Para Tokoh Masyarakat Yang Berjiwa Pancasila Akan

Para Tokoh Masyarakat Yang Berjiwa Pancasila Akan – Webinar virtual bersama 18 Tokoh Gereja, Tokoh Masyarakat, dan Karang Taruna Kristen Sumut pada Senin, 7 September 2020 bertajuk “Mencari Bupati Sejati di Pilkada/Kota Sumut”. (spesial)

Medan – Meski gereja tidak boleh ikut berpolitik secara nyata, namun gereja punya peran penting dalam mendidik jemaah untuk menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum daerah di 23 dari 33 kabupaten/kota di Sumut, 9 Desember 2020.

Para Tokoh Masyarakat Yang Berjiwa Pancasila Akan

Selain itu, gereja harus menjadi teladan bagi jemaah dan memenuhi peran jemaah dengan memilih pemimpin yang memiliki semangat dan semangat kebangsaan, Pancasila yang bertakwa, benci politik uang dan segala bentuk suap.

Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Magelang

Hal itulah yang menjadi kesamaan dalam acara webinar virtual yang mengundang 18 tokoh gereja, tokoh masyarakat, dan pimpinan organisasi pemuda Kristen Sumut dalam acara “Mencari Konstituensi Nyata dalam Pilkada Kabupaten/Kota di Sumut” pada Senin (9 Juli). , 2020).

Webinar virtual tersebut dihadiri oleh RE Nainggolan, mantan Sekretaris Daerah Pemprov Sumut dan tokoh masyarakat, Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Darwin Lumban Tobing, Gereja Kristen Ephorus Protestan Simalunguni (GKPS) Martin Purba dan Gereja Kristen Ephorus Huria (HKI ) Manjalo P Hutabarat.

Kemudian Ketua Umum Persekutuan Gereja Indonesia (KGT) Sumut Darwis Manurung, Uskup Oloan Pasaribu Gereja Kristen Indonesia (GKPI), Ephorus Banua Niha Kriso Protestan (BNKP) Tuhoni Telaumbanua dan Uskup Wilson Sinu dari Gereja Metodis Indonesia (GMI) dihadiri oleh Wilson Sinurat dan Agustinus Purba, Ketua Umum Gereja Modern Protestan (GBKP).

Pendeta Bambang Jonani juga diwakili oleh Gereja Kristen Protestan (GKPPD) Pakpak Dair, Gereja Kristen Protestan Angola (GKPA) Ephorus, Togar S Simatupang, Ketua Persekutuan Gereja Pantekosta Indonesia (PGPI) Samuel Ghozali. Ketua Umum Gereja Gereja Protestan Indonesia (GPI) MH Siburian.

Pemerintah Kabupaten Lamongan

Webinar ini juga dihadiri oleh Daniel Edy Prajitno, Ketua Umum Persatuan Gereja-Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII), John Eron Lumbangaol, Ketua DPD PIKI Sumut, Landen Marbun, Ketua DPD Gerakan Pemuda Kristen Sumut (GAMKI) . , Ketua DPD Persatuan Kristen Wanita Indonesia (PWKI), Defriaty Tamba Sumut, dan Koordinator Wilayah Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Gito Pardede.

Tokoh masyarakat RE Nainggolan mengatakan, persoalan heterogenitas sudah menjadi perdebatan lama di seluruh pilkada di Tanah Air. Pertanyaan ini merupakan posisi politik yang wajar, mengingat keterwakilan semua kelompok merupakan persyaratan sosial dalam proses demokrasi.

Baca juga  Satu Triliun Berapa Miliar

RE Nainggolan mengatakan: “Makanya rakyat harus menggunakan hak pilihnya. Rakyat harus bijak dalam memilih pemimpin yang bisa mempersatukan negara. di negara. .”

Mantan Bupati Tapanur Utara (Taput) ini meminta masyarakat ikut serta dalam proses demokrasi pilkada. Masyarakat diminta mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) sesuai tempat yang telah ditentukan dan tidak memilih memilih di rumah (abstain).

Pancasila Tangkal Hoax Dan Bahaya Radikalisme

“Pilihlah pemimpin yang nasionalis, berwawasan Pancasila, bertakwa, anti suap dan bersahabat dengan seluruh suku dan tingkat suku di daerah. Masyarakat juga harus memilih pemimpin yang benar-benar ikhlas dalam pembangunan.” daerah dan mensejahterakan masyarakat,” tuturnya.

Ia mengatakan, semua pilkada memerlukan kehadiran kelompok independen. Pemerintah dan penyelenggara pilkada juga harus mendorong dan menggalakkan keberadaan kelompok independen untuk berperan dalam mensukseskan pilkada di daerah.

