Keadaan Alam Pulau Sumatera

Keadaan Alam Pulau Sumatera – Terdiri dari berbagai pulau dan kondisi geografis, Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya yang dikandungnya. Setiap pulau di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang membuat Indonesia menjadi negara yang unik. Berikut kondisi geografis Sumatera berdasarkan peta beserta ciri-cirinya yang harus Anda ketahui.

Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah kondisi geografis. Disusun oleh Sri Pujiastuti, dkk (2007:23) dalam buku IPS Terpadu: Jilid 1B menyatakan bahwa kondisi geologi suatu daerah dapat diketahui melalui peta. Kondisi geografis suatu wilayah memiliki pengaruh yang berbeda terhadap gaya hidup masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Hal yang sama berlaku untuk pulau Sumatera.

Keadaan Alam Pulau Sumatera

Sumatera, salah satu pulau utama Indonesia, terletak di bagian barat Indonesia. Pulau ini menyimpan banyak sekali kekayaan alam dan keistimewaan yang membedakan Pulau Sumatera dengan pulau-pulau lain di Indonesia.

Pulau Pisang Lampung

Dalam Ilmu Sosial, diedit oleh Sugahersono, Anna Wayan Legawa, Tegu Daliuno, dan Mokh. Inoue, Mohd Noor Rahman, Katur Razmyati dan Soweto Eko Pramono (2008: 6) menunjukkan bahwa Sumatera memiliki kondisi geologi yang berawa dan banyak sungai yang panjang.

Kondisi geografis Sumatera berdasarkan peta menunjukkan bahwa Sumatera memiliki banyak perairan. Jadi alat transportasi utama atau yang banyak digunakan di Sumatera adalah perahu, perahu dan alat transportasi air lainnya.

Apalagi kondisi geografis Pulau Sumatera berdasarkan peta menunjukkan Pulau Sumatera terbentang sekitar 1.500 kilometer dari Pegunungan Bukit Barisan dari barat laut ke tenggara. Di sepanjang Bukit Barisan terdapat puluhan gunung, gunung berapi aktif dan tidak aktif

Memang, kondisi geografis Sumatera mempengaruhi banyak faktor, mulai dari cara hidup penduduk hingga moda transportasi yang banyak digunakan penduduk. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui seperti apa kondisi geografis suatu tempat agar lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. (DAP) merupakan pulau terbesar keenam di dunia yang terletak di Indonesia dengan luas 473.481 kilometer persegi. Populasi pulau ini sekitar 57.940.351 (sensus 2018). Pulau ini juga dikenal dengan nama lain, misalnya Isla Percha, Andalusia, atau Svarnaduipa (Sanskerta, berarti “pulau emas”). Dalam prasasti Patang Roko tahun 1286, tertulis Swarnabhumi (Sanskerta, berarti “tanah emas”) dan Bahmi Mallyu (“Tanah Melayu”) untuk menyebut pulau tersebut. Juga, manuskrip Negarakertagama abad ke-14 menyebutkan “Bumi Malayu” (Melayu) di pulau itu.

Baca juga  Informasi Geografis Yang Dapat Diperoleh Pada Peta Adalah

Lkpd Kondisi Alam Worksheet

Nama Sumatera berasal dari keberadaan kerajaan bahari (terletak di pantai timur Aceh). Dimulai dengan kunjungan petualang Maroko Ibnu Battuta ke negara itu pada tahun 1345, ia mengucapkan kata Samudra sebagai Shumatra.

Belakangan menjadi Sumatra, dan nama itu dimasukkan dalam peta abad XVI yang digambar oleh Portugis untuk menyebut pulau itu, hingga masih dikenal luas.

Nama asli Sumatera yang tercatat dalam sumber sejarah dan cerita rakyat adalah “Pulau Emas”. Dalam cerita Sindhua Mato dari Minangkabau kita menemukan istilah Pulau Ameh (bahasa Minankabau artinya pulau emas). Dalam cerita rakyat Lampung, nama Tanuh Mas ditulis untuk menyebut pulau Sumatera. Sumatera diberi nama Chin-Chow yang berarti “Tanah Emas” oleh seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing (634-713) yang tinggal di Sriwijaya (sekarang Palembang) pada abad ke-7.

Dalam berbagai prasasti, Sumatera disebut dalam bahasa Sanskerta sebagai Suvarnadweep (“Pulau Emas”) atau Suvarnabhumi (“Tanah Emas”). Nama-nama ini digunakan dalam teks India sebelum Kristus. Buku Jataka, salah satu kitab Buddha tertua, menceritakan tentang para pelaut India yang menyeberangi Teluk Benggala dan mencapai Tanah Emas. Dalam cerita Ramayana, dikisahkan pencarian Devi Cinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Swarnadweep.

