Mengapa Anak-anak Menjadi Sasaran Utama Pendidikan

Mengapa Anak-anak Menjadi Sasaran Utama Pendidikan – [Esai Juara III Lomba Hardiknas 2021]: FORSA Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Upaya Meningkatkan Koordinasi Keterlibatan Sekolah dan Orang Tua dalam Literasi Anak Usia Dini

Kolaborasi antara sekolah dan orang tua dalam sistem pembelajaran baru di masa pandemi sangatlah strategis. Peran sekolah sebagai garda terdepan dalam pendidikan anak adalah mampu berbagi dan berintegrasi dengan orang tua secara seimbang dan saling menguatkan. Korelasi positif ini terutama terjadi ketika pembelajaran dilakukan secara jarak jauh atau biasa dikenal dengan pembelajaran daring. Penggunaan media sosial sebagai alat utama pembelajaran online memerlukan platform komunikasi aktif antara sekolah dan orang tua untuk mengoordinasikan program pembelajaran dan mendukung anak di rumah. FORSA (Forum Permusyawaratan Sekolah dan Orang Tua) di TK Dharma Vanita 2 merupakan salah satu contoh upaya peningkatan kerja sama tersebut.

Mengapa Anak-anak Menjadi Sasaran Utama Pendidikan

FORSA dapat menggunakan grup WhatsApp, Telegram atau media sosial lainnya yang memungkinkan komunikasi dua arah. Dalam forum ini, sekolah berbagi visi dan misi, program dan rencana pendidikan di masa pandemi. Sekolah dapat membagikan SOP (prosedur operasional standar) tentang cara berkumpul anak sehingga orang tua dapat berperan lebih besar. Guru dapat mengirimkan materi, panduan pembelajaran, atau materi parenting yang mendukung pelaksanaan pembelajaran daring. Setiap orang dapat mengkritik dan memberikan saran berdasarkan prinsip saling menghormati, menyelesaikan masalah bersama anak, berbagi ide bagus, saling mendengarkan dan menawarkan bantuan. Dari platform ini, sekolah juga memetakan evaluasi program termasuk kebutuhan belajar anak, hambatan belajar yang dihadapi, dan program pendidikan karakter.

Wahyu Raihan, Anak Teknisi Ac Lanjutkan Pendidikan Dengan Kip Kuliah

Literasi menjadi landasan yang harus diterapkan sejak dini di taman kanak-kanak melalui pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring di masa pandemi. Program pendidikan karakter dirancang untuk mengembangkan tiga ranah sekaligus, yaitu kognitif, afektif, dan psikologis. Ketiga domain tersebut harus dikembangkan secara holistik, optimal dan seimbang. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang percaya diri, cerdas, sehat, berpengetahuan, berakhlak mulia, mandiri, cakap, kreatif, demokratis dan bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003).

Media sosial adalah alat utama untuk mengembangkan karakter positif pada anak kecil saat belajar online. Penyampaian konten tentang literasi hendaknya menarik, kreatif, unik dan dirancang sesuai minat dan kebutuhan belajar anak. Penyediaan e-book tentang cerita karakter positif, video tentang cerita teladan, lagu tentang kebaikan dan permainan bertema karakter yang baik menjadi alternatif media pendidikan karakter yang menarik bagi anak-anak. Sekolah harus memastikan penerapan kurikulum yang beragam yang memenuhi kebutuhan belajar semua anak. Harus ada pilihan media yang cukup bagi anak-anak untuk mengakomodasi semua gaya belajar mereka: visual, auditori, dan kinestetik. Dengan demikian, anak usia dini diharapkan dapat belajar tentang peran positif dengan cara yang menarik.

Baca juga  Fungsi Musik Dapat Dikelompokkan Menjadi Dua Yaitu

Namun, menyajikan konten dan materi yang baik, terstruktur dan terencana saja tidak cukup. Anak kecil membutuhkan bantuan orang tua untuk mengakses media sosial. Oleh karena itu peran orang tua sangatlah penting. Hibah ini tidak berarti bahwa orang tua dapat mengendalikan pembelajaran online. Membatasi akses terhadap media sosial yang tidak sesuai dengan usia anak, memberikan konseling, memberi semangat, berteman, memuji, dan mendukung peran dokumentasi untuk proses penilaian formal adalah hal yang paling membantu. Peran orang tua begitu besar sehingga anak tidak dapat menentukan pilihan secara mandiri berdasarkan minat atau belajar mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Hubungan antara sekolah dan orang tua menjadi penting di sini, sehingga gagasan untuk mendukung penggunaan media sosial dapat memberikan dampak positif pada pendidikan anak usia dini.