Darwis Manurung, Ketua Umum Persatuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Provinsi Sumut, mengatakan masyarakat harus bisa mengikuti suara profetik yang dijaga gereja dalam kehidupan bernegara. Peran ini penting untuk membantu pemerintah menerapkan proses demokrasi.

Oleh karena itu, kehadiran gereja terus menjadi perhatian pemerintah dalam mengambil keputusan dan mengambil kebijakan sosial. Suara profetik ini diperlukan untuk mendukung pemerintah agar berani bertindak lebih aktif demi kemajuan negara. , ” jelasnya.

Siapa Pun Yang Memimpin Negeri Ini Harus Berjiwa Pancasilais

Darvis mengakui bahwa gereja mempunyai keterbatasan dalam kehidupan bernegara. Satu hal yang harus diikuti adalah bahwa gereja tidak boleh terlibat dalam politik nyata. Namun, gereja harus bisa membuat jemaatnya lebih cerdas secara politik dalam mengidentifikasi pemimpinnya untuk lima tahun ke depan.

“Mendidik jemaat agar bijak dalam berpolitik merupakan peran yang juga dimiliki gereja. Gereja harus mampu menunjukkan sikap keteladanan dalam memilih pemimpin gereja, serta menggunakan hak pilihnya dalam pemilu daerah.

Dalwis melanjutkan, pasca pilkada pada 9 Desember 2020, gereja harus berani membangun hubungan dengan pemerintah daerah yang membutuhkan dukungan. Selain itu, gereja harus mampu berkontribusi terhadap pembangunan daerah masing-masing. Perkuat Nasionalisme, Dandim 0420/Sarko Ajarkan Mahasiswa Universitas Merangin Kodim 0415/Salurkan Bantuan Air Bersih ke Warga Terdampak Banjir JTTS – Palembang Hanya Butuh 3,5 Layanan Kominfo Merangin Resmi Pindahkan Kantornya dari Gedung Jam Gento ke Eks Kantor Karesidenan Merangin Tanjab Barat Terima Dugaan dari Kab. Kepala Polisi

JAKARTA – Di seluruh Indonesia, hari lahir Pancasila diperingati setiap tahun pada tanggal 1 Juni. Sesuai Surat Edaran Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Nomor: 4 Tahun 2022 tentang Pedoman Perayaan Hari Lahir Pancasila Tahun 2022, tema yang diusulkan adalah “Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia”.

Baca juga  Pemain Dianggap Keluar Apabila

Multitafsir Mengenai Pancasila Tidak Dilarang

“Tema Pancasila kali ini menyadarkan kita untuk merenungkan bagaimana bangsa Indonesia membentuk peradaban dunia.” Ketua DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan: “Apakah peradaban hanya ditentukan oleh kemajuan teknologi atau moralitas bangsa yang terukur?”

Dijelaskannya, tujuan bangsa Indonesia dalam membangun peradaban dunia tidak hanya mengejar ketertinggalan teknologi, namun juga agar jati diri bangsa tidak luntur dengan semangat gotong royong. Hakikat Pancasila adalah gotong royong. Jauh sebelum lahirnya Indonesia, itu adalah ciri khas berbagai suku bangsa di nusantara, jelasnya.

Dikatakannya, sejak era kolonialisme hingga saat ini, anak-anak bangsa seolah tertatih-tatih di persimpangan modernisasi dan westernisasi. “Peralatan modern banyak diciptakan bahkan diimpor, dan gaya hidup barat atau westernisasi mendominasi. pemikiran masyarakat…, tanpa disadari telah menggerogoti nilai-nilai. Nilai gotong royong dan bersifat sosial, kata KH Chriswanto Santoso.

Akibatnya, gaya hidup liberal yang mementingkan diri sendiri membuat sebagian masyarakat peka terhadap keadaan negara. Contoh nyata adalah adanya korupsi pejabat dalam dana bantuan sosial yang digunakan ketika terjadi epidemi atau bencana, yang membuat kami sedih dan marah, tambahnya.

Desa Watualang Jadi Kampung Pancasila

Oleh karena itu, perayaan hari lahir Pancasila yang bertemakan “Bangkit Bersama, Membangun Peradaban Dunia” juga harus dimaknai sebagai konstruksi moralitas bangsa. Pancasila atau P4, meski membosankan bagi generasi muda saat itu, tapi mereka tahu nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.

Nilai-nilai tersebut harus disegarkan kembali di sekolah, bahkan pada saat penerimaan siswa baru, “Namun yang paling efektif harus dibarengi dengan perilaku Pancasila oleh petugas pendidikan bahkan satpam yang menjaga gerbang sekolah,” harap KH Chriswanto.

Sementara itu, Guru Besar Sejarah Universitas Diponegoro Singgih Tri Sulistiyono menjelaskan pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila dapat menggerakkan negara dari radikalisme agama ke nasionalisme sempit.

Singgih yang juga Ketua DPP LDII mengatakan sila pertama Pancasila adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang menjadi dasar berdirinya Indonesia. Oleh karena itu, meskipun Islam adalah agama mayoritas, agama lain juga dianut secara bebas.

Komisi A Sambangi Bpsdm Dki Jakarta Guna Studi Komparasi Implementasi Pendidikan Pancasila Dan Wawasan Kebangsaan

Singi mengutip ucapan Bongcarno yang mengatakan bahwa sila pertama Pancasila adalah wujud keyakinan beragama yang berdasarkan gotong royong: “Dalam gotong royong yang dijiwai adalah sikap saling menghargai, menghormati, toleransi, tolong menolong, tidak melepaskan jati diri.” sebagai seorang muslim atau penganut agama tertentu,” imbuhnya.

Baca juga  Contoh Seni Musik

Ketika asas ketuhanan Yang Maha Esa dijadikan kerangka atau wadah untuk menjadikan agama tertentu sebagai pedoman kehidupan berbangsa, maka hal tersebut menjadi bibit konflik yang berkepanjangan. Oleh karena itu, menurutnya, dalam Pancasila kerangka membangun Indonesia haruslah prinsip persatuan Indonesia.

Ia menegaskan, negara Indonesia tanpa Pancasila akan rapuh. Pertama, sebagaimana tercantum dalam sila pertama Pancasila, Indonesia akan menjadi rentan tanpa landasan agama yang kuat. Kedua, tanpa kerangka yang jelas yang tertuang dalam sila ketiga, “Persatuan Indonesia”, maka bangsa Indonesia akan terpecah belah.

Ketiga, bangsa Indonesia akan kehilangan arah tanpa adanya tujuan yang jelas yang tertuang dalam sila kelima, “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Contoh Contoh Pidato Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni

Selain itu, jika Indonesia tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan, semangat solidaritas, kesadaran gotong royong, dan sila kedua “kemanusiaan yang adil dan beradab” dan sila keempat, maka Indonesia tidak akan menjadi negara yang beradab. Bunyinya “Populisme. Didorong oleh Kebijaksanaan Permusyawaratan/Representasi”. “Masing-masing prinsip bisa dibedakan, tapi tidak boleh terisolasi, dan saling menguatkan,” tegasnya. Kalimantan Utara – Jelang Pilkada 2020, gereja diharapkan bisa mengedukasi masyarakat bagaimana memilih pemimpin Pancha Syrah yang benar. dan semangat nasionalisme. Gereja, khususnya di Kalimantan Utara, mempunyai peran penting dalam mengedukasi jemaatnya mengenai cara menggunakan hak pilihnya pada 9 Desember 2020. Selain itu, gereja harus menjadi teladan bagi jemaah, mengambil peran jemaah dalam memilih pemimpin yang memiliki semangat dan semangat kebangsaan.Pancasila bertakwa kepada Tuhan dan membenci politik uang dan segala bentuk suap. Masyarakat harus menggunakan hak pilihnya. “Masyarakat harus bijak dalam memilih pemimpin yang mampu mempersatukan negara. Karena permasalahan heterogenitas ini merupakan permasalahan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan politik negara menjelang dan pada saat pilkada,” kata Ketua PGPI Pastor Toberian.

Jelang Pilkada 9 Desember 2020, Wakil Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) – Brigjen Cawagub Pol Zainal Arifin Paliwang dan Yansen (Ziyap) menghimbau dan mengimbau seluruh lapisan masyarakat yang berhak memilih, datang ke TPS (TPS) sesuai lokasi yang ditentukan, tidak memilih berdiam diri di rumah dan bekerja hanya pada shift siang hari (tidak memihak).

Sehubungan dengan Pilkada Kalimantan Utara (Kartala) 9 Desember 2020, Pantekosta Pos memberitakan, salah satu calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Brigjen Zainal Zainal Arifin Paliwang dan Ziyap sama-sama mencalonkan diri sebagai calon pemimpin. Komitmen dan nasionalismenya terhadap masyarakat Kalimantan tidak diragukan lagi

Pengertian tokoh masyarakat menurut para ahli, tokoh masyarakat indonesia, fungsi tokoh masyarakat, tokoh alkitab yang takut akan tuhan, para tokoh, masyarakat pancasila, tokoh para pahlawan, tokoh kesehatan masyarakat, definisi tokoh masyarakat, tokoh masyarakat, biografi tokoh masyarakat, tokoh yang mengusulkan nama pancasila