Daratan Pulau Jawa

Daratan Pulau Jawa – 7°29′30″S 110°00′16″BT / 7,49167°LS 110,00444°BT / -7,49167; 110.00444 Koordinat: 7°29′30″S 110°00′16″BT / 7.49167°S 110.00444°BT / -7.49167; 110.00444

Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia yang terletak di Kepulauan Sunda Besar dan merupakan pulau terbesar ke-13 di dunia. Pulau Jawa berpenduduk sekitar 150 juta jiwa. 60% dari total penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Angka tersebut menurun dibandingkan sensus tahun 1905 yang mencapai 80,6% dari total penduduk Indonesia. Persentase penurunan jumlah penduduk di Pulau Jawa disebabkan adanya perpindahan penduduk (transmigrasi) dari Pulau Jawa ke wilayah lain di Indonesia. Jakarta adalah ibu kota Indonesia dan terletak di barat laut Pulau Jawa (sebenarnya di sisi barat jalur Pantura).

Daratan Pulau Jawa

Jawa adalah pulau yang sebagian besar tercipta dari aktivitas gunung berapi. Rangkaian pegunungan vulkanik membentuk rantai yang membentang dari timur ke barat pulau, dengan dataran endapan fluvial di utara. Pulau Jawa dipisahkan oleh selat dari beberapa pulau utama, yaitu Pulau Sumatera di barat laut, Pulau Kalimantan di utara, Pulau Madura di timur laut, dan Pulau Bali di timur. Sedangkan di selatan Pulau Jawa terbentang Samudera Hindia.

Seperti Apa Bentang Alam Pulau Jawa Secara Umum? Cari Jawaban Kelas 5 Sd Tema 1

Banyak kisah sejarah Indonesia yang terjadi di pulau ini. Dahulu Pulau Jawa merupakan pusat beberapa kerajaan Hindu-Buddha, Kesultanan Islam, pemerintahan kolonial Hindia Belanda, dan pusat pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pulau ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan sosial, politik dan ekonomi Indonesia.

Mayoritas penduduknya berbicara dalam tiga bahasa utama. Bahasa Jawa adalah bahasa ibu dari 100 juta orang Indonesia, dan sebagian besar penuturnya tinggal di pulau Jawa. Sebagian besar penduduknya adalah bilingual, berbicara bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama atau kedua. Dua bahasa penting lainnya adalah bahasa Sunda dan Belize. Mayoritas penduduk Pulau Jawa beragama Islam. Namun, masih terdapat perbedaan keyakinan, agama, suku, dan budaya di pulau tersebut.

Pulau ini secara administratif terbagi menjadi enam provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, serta dua daerah khusus yaitu DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.

Asal usul nama “Jawa” dapat ditelusuri ke kronik Sansekerta yang menyebutkan keberadaan sebuah pulau bernama Yavadvip(a) (dvipa berarti “pulau”, dan yava juga berarti “barley” atau “biji-bijian”).

Baca juga  Ragam Hias Di Sebut Juga

Bupati Usulkan 4 Pulau Reklamasi Pik 1 Di Jakut Masuk Kepulauan Seribu, Begini Alasannya

Baik biji-bijian tersebut berupa millet (Setaria italica) atau beras, keduanya ditemukan berlimpah di pulau ini sebelum masuknya pengaruh India.

Yavadvipa disebutkan dalam epos India, Ramayana. Sugriwa, sang vanara (manusia peta) panglima pasukan Sri Rama, mengirim utusannya ke Yavadwipa (Pulau Jawa) untuk mencari Dewi Sita.

Pulau bernama Yabadiu atau Yabadiu disebutkan dalam karya Ptolemy Geography yang dibuat sekitar tahun 150 M di Kekaisaran Romawi. Dikatakan bahwa Yabadiu berarti “pulau jelai”, juga kaya akan emas, dan terdapat kota perak bernama Argyra di ujung barat. Namanya mewakili Jawa,

Laporan tahunan Songshu dan Liangshu disebut Java She-po (abad ke-5 M), He-ling (640-818 M), lalu ia membawa Zi-po lagi ke Dinasti Yuan (1271-1368), tempat ia memulainya. mengatakan. Jau-wa (爪哇).

Kondisi Geografis Pulau Jawa Berdasarkan Peta 1.luas

:12 Menurut catatan Ma Huan (yaitu Yingya Shenlan), orang Tionghoa menyebut Java Chao-Wa, dan sebelumnya pulau ini disebut 阇婆 (She-pó atau She-bó).

:86 Sulaiman al-Taghir al-Sirafi menyebutkan dua pulau penting yang memisahkan Arab Saudi dan Cina: yang pertama adalah al-Rami dengan panjang 800 parasang, dikenal sebagai Sumatera, dan yang kedua adalah Zabaj (Arab: الزابج , Indonesia: Sabak ), 400 parasang panjang yang dikenal dengan bahasa Jawa.

:30-31 Ketika John Muirignoli (1338-1353) kembali dari Tiongkok ke Belgia, ia singgah di kerajaan Saba, yang menurutnya memiliki banyak gajah dan diperintah oleh seorang ratu; Nama Kakek bisa jadi merupakan interpretasi dari She-Boo.

(Halaman 2, 192-194) Afanasig Nikitin, seorang pedagang dari Tver (di Rusia), melakukan perjalanan ke India pada tahun 1466 dan menggambarkan tanah Yahá dalam buku hariannya, yang ia sebut Shabait (shabait/šabajte).

Batas Laut Dan Daratan Pulau Jawa Adalah… ( Tolong Jawab Yang Benar Ya )

Kata “saba” sendiri berasal dari bahasa Jawa kawi yaitu saba yang berarti “salam” atau “selamat tinggal”. Dengan demikian, kata tersebut dapat diartikan sebagai “tempat sabun”.[13] Menurut Fahmi Basia, kata tersebut berarti “tempat sabun”, “tempat asf” atau “tempat berkumpulnya orang-orang”.[14]: 162-172

Merupakan salah satu aksara tradisional Indonesia yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa dan beberapa bahasa daerah Indonesia lainnya seperti Sunda dan Sasak.

Berdasarkan tradisi lisan, aksara Jawa diciptakan oleh Aji Saka, seorang tokoh yang berasal dari India, dari suku Shaka (Scythia). Legenda tersebut melambangkan datangnya Dharma (ajaran dan peradaban Hindu-Buddha) ke Pulau Jawa. Saat ini kata saka masih digunakan sebagai istilah dalam bahasa Jawa, saka atau soko, yang berarti penting, landasan atau permulaan. Aji Saka berarti “raja asli” atau “raja pertama”.

Tiga fosil manusia Jawa berukuran besar yang ditemukan pada tahun 1891-92: tengkorak, gigi geraham, dan tulang paha, masing-masing dilihat dari dua sudut berbeda.

Baca juga  Jelaskan Pengertian Kebutuhan

Pesona Bawah Laut “karimun Jawa”

Pulau Jawa merupakan bagian dari kepulauan besar Sunda dan paparan Sunda yang pada masa sebelum mencairnya es di ujung tenggara benua Asia. Sisa-sisa fosil Homo erectus yang biasa dikenal dengan manusia Jawa ditemukan di tepian Sungai Bengawan Solo dan diperkirakan berasal dari 1,7 juta tahun yang lalu.

Situs Sangiran di Pulau Jawa merupakan situs prasejarah yang penting. Beberapa bangunan megalitik telah ditemukan di Pulau Jawa, seperti menhir, dolmen, meja batu, dan piramida berundak yang biasa disebut punden berundak. Punden berundak dan menhir banyak ditemukan pada situs megalitik di Paguyangan, Sisolok dan Gunung Padang, Jawa Barat. Situs megalitik Sipari yang juga ditemukan di Jawa Barat menunjukkan struktur monolitik, platform batu, dan sarkofagus.

Teras Punden dianggap sebagai struktur asli nusantara dan menjadi desain dasar bangunan candi pada masa Kerajaan Hindu-Buddha Nusantara setelah penduduk setempat mendapat pengaruh peradaban Hindu-Buddha dari India. Pada abad ke-4 SM hingga abad ke-1 atau ke-5 M, kebudayaan Buni yaitu kebudayaan gerabah tanah liat berkembang di pesisir utara Jawa Barat. Kebudayaan protosejarah ini merupakan pendahulu kerajaan Tarumanagara.

Pulau Jawa yang sangat subur dan memiliki curah hujan yang tinggi memungkinkan berkembangnya budidaya padi di lahan basah sehingga mendorong terjalinnya tingkat kerjasama antar desa yang semakin kompleks. Dari kota-kota yang terhubung ini, kerajaan-kerajaan kecil berkembang. Pegunungan vulkanik dan dataran tinggi di sekitarnya yang membentang di sepanjang Pulau Jawa membuat wilayah pedalaman pulau dan komunitasnya cukup terisolasi dari pengaruh luar.

Peta Pulau Jawa

Pada masa sebelum berkembangnya negara-negara Islam dan datangnya kolonialisme Eropa, sungai merupakan sarana komunikasi utama masyarakat, meskipun sebagian besar sungai di Jawa beraliran pendek. Hanya sungai Brantas dan Bengawan Solo yang dapat menjadi penghubung jarak jauh, sehingga terciptalah pusat-pusat kerajaan besar di lembah sungai tersebut.

Sistem transportasi yang terdiri dari jaringan jalan, jembatan permanen, dan pos pengumpulan tol diperkirakan telah terbentuk di pulau Jawa setidaknya pada pertengahan abad ke-17. Penguasa setempat mempunyai kekuasaan atas jalan raya, musim hujan yang lebat juga dapat menghambat perjalanan, dan oleh karena itu penggunaan jalan bergantung pada pemeliharaan yang terus-menerus. Bisa dikatakan komunikasi antar masyarakat Pulau Jawa pada masa itu sulit.

Munculnya peradaban di Pulau Jawa sering dikaitkan dengan kisah Aji Saka yang datang ke Pulau Jawa pada tahun 78 Masehi. Meskipun Aji Saka konon membawa peradaban di tanah Jawa, namun kisah Aji Saka mendapat beberapa sanggahan dan sanggahan dari sumber sejarah lain. Ramayana karya Valmiki, yang ditulis sekitar tahun 500 SM, menunjukkan bahwa Jawa memiliki organisasi pemerintahan kerajaan jauh sebelum sejarah:

Baca juga  Nama-nama Pantai Di Pulau Sumatera

“Yavadvipa dihiasi tujuh kerajaan, pulau emas dan perak, kaya akan tambang emas, dan ada Gunung Cicira (dingin) yang puncaknya menyentuh langit.” [19] (hal.6)

Pulau Sangiang: Kisah Sulitnya Warga Mengakses Hak Konstitusional

Menurut catatan Cina Ming Shǐ, kerajaan Jawa didirikan pada tahun 65 SM, atau 143 tahun sebelum dimulainya sejarah Aji Saka.

Kisah Saka atau Aji Saka merupakan cerita Jawa Baru. Cerita ini tidak ada hubungannya dengan teks Jawa kuno. Ceritanya menceritakan tentang peristiwa di kerajaan Medang Kamulan di Pulau Jawa pada masa lampau. Saat itu Raja Medang Kamulan Prabu Dewata Cengkar digantikan oleh Aji Saka. Kisah ini dianggap sebagai metafora masuknya orang India ke Pulau Jawa. Merujuk pada informasi mengenai Dinasti Liang, kerajaan Jawa terpecah menjadi dua yaitu kerajaan sebelum penerapan agama Hindu dan kerajaan setelah penerapan tradisi Hindu yang dimulai pada tahun 78 Masehi.

Kerajaan Taruma dan Kerajaan Sunda muncul di Jawa Barat masing-masing pada abad ke-4 dan ke-7, dan Kerajaan Medang merupakan kerajaan besar pertama yang didirikan di Jawa Tengah pada awal abad ke-8. Kerajaan Medang menganut agama Hindu dan memuja Dewa Siwa, dan kerajaan ini membangun beberapa candi Hindu paling awal di Jawa yang terletak di Dataran Tinggi Dieng. Di Dataran Kedu pada abad ke-8 berkembang Dinasti Sailendra yang merupakan pelindung agama Budha Mahayana. Kerajaannya membangun berbagai candi pada abad ke-9, termasuk Borobudur dan Prambanan di Jawa Tengah.

Sekitar abad ke-10, pusat kekuasaan bergeser dari pusat ke arah timur Pulau Jawa. Di wilayah timur terdapat kerajaan Kadiri, Singhasari dan Majapahit yang sebagian besar bergantung pada pertanian padi. Namun mengembangkan perdagangan antara kepulauan Indonesia, Tiongkok, dan India.

Membelah Jawa Dan Sumatera…ini 6 Fakta Dahsyatnya Letusan Nenek Moyang Krakatau

Raden Wijaya berdirinya Majapahit, dan kekuasaannya mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (memerintah 1350-1389). Kerajaan ini mengklaim kedaulatan atas seluruh kepulauan Indonesia, meski kendali langsungnya terbatas di Jawa, Bali, dan Madura. Gajah Mada adalah seorang Mahapat pada masa Hayam Wuruk, yang memimpin banyak penaklukan wilayah kerajaan. Kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa sebelumnya mendasarkan kekuasaannya pada pertanian. Namun Majapahit berhasil menguasai pelabuhan dan jalur pelayaran, sehingga menjadi kerajaan komersial pertama di Jawa. Majapahit mengalami kemunduran setelah meninggalnya Hayam Wuruk dan masuknya Islam ke Indonesia.

Pada akhir abad ke-16, perkembangan Islam menyalip Hindu dan Budha sebagai agama dominan di Jawa. Munculnya kerajaan Islam di Pulau Jawa juga tidak terlepas dari peran Walisongo. Pada mulanya penyebaran agama Islam sangat cepat dan diterima oleh masyarakat awam, hingga akhirnya shalat diperkenalkan dan para penguasa pulau melaksanakannya.

Kerajaan Islam pertama yang tercatat

Wisata pulau karimun jawa, untung jawa pulau seribu, peta pulau jawa, pulau jawa, pulau untung jawa, villa pulau untung jawa, penginapan pulau untung jawa, batas daratan pulau sumatera, homestay pulau untung jawa, destinasi wisata pulau jawa, pulau karimun jawa, daratan pulau sumatera