Pandemi telah memaksa dunia pendidikan untuk berubah dan beradaptasi. Media sosial adalah bagian integral dari sistem pendidikan pandemi. Komunikasi virtual sangat penting untuk mengurangi masalah jarak. Sistem pendidikan di sekolah hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan belajar anak. Sumber belajar pun semakin beragam dan terus berkembang. Guru hendaknya didorong untuk kembali belajar dengan meningkatkan keterampilan mengajarnya di era digital. Para orang tua yang sebelumnya mempercayakan pendidikan anaknya ke sekolah, kini harus bersiap untuk berpartisipasi secara rutin dalam kemitraan dengan mereka.

Dosen Program Studi Pendidikan Khusus Membuat Aplikasi Signalong Indonesia

FORSA adalah sebuah pilihan, sehingga perubahan dan adaptasi sangat positif dalam siklus penyakit ini. Semua unsur dapat saling melengkapi dan menciptakan keselarasan. Sekolah lebih terbuka dan reseptif terhadap informasi untuk meningkatkan pelayanan sesuai visi, misi dan tujuannya. Dengan demikian, orang tua lebih termotivasi untuk membantu. Permasalahan yang timbul dalam proses pendidikan dapat diselesaikan bersama dengan semangat kekeluargaan. Komunitas sekolah menjadi semakin kuat dengan memaksimalkan potensi sumber daya yang dimilikinya.

Tujuan FORSA sangat jelas yaitu meningkatkan koordinasi kerjasama antara sekolah dan orang tua selama pendidikan online, dalam upaya meningkatkan layanan pendidikan yang berdampak pada anak. Dengan pola asuh yang tepat dan seimbang, anak akan merasa lebih aman dan nyaman dalam mengakses media sosial. Anak tetap dapat menjadi dirinya sendiri dan mempunyai otonomi untuk bertanggung jawab dalam belajar dan menghargai kemampuannya. Sebab menurut K. Hajar Devantra, pendidikan pada hakikatnya adalah upaya membimbing seluruh fitrah anak agar dapat mencapai rasa aman sebagai manusia dan anggota masyarakat. Permainan adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan untuk bersenang-senang dan dengan mempertimbangkan hasil akhir. . Permainan bersifat sukarela dan melalui tahapan perkembangan yang dimulai dengan manipulasi, simbolisme, eksplorasi dan eksperimen. Maksud dan tujuan Mengembangkan segala kemampuan pada anak usia dini, misalnya penggunaan metode bermain. Kegiatan bermain sangat digemari di kalangan anak kecil karena berpengaruh langsung terhadap tumbuh kembang anak.

Baca juga  Gerakan Headstand Yaitu Sikap Tegak Yang Bertumpu Pada

Dunia anak-anak adalah dunia mainan. Anak-anak mempunyai lebih banyak waktu untuk bermain. Waktu bermain harus didorong karena permainan juga memberikan pembelajaran. Permainan dapat dijadikan sebagai sarana bagi anak untuk belajar tentang lingkungan dan hal ini merupakan kebutuhan yang sangat penting dan mendasar bagi anak. Dengan metode bermain, anak dapat memenuhi seluruh aspek perkembangan kognitif, afektif, sosial, emosional, gerak, dan bahasa. Bermain bagi anak tidak hanya memberikan kepuasan pada anak, namun bermain membangun karakter dan membangun semangat serta budi pekerti anak.

Anak usia dini merupakan masa yang pesat untuk meningkatkan perkembangan anak. Oleh karena itu perlu adanya program pendidikan anak usia dini dan pendidikan itulah yang menentukan kepribadian anak. Susanto (2013) menyatakan bahwa permainan membentuk sikap mental dan nilai kepribadian anak, antara lain:

Memilih Pemimpin Yang Ideal Bagi Anak Muda

Pendidikan anak usia dini, yaitu: 1) pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan anak, 2) dunia anak adalah dunia bermain, 3) kegiatan pembelajaran dirancang secara cermat untuk menciptakan sistem kerja, 4) kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kecakapan hidup anak, dan 5) belajar mengajar secara progresif dengan mengacu pada prinsip tumbuh kembang anak.

Literasi harus diajarkan kepada anak-anak sebagai syarat dasar dan mendasar dalam pendidikan. Menurut keterangan Kemendikbud, ciri-ciri yang harus muncul dalam diri setiap anak adalah: religius, jujur, toleran, disiplin, rajin, kreatif, mandiri, demokratis, bertakwa, berjiwa nasional, cinta tanah air, menghargai prestasi, bercakap-cakap, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, tanggung jawab, kepedulian dan tanggung jawab terhadap masyarakat. Penanaman karakter bukanlah suatu proses yang cepat, melainkan suatu proses panjang yang berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan.

Pendidikan karakter anak usia dini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan sebagai landasan pengembangan pribadi selanjutnya. Pendidikan karakter pada masa kanak-kanak membentuk pola pikir dan karakter suatu bangsa di masa depan. Mempromosikan nilai-nilai pendidikan karakter dan memperdalam penerapannya melalui keteladanan dan tindakan. Perkembangan kognitif dalam aktivitas bermain berkaitan dengan perkembangan intelektual. Setiap anak mempunyai pola struktur kognitif, baik secara fisik maupun mental. Hal tersebut menjadi dasar perilaku dan aktivitas kecerdasan serta berkaitan erat dengan tahap perkembangan anak. Aktivitas kognitif dan afektif dapat diterapkan pada anak usia dini untuk menunjang interaksi sosial dengan aktivitas bermain. .

Baca juga  Amanat Pantun Biasanya Terdapat Pada Bagian

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pendidikan karakter pada jenjang pendidikan dasar akan mencapai lebih dari pendidikan yang mengajarkan ilmu. Untuk SD sebesar 70 persen, untuk SMA sebesar 60 persen.

Mahasiswa Fkik Universitas Jambi Melakukan Pengabdian Pada Suku Anak Dalam

“Gerakan penguatan literasi menjadi landasan dan inspirasi utama pendidikan,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mandikbad) Mohdazir Effendi.

PPK mengedepankan kembalinya pendidikan nasional pada pemikiran (literasi), hati (etika dan spiritual), perasaan (estetika), dan olah raga (kinestetik). Keempat dimensi pendidikan tersebut hendaknya dilakukan secara menyeluruh dan sekaligus keterpaduan proses pembelajaran kokurikuler, kokurikuler, dan kokurikuler di sekolah harus dilakukan melalui pengembangan budaya sekolah atau kerjasama dengan masyarakat luar. lingkungan pendidikan.

Ada lima nilai inti yang diturunkan dari Panchasila yang menjadi prioritas pengembangan gerakan PPK; Yaitu agama, nasionalisme, integritas, kemandirian dan gotong royong. Masing-masing nilai tidak berdiri dan berkembang secara mandiri, melainkan saling berinteraksi, berkembang secara dinamis dan membentuk suatu kesatuan pribadi.

Nilai-nilai kepribadian religius mencerminkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sikap melaksanakan ajaran dan keyakinan agama, menghargai perbedaan agama, sikap toleran terhadap ibadah agama dan pelaksanaan keyakinan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluknya. dari agama lain. Implementasi nilai-nilai tokoh agama meliputi cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan keyakinan, ketabahan, percaya diri, kerjasama antar pemeluk agama dan keyakinan, pelecehan dan kekerasan, perilaku ramah tamah. Kejujuran, tidak memaksakan kehendak siapapun, cinta lingkungan, melindungi masyarakat miskin dan kurang mampu.

Aksi Bergizi Di Sekolah, Algafry: Peduli Gizi Anak Upaya Pencegahan Stunting

Nilai nasionalisme adalah cara berpikir, berperilaku, dan bertindak yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan nilai yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, serta mengangkat kepentingan bangsa dan negara. Semua demi kepentingan diri sendiri dan kelompok. Sikap menghargai budaya bangsa, menjaga aset budaya bangsa, rela berkorban, pengabdian dan prestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, menghormati hukum, dan semangat kebangsaan telah ditunjukkan.

Sasaran utama, sasaran inovasi pendidikan, sebutkan sasaran utama dari pemasaran sebuah usaha, sasaran utama sistem operasi, mengapa pendidikan itu penting, sasaran supervisi pendidikan, sasaran utama administrasi keuangan, sasaran pendidikan, cara mengubah kuota pendidikan menjadi kuota utama, mengapa amal ibadah lebih utama dilakukan pada bulan ramadhan, mengapa pendidikan, mengapa pendidikan sangat penting