Kebijakan Irigasi Dalam Politik Etis Untuk Membangun

Kebijakan Irigasi Dalam Politik Etis Untuk Membangun – 2 Politik Etis atau Politik Balas Dendam merupakan suatu gagasan yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial mempunyai tanggung jawab moral terhadap kesejahteraan warganya. Ide ini merupakan kritik politik terhadap pertanian paksa. Kemunculan Ahli Etika diawali oleh Pieter Brooshooft (jurnalis Surat Kabar De Locomotief) dan C.Th. van Deventer (politisi) rupanya membuka mata pemerintah kolonial untuk lebih memperhatikan penderitaan warga terbelakang.

4 TRILOGI VAN DEVENTER Irigasi, pembangunan dan perbaikan badan air dan bendungan untuk pertanian Emigrasi yaitu mengajak masyarakat untuk bermigrasi Perluasan bidang pengajaran dan pendidikan (education).

Kebijakan Irigasi Dalam Politik Etis Untuk Membangun

Pertama, menyiram. Belanda terkenal dengan keahliannya di bidang teknologi perairan. Laut di Belanda bisa dibanjiri dan dijadikan pusat kota. Jadi, dari segi teknologi irigasi, Belanda juaranya. Melalui kebijakan irigasi, Belanda menciptakan jaringan irigasi yang diperlukan untuk mengairi sawah dan ladang ala Belanda. Sekali lagi, undang-undang ini bukanlah undang-undang untuk membalas dendam kepada Belanda, melainkan untuk mengambil lebih banyak kekayaan dari wilayah jajahan.

Tolong Dibantu Ya Kaka Ips Sejarah Nomor 82 Aja

6 Kedua, pendidikan. Kebijakan pendidikan adalah memberikan kesempatan kepada penjajah untuk bersekolah. Oleh karena itu, Belanda melakukan penambahan jumlah sekolah secara signifikan. Pembukaan sekolah ini juga memberikan peluang untuk membuka sekolah kepelatihan untuk mencari pelatih. Informasi diperoleh dari Kementerian Penjajahan pada tanggal 16 Desember 1901 bahwa jumlah murid sekolah guru di Kukwidwa bertambah dari 50 menjadi 100 orang, di Yogyakarta dari 75 menjadi 100 orang, di Probolinggo dari 75 menjadi 100 orang, di Semarang a sekolah guru baru dibuka dengan 100 siswa. masyarakat (Dedi Supriadi, 2003: 11). Tapi, apakah dengan cara ini masyarakat kolonial bisa mendapatkan pendidikan secara merata? Tidak, karena yang mendapat kesempatan mengenyam pendidikan ini biasanya adalah golongan istimewa, dengan tujuan diangkat menjadi pekerja Belanda.

Baca juga  Pelaksanaan Hak Kewajiban Dan Tanggung Jawab Harus

1. ELS (Eurospeesch Lagere School) atau disebut juga HIS (Hollandsch Inlandsch School) adalah sekolah dasar dengan masa studi sekitar tujuh tahun. Sekolah ini menggunakan sistem dan metode yang sama dengan sekolah di Belanda. 2. HBS (Hogere Burger School) merupakan sekolah menengah negeri pertama yang masa studinya lima tahun. AMS (Algemeen Metdelbare School) mirip dengan HBS, namun pada jenjang SMP/SMA. 3. Sekolah Bumi Putera (Inlandsch School) memiliki bahasa pengantar daerah dan masa studi lima tahun. 4. Sekolah Desa (Volksch School) yang bahasa pengantarnya adalah bahasa daerah dan lama belajarnya adalah tiga tahun.

8 5. Sekolah menengah sekolah desa (Vervolksch School) mengajarkan bahasa daerah dan masa belajar dua tahun. 6. Sekolah Peralihan (Schakel School), yaitu sekolah menengah atas untuk sekolah desa dengan masa belajar lima tahun dan menggunakan bahasa Belanda dalam kegiatan belajar mengajar. 7. SMA MULO singkatan dari Meer Uitgebreid Lager Onderwijs yang pada masa itu mempunyai jenjang yang sama dengan SMP/SMA dibandingkan sekarang. 8. Stovia (Sekolah Tot Opleiding Van Inlansche Artsen) yang sering disebut Sekolah Dokter Jawa mempunyai masa studi 7 tahun sebagai kelanjutan dari MULO.

9 Ketiga, migrasi. Yang dimaksud dengan migrasi adalah proses perpindahan penduduk dari Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa, untuk menjadi buruh di ladang atau daerah pertambangan Belanda. Pekerja kontrak asal Pulau Jawa dikirim ke perkebunan karet di Pematang Siantar, Sumatera Utara, kawasan pertambangan batu bara di Sawahlunto, Sumatera Barat, bahkan hingga ke wilayah perantauan Belanda. Tujuan pertama dari kebijakan ini dipandang sebagai kebijakan yang bersifat simbiosis mutualistik, karena di satu sisi akan membantu Belanda, namun juga meningkatkan taraf hidup masyarakat di sisi lain. Namun kenyataannya tidak demikian. Undang-undang ini juga menguntungkan Belanda. Belanda banyak mengambil hasil pertanian dan pertambangan dari Indonesia. Sementara rakyatnya masih miskin dan tertindas.

Soal Pts Pkn Kelas 8 Online Exercise For

Agar situs web ini berfungsi, kami mengumpulkan data pengguna dan membaginya dengan pemroses. Untuk menggunakan situs web ini, Anda harus menyetujui Kebijakan Privasi kami, termasuk kebijakan cookie. Politik Etis adalah politik “retribusi” yang dimulai dalam sejarah pada masa pergerakan dunia. Berikut ini adalah tujuan, tokoh, isi dan hasil Politik Etis.

Baca juga  Golongan Sosial Paling Rendah

Politik Etis merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda mulai tanggal 17 September 1901. Politik Etis dikenal juga dengan istilah Politik Balas Dendam.

Politik Etis dimulai dalam sejarah pada masa pergerakan nasional di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Politik Etis dimulai dengan hukum pertanian paksa.

Pada tahun 1830, Johannes van den Bosch, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, memberlakukan kebijakan pertanian wajib.

Tumbuh Dan Berkembangnya Semangat Kebangsaan

Tujuan dan Tokoh Politik Etis Kritik dan penolakan terhadap penggunaan pertanian paksa mulai bermunculan, bahkan dari pihak Belanda sendiri. Alhasil, diambil dari artikel berjudul “Politik Etis Sebagai Awal Lahirnya Tokoh Pergerakan Nasional” di website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sistem pertanian wajib akhirnya dihentikan pada tahun 1863.

Namun pertanian paksa telah menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, banyak pekerja asal Belanda seperti Pieter Brooshooft dan C. van Deventer mengembangkan konsep Politik Etis sebagai sarana balas dendam terhadap bangsa Indonesia.

Pada tahun 1899. Rupanya tekanan tersebut diterima oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Sejak 17 September 1901, Politik Etis diresmikan.

Isi Politik Etis Politik Etis menitikberatkan pada pengambilan kebijakan, kesejahteraan masyarakat dan kerja keras. Dari segi isi, ada tiga program utama yaitu irigasi, pendidikan, dan migrasi.

Hubungan Politik Etis Dengan Tumbuhnya Kesadaran Kebangsaan Indonesia

1. Irigasi Pada proyek ini, pemerintah Hindia Belanda membangun fasilitas untuk menunjang kesejahteraan masyarakat. Peralatan dan fasilitas disediakan untuk mendukung kegiatan pertanian dan penanaman, termasuk pembangunan kolam, peningkatan sanitasi, metode transportasi untuk mengangkut produk pertanian, dll.

2. Pendidikan Melalui program pendidikan, dilakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan upaya penurunan angka buta huruf di masyarakat. Selain itu, proses penyediaan sekolah sudah dimulai.

Baca juga  Jelaskan Proses Penenunan Bahan Serat Alam

3. Migrasi Program migrasi digunakan untuk menetapnya penduduk di Hindia Belanda atau Indonesia. Pada tahun 1900 saja, Pulau Jawa dan Madura dihuni oleh 14 juta jiwa.

Melalui undang-undang ini yang berlaku mulai tahun 1901, dibangun pemukiman di Sumatera yang menyediakan tempat bagi masyarakat untuk bermigrasi dari daerah padat penduduk.

Dampak Politik Etis

Dampak Politik Balasan Budi Pada awalnya, kebijakan Politik Etis terkesan menguntungkan masyarakat Indonesia. Namun dalam perjalanannya, terjadi kesalahan Balasan Politik Budi yang dilakukan Belanda.

Dampak Negatif Dalam skema irigasi, sistem irigasi yang ditujukan untuk kegiatan pertanian tidak berada dalam kondisi yang baik. Kebetulan air yang disalurkan hanya untuk orang Belanda, sedangkan penduduk di negara tersebut seolah menghadapi kendala sehingga menghambat aktivitas pertanian mereka.

Kemudian dalam program pendidikan, pemerintah kolonial Hindia Belanda mempunyai niat buruk. Mereka ingin mencari pekerja dengan kualitas kekayaan tinggi namun gaji rendah.

Program pendidikan yang dirancang untuk semua kalangan justru dikuasai oleh kelompok kaya atau hanya dari kalangan elite sehingga menimbulkan diskriminasi dalam bidang pendidikan.

Kebijakan Politik Etis 1901

Dampak Positif Meskipun pelecehan terjadi dengan dampak negatif, namun Politik Etis mempunyai beberapa dampak positif bagi bangsa Indonesia.

Penerapan Politik Etis menyebabkan lahirnya berbagai organisasi dan organisasi daerah dan nasional di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Indische Partij, dan lain-lain.

Program pendidikan yang ditawarkan Politik Etis menghasilkan insan-insan terpelajar dari masyarakat. Mereka mengawali era organisasi nasional dengan mendirikan berbagai organisasi yang memperjuangkan gagasan, ilmu pengetahuan, dan politik.

Belakangan, berbagai organisasi tersebut mengubah perilakunya menjadi partai politik yang memperjuangkan kesetaraan atau mulai mengupayakan kemerdekaan Indonesia.

Politik Etis, Pencetus Dan Dampaknya Bagi Indonesia

Politik Etis berakhir ketika Belanda menyerah kepada Jepang pada tahun 1942 dalam Perang Asia Timur Raya atau Perang Dunia II.

Pada tahun 1945, giliran Jepang yang kalah dalam Perang Dunia II sehingga membuka pintu bagi bangsa Indonesia untuk mendeklarasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pelopor politik etis, jelaskan tentang politik etis, kebijakan politik etis, contoh politik etis, 3 program politik etis, politik etis, ppt politik etis, sejarah politik etis, politik etis dikemukakan oleh, pencetus politik etis, pengertian politik etis, tokoh pencetus politik etis