Tolong Ya Kak Dijawab Aku Kasih Poin Banyak Nih…

Pelancong Arab menyebut Sumatra “Serendib” (lebih tepatnya: “Suvarandib”), transliterasi dari nama Suvarnadweep. Abu Rayhan al-Biruni, seorang ahli geografi Persia yang mengunjungi Sriwijaya pada tahun 1030, menyatakan bahwa kerajaan Sriwijaya terletak di pulau Swarandab. Tapi ada orang yang mengidentifikasi Sri Lanka dengan Sri Lanka dan tidak pernah menyebut mereka Suvarnadweep.

Di kalangan orang Yunani kuno, Sumatera dikenal dengan nama Taprobana. Nama Taprobana Insula digunakan oleh ahli geografi Yunani abad ke-2 M, Claudius Ptolemy, tepatnya pada tahun 165 M, ketika ia menggambarkan wilayah Asia Tenggara dalam ahli geografinya Hyphegesis. Ptolemeus menulis bahwa ada sebuah kerajaan bernama Barusai di pulau Taprobana. Negeri yang dimaksud adalah Paras, di pesisir barat Sumatera yang dikenal sejak zaman dahulu sebagai penghasil kapur barus.

Teks Yunani tahun 1970-an Periplus tes Erythras Thalassos mengungkapkan bahwa Taprobana juga disebut Chris Nesos, yang berarti “Pulau Emas”. Sejak zaman dahulu, para pedagang dari sekitar Mediterania telah mengunjungi Nusantara, khususnya Sumatera. Bersamaan dengan pencarian emas, mereka juga mencari kemenyan (Styrax sumatrana) dan kapur barus (Dryobalanops aromatica), yang saat itu hanya ditemukan di Sumatera. Di sisi lain, pedagang dari Nusantara juga menjual barang dagangannya ke Asia Barat dan Afrika Timur, sebagaimana disebutkan dalam naskah Historia Naturalis karya Pliny dari abad ke-1 Masehi.

Baca juga  Jelaskan Yang Dimaksud Dengan Variasi Dan Kombinasi Permainan Bola Voli

Melchim pasal 9 dalam Kitab Yehuda menjelaskan Nabi Suleiman hal. Raja Israel membeli 420 talenta emas dari Hiram, raja Tirus di bawah komandonya. Emas itu berasal dari negeri Ofir. Kitab Al-Qur’an, Surah Al-Anbiya 81, menjelaskan bahwa kapal Nabi Sulaiman berlayar ke “negeri yang Kami berkahi” (negeri yang Kami berkahi).

Gambar Peta Aceh Lengkap Dengan Nama Kabupaten Dan Kota

Banyak sejarawan berpendapat bahwa Kerajaan Ofir berada di Sumatera (Gunung Ofir di Basaman Barat, Sumatera Barat, sekarang disebut Gunung Talamau?). Perlu diketahui bahwa kota Tirus merupakan pusat pemasaran barang-barang yang berasal dari Timur Jauh. Ptolemy juga menulis Geografi Hyphegesis berdasarkan informasi dari seorang pedagang Tyrian bernama Marinus. Banyak petualang Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 mencari emas di Sumatera, tempat negeri Nabi Sulaiman berada.

Penyebutan nama Sumatera pertama kali berasal dari gelar Sriwijaya Haji Sumatrabhumi Raja (“Raja Sumatera”).

Berdasarkan berita Tiongkok, dia mengirim utusan ke Tiongkok pada tahun 1017. Pendapat lain menyebutkan bahwa nama Sumatera berasal dari nama sebuah kerajaan di Aceh pada abad ke-13 dan ke-14. Sejak abad ke-15, para pelancong Eropa menggunakan nama kerajaan untuk menyebut seluruh pulau. Begitu pula dengan pulau Kalimantan, dari namanya Brunei, bagian utara pulau ini pertama kali dikunjungi orang Eropa. Demikian pula Pulau Lombok dahulu bernama Selaparang, sedangkan Lombok adalah nama daerah di pesisir timur Pulau Selaparang yang pertama kali dikunjungi oleh para pelaut Portugis.

Transisi dari lautan (nama negara) ke Sumatera (nama pulau) menarik untuk dijelajahi. Odorico da Pordenone, dalam catatan perjalanannya pada tahun 1318, mengatakan bahwa dia berlayar ke arah timur dari Coromandel, India, selama 20 hari, dan kemudian mencapai kerajaan Sumoltra. Dalam Journey to the East, Ibnu Battuta melaporkan bahwa ia singgah di kerajaan Samatra pada tahun 1345. Pada abad berikutnya, nama negara atau negara Aceh digunakan oleh para pelancong lain untuk menyebut seluruh pulau.

Peta Pulau Sumatera Lengkap Dengan Keterangan Provinsi

Pada tahun 1490, Ibnu Majah menggambar peta wilayah di sekitar Samudra Hindia dan menulis pulau itu “Sumatera”. Peta karya Ibnu Majah ini disalin oleh Rotor pada tahun 1498 dan muncul nama “Kamatara”. Peta tahun 1501 Amerigo Vespucci memiliki nama “Samatara”, sedangkan peta tahun 1506 Maser memiliki nama “Samatra”. Rui Darujo menamakannya pulau “Camatra” pada tahun 1510, dan Alfonso Albuquerque menulisnya sebagai “Camatora” pada tahun 1512. Pada tahun 1521 Antonio Pigafetta menggunakan nama yang “benar”: “Somatra”. Tetapi banyak catatan pelancong lain yang lebih “kacau” dan saya menulis: “Samothera”, “Samotra”, “Sumotra”, “Samatra”, “Samotora”.

Baca juga  Keadaan Yang Menggambarkan Suatu Komunitas Adalah

Dari Jan Huygen van Linschoten dan Sir Francis Drake pada abad ke-16, catatan Belanda dan Inggris selalu konsisten dalam penggambaran Sumatera. Bentuk ini menjadi standar dan kemudian disesuaikan dengan Indonesia: Sumatera

. Haji Yuva Rajya yang tertulis dalam prasasti Hujung Langit Yuvaraja yang mengembangkan Sriwijaya di Indonesia pada abad ke-9 menggunakan istilah patron untuk menyebut raja Sriwijaya, Seri Hariva.

. Kerajaan ini berasal dari Sumatera bagian selatan yang menguasai Selat Malaka, dan kekuasaan Sriwijaya Kedatuan didasarkan pada perdagangan internasional dengan Cina dan India.

Dinas Kelautan Dan Perikanan Aceh

. Raja-raja Sriwijaya mendirikan biara di Negapattam di India Tenggara. Pada abad ke-10 M, kerajaan Chola India yang dikembangkan oleh Sriwijaya menguasai sebagian besar pulau Jawa.

. Pada tahun 1025 Sriwijaya, untuk memblokir kerajaan Chola India di jalur laut antara Asia Tenggara, menaklukkan kerajaan di Palembang, menangkap raja dan semua anggota keluarganya, termasuk pejabat kerajaan dan pembantunya, serta menyita kekayaannya. Pada awal abad ke-20, Kidatuan Sriwijaya menjadi kerajaan yang kecil dan raja terakhirnya adalah seorang bernama Ratu Sekromong, yang digulingkan pada abad ke-13 oleh keturunan Ratu Ngelang Paksi dalam pertumpahan darah. Dari Sultan. Iskandar Zulkarnain

, ketika terjadi konflik sipil dengan kerajaan Majapahit di wilayah Jawa, lambat laun kekuatannya menurun akibat konflik tersebut. Keturunan raja-raja Majapahit memanfaatkannya untuk mendirikan kerajaan Islam di pulau Jawa yaitu kerajaan Demak, meskipun masih bersifat lokal.

. Bagian atas piramida dapat direduksi menjadi piramida kerajaan yang didirikan Tuhan pada tahun 688 pada abad ke-7 H, dan Nusantara dijajah oleh Belanda pada tahun 1601. Negara tempat Indonesia berasal

Bukit Gajah Bobok Tiket & Aktivitas Februari 2023

Pada umumnya pulau Sumatera didiami oleh masyarakat Melayu yang terbagi dalam beberapa suku/sub suku. Suku besar lainnya selain Melayu adalah Batak, Jawi, Minangkabau, Ashe, Lampung, Karo, Nias, Regang, Komreng, Gayo dan suku lainnya. Banyak orang Cina dan India tinggal di pantai timur Sumatera dan di banyak kota besar seperti Medan, Batam, Palembang, Pekanbaru dan Bandar Lampung. Orang Sumatera bermata pencaharian sebagai petani, nelayan dan pedagang.

Sebagian besar penduduk Sumatera beragama Islam, dengan persentase kecil menganut agama Kristen Protestan, khususnya di Kabupaten Tapanuli dan Toba Samosir Sumatera Utara. Di daerah perkotaan seperti Medan, Pekanbaru, Batam dan Pankal Pinang,

Map pulau sumatera, gambar peta pulau sumatera, peta pulau sumatera, rumah adat pulau sumatera, kenampakan alam di pulau sumatera, kenampakan alam pulau sumatera, foto pulau sumatera, sejarah pulau sumatera, pakaian adat pulau sumatera, peta pulau sumatera utara, keadaan alam pulau bali, kekayaan alam pulau sumatera