Berperan Untuk Memperindah Lingkungan Merupakan

Berperan Untuk Memperindah Lingkungan Merupakan – Banyak pihak yang mengatakan bahwa generasi muda saat ini kurang saling menghormati, menghormati orang yang lebih tua, dan kasih sayang terhadap mereka yang menderita dianggap bias. Contoh nyatanya adalah memperbolehkan orang lanjut usia, ibu hamil, atau ibu dengan anak untuk berdiri, sedangkan generasi muda memilih duduk di kursi angkutan umum. Itu benar?

Ya, tidak dapat dipungkiri bahwa seiring berjalannya waktu perilaku remaja biasanya mengalami perubahan. Rasa hormat terhadap orang yang lebih tua seringkali tidak ditunjukkan. Masuknya budaya Barat sangat mempengaruhi nilai-nilai tradisional masyarakat Indonesia, sehingga seiring berjalannya waktu nilai-nilai tradisional negara kita semakin terdegradasi. Remaja Indonesia semakin mengikuti dan meniru budaya asing serta melupakan nilai-nilai tradisional negaranya sendiri, seperti sopan santun.

Berperan Untuk Memperindah Lingkungan Merupakan

Sopan santun atau dikenal juga dengan sopan santun merupakan salah satu ciri masyarakat Indonesia. Sejak dahulu kala masyarakat Indonesia terkenal dengan kebaikan, kesopanan, kesehatan dan adat istiadatnya. Namun jika kita berkaca pada kehidupan bangsa saat ini, sungguh ironis jika anak-anak dan remaja banyak berubah dalam budaya politik tersebut. Di majalah, di televisi, di Internet, tidak jarang orang berani melakukan perilaku yang sebenarnya dianggap tidak sopan, namun dianggap wajar.

Pengorbanan Pohon Pelindung Ibu Kota

Secara tidak langsung akibat kurang sopan santun dan budi pekerti kita, jati diri kita sebagai bangsa Indonesia sudah mulai memudar. Ini masalah besar yang disebabkan oleh hal-hal kecil, apa yang harus diperhatikan sejak kecil, apa yang harus diajarkan kepada orang tua. Faktanya, masih banyak masyarakat bangsa ini yang masih memegang teguh sopan santun dan sopan santun, namun banyak juga yang sudah melupakannya. Inilah permasalahan mendasar yang dihadapi Indonesia saat ini. “Krisis identitas” mungkin adalah kata yang tepat untuk menggambarkan situasi saat ini di India. Nyatanya, kata itu sangat menyakitkan bagi orang yang mau berpikir. Bangsa ini adalah bangsa yang berbudaya, namun bangsa ini telah kehilangan jati dirinya. Suatu bangsa yang dulunya besar karena kebudayaannya, kini menjadi rapuh dengan sendirinya. Masalah ini menyebabkan masalah yang lebih besar dan lebih buruk.

Pada dasarnya kita harus terdidik di mana pun, kapan pun, dan dalam kondisi apa pun. Apalagi kita hidup dalam budaya Timur yang penuh dengan nilai-nilai moral, sehingga kita harus berpegang teguh pada budaya Timur dan berpedoman pada ciri-ciri Timur. Tata krama tidak hanya diwarisi dari nenek moyang, bahkan sudah menjadi kepribadian kita. Padahal, tingkat kesusilaan politik yang digunakan pada setiap masyarakat berbeda-beda, tergantung situasi sosial setempat. Dan permasalahan ini sangat pelik karena menyangkut faktor internal dan eksternal yang menjadi penyebab terkikisnya karakter baik.

Baca juga  Apa Jawabannya

Faktor eksternal diakui dalam situasi saat ini dimana realitas budaya terus berubah karena masuknya budaya Barat membuat sulitnya menjaga kesusilaan dalam segala situasi dan waktu. Perubahan-perubahan ini dapat mengalami kemunduran karena budaya Barat berbeda dengan budaya kita. Misalnya sopan santun dalam bertutur kata. Di Barat, anak-anak yang sudah dewasa sering memanggil orang tuanya dengan nama depannya, namun di Indonesia hal ini sangat tidak sopan karena orang tua kita lebih tua dari kita dan kita harus memanggil mereka ayah atau ibu. Lalu ada orang asing yang berpakaian bagus, yang biasa pergi ke pantai dengan mengenakan bikini. Namun bagi kami berpakaian seperti ini sangatlah tidak sopan karena tidak sesuai dengan kaidah kesopanan. Kalau di Barat kalau ketemu teman lawan jenis boleh cium bibir, tapi di Indonesia kebalikan dari sopan santun. Karena budaya yang masuk tidak tersaring secara sempurna sehingga menimbulkan perilaku yang tidak baik.

Sekaligus faktor internal dalam diri sendiri, keluarga, lingkungan berkumpul, lingkungan belajar di rumah atau media. Pengetahuan kesantunan yang diperoleh di sekolah mungkin cukup, namun di lingkungan keluarga atau di tempat pertemuan dan media tidak mendukung tindakan santun di semua tempat atau sebaliknya justru memancing perilaku santun pada anak atau remaja dalam kondisi tertentu. Misalnya memanggil orang yang lebih tua dengan nama depannya dianggap tidak sopan, sehingga dipanggil mas, bang, aa atau apa pun. Sementara itu, sedikit sekali perhatian yang diberikan pada pakaian atau hal lainnya. Kita sendiri tidak memungkiri keadaan ini, lingkungan tidak memperdulikan sopan santun, oleh karena itu pada akhirnya kita hanya bersikap sopan kadang-kadang saja. Seperti di sekolah, universitas atau tempat resmi lainnya. Keadaan seperti ini tidak boleh terjadi karena lama kelamaan akan mengakibatkan hilangnya budaya kita dan mungkin pada akhirnya kita tidak akan mempunyai budaya sendiri.

Memperindah Lingkungan Dengan Kerja Bakti

Fakta lain yang menunjukkan semakin menurunnya tingkat kesusilaan remaja di Indonesia. Seperti dulu, remaja bersikap sopan kepada orang yang lebih tua. Mereka harus berlutut atau dalam bahasa Jawa “sungkem” ketika berinteraksi dengan orang yang lebih tua. Remaja sangat hormat dan patuh terhadap orang tuanya dan hal ini menunjukkan bahwa mereka bersikap santun terhadap orang tuanya. Tapi itu sangat berbeda dengan hari ini. Kebanyakan remaja berperilaku kasar terhadap orang yang lebih tua. Menolak saat menerima instruksi, menyela pembicaraan, membiarkan dia berdiri sementara dia masih memilih duduk di kursi di angkutan umum, dan banyak lagi.

Baca juga  Faktor Pendorong Penemuan Baru Yang Berkaitan Dengan Sikap Negatif Adalah

Melihat kondisi tersebut, rasanya sudah sepantasnya orang tua turut berperan dalam membentuk akhlak anak. Dan orang tua tetap perlu mengajarkan nilai-nilai tersebut. Namun pengajaran etika tidak bisa dilakukan dalam satu hari saja. Hal ini memerlukan proses yang cukup panjang dan harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Ini adalah langkah awal untuk menciptakan generasi yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan dan kesejahteraan.

Pendidikan karakter harus terus berupaya menggantikan konsep Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang kini sudah punah dan hanya tinggal nama dalam sejarah belakangan ini. Pemahaman tentang karakter yang sering kali menyangkut pengertian budi pekerti, keluhuran budi pekerti, moralitas, bahkan kebijaksanaan, dapat membantu membangun standar kesusilaan pada diri anak. Sebab, lingkungan pendidikan merupakan tempat yang menyita waktu dan tidak boleh dikurangi peranannya. Sayangnya pendidikan budaya di lingkungan sekolah sejauh ini belum mampu mencapai tujuan utamanya. Pendidikan bahasa jawa hanya mengajarkan bahasa jawa. Budaya Jawa yang berkaitan dengan karakter dan kepribadian harus diajarkan. Peristiwa yang terjadi saat ini mempengaruhi lambatnya pemahaman masyarakat terhadap budaya, termasuk para pendidik. Selain itu, dari segi kedisiplinan, mereka masih belum memahami budaya yang berlaku saat ini. Padahal, pendidikan karakter yang diusung dalam sistem pendidikan sangat erat kaitannya dengan kearifan lokal, termasuk budaya dan bahasa Jawa.

Nilai-nilai tradisional sebenarnya sangat penting bagi remaja itu sendiri. Nilai sopan santun yang dibawa oleh remaja Indonesia akan memberikan dampak positif bagi yang mengamalkannya. Remaja yang bersikap sopan dimanapun dan dengan siapa pun akan lebih dihargai oleh orang lain dan hal ini menciptakan citra yang baik bagi remaja tersebut. Bersikap rendah hati juga menjanjikan masa depan yang lebih baik karena orang akan menganggap kita mulia dan terhormat.

Pengertian Adiwiyata: Konsep, Dan Kontribusi Lingkungan

Generasi muda Indonesia harus menjaga nilai-nilai tradisional, khususnya kesopanan, agar tidak hilang seiring berjalannya waktu. Nilai sopan santun sangat penting untuk hidup bermasyarakat dan bersosialisasi dengan banyak orang agar orang lain menghormati kita, karena kita sudah menjaga sopan santun di antara banyak orang. Dengan menjaga nilai-nilai moral, maka remaja yang bisa dikatakan sebagai pewaris bangsa juga bisa memajukan bangsa Indonesia dengan tetap menjaga nilai-nilai adat yang dianut pada masa lalu.

Tulisan ini hanya sekedar penyesalan penulis atas semakin memudarnya nilai kesusilaan dalam bangsa ini. Mari kita mulai membuka mata dan melihat sekeliling kita kembali, apakah kita sudah mempunyai budi pekerti yang baik atau justru kita menjadi budaya yang terlupakan di bangsa ini.

Baca juga  Hukum Bacaan Surat Al Maidah Ayat 48

Coba kita pikirkan dulu bahwa sopan santun adalah bagian kecil dari kehidupan, namun sopan santun inilah yang akan memperbaiki kehidupan kita. Mari kita mulai memulihkan budaya yang baik. Mari kita tanamkan hal ini pada anak-anak kita, agar ciri khas bangsa ini tidak hilang. “Kesopanan budaya yang terlupakan” hanyalah sekedar pengingat bagi kita agar tidak lupa berperilaku sopan dan santun dalam hidup ini.

Kepada generasi muda Indonesia yang bijaksana, semangat, dermawan, sehat dan mempunyai semangat yang baik, bermutu dan bermartabat, mari kita bersatu, rapatkan barisan, tingkatkan personel, watak, watak, mari kita jaga. Ke depan, diri kita sendiri dan renungkan apa yang harus kita lakukan sebagai generasi muda DI Indonesia untuk mewujudkan negara kita menjadi negara yang bersih, sehat, progresif, kuat dan cerdas. Memiliki anak di masa depan. Kita semua tahu bahwa sebagai generasi muda Indonesia, masa depan Indonesia bergantung pada generasi muda menggantikan generasi tua, dan sudah saatnya menyerahkan kepemimpinan kepada generasi muda dalam menata, memelihara, dan memajukan bangsa. Indonesia harus menjadi negara yang lebih baik, adil, jujur, bebas dari berbagai kejahatan.

Kapolsek Winongan Menunjukkan Kepedulian Terhadap Tempat Ibadah

Kemarin, menjelang pertemuan orang tua kelas XII yang dijadwalkan pukul 1-3 sore, hujan turun deras. Alhamdulillah ternyata hujan tidak menjadi kendala bagi para orang tua untuk datang ke SMK Negeri 1 Yogyakarta. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian orang tua terhadap putra-putrinya sangatlah istimewa.

Kepedulian tersebut merupakan semangat kami untuk selalu mendidik putra-putri kami dengan kerja cerdas, kerja keras dan kerja ikhlas. Kami berharap dengan kerjasama yang baik antara orang tua, seluruh civitas akademika Skaoneta, siswa dan siswi kelas XII dapat meraih prestasi gemilang yang menjadi kebanggaan baik pihak sekolah maