pendidikan/BPMRPK/Kemendikbudristek) rektor Institut Kesenian Jakarta dr. Indah Tjahjawulan, M.Sn. dan Wakil Dekan III Fakultas Film dan Televisi (FFTV) Erlan Basri, M.Sn. Menanggapi undangan rapat untuk membahas kisah tokoh Laksamana Malahajati yang dihadiri Panglima TNI Angkatan Laut (Danlantamal) III.

“Moveing ​​forward in Indonesia” Indonesia kini menduduki tempat penting di dunia dan dikuatkan untuk memimpin arah dan tujuan kepentingan pembangunan negara guna meningkatkan kemajuan sosial masyarakat Indonesia yang akan membawa perubahan. meningkatkan kualitas dan keunggulan karyawan

Institut Teknologi Jakarta () memperkuat kerjasama dengan Balai Bantuan Hukum (LBH) Jakarta dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) yang dipimpin oleh Dr. Indah Tjahjawulan, M.Sn dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Citra Referandum, S.H., M.H. direktur yang berlokasi di

Jakarta International Theatre Platform 2023 akan digelar di Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta dengan Teater Bahasa dalam produksi “Beras Dhumpah”. Untuk menonton, daftar dengan mengklik tautan ini: http://bit.ly/DITP2023 Pendaftaran acara (tautan di bio). Anda dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang program ini di

Perkuat Posisi Sebagai Kota Global, Jakarta Gaet Investasi Lewat Jif 2023

Dosen, Fakultas Film dan Televisi, Fakultas Seni Pertunjukan, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Kegiatan Universitas, Kronik Seni

Pengabdian Masyarakat Institut Kesenian Jakarta Seni Ciptakan Inspirasi Masyarakat yang Menarik (Film, Musik, Tari, Teater, Seni Rupa dan Desain) *Kamis 2023 10 Agustus 08:00 – 13:35 WIB Link Zoom: bit.ly /3DK7MHL Meeting ID: 913 0165 4905 Kode Pembelian: chin73 * Jumat, 2023 11 Agustus, 07:30 –

Focus Group Discussion Area 3 Penelitian Perubahan dan Pengabdian Masyarakat Institut Kesenian Jakarta Diskusi FGD Estetika Balet Indonesia dan Nusantara bersama Ditta Miranda Penari Balet Indonesia Lulusan Jerman, Penari Balet Chendra Panatan, Koreografer dan Event Producer.

Pameran Seadanya 2023 8-13 Agustus Cipta 1 di Galeri Taman Ismail Marzuki Tema pameran kali ini adalah Potluck karena temanya berbeda-beda,

Contoh Seni Rupa Terapan Yang Umum Dijumpai

Makalah manusia sains teknologi dan seni, manusia sains teknologi dan seni, manusia sains teknologi dan seni isbd, ilmu pengetahuan teknologi dan seni, posisi dalam basketball, posisi dalam event organizer, hubungan manusia sains teknologi dan seni, hubungan sains teknologi dan seni, sains teknologi dan seni, posisi dalam basket, seni dan teknologi, makalah ilmu pengetahuan teknologi dan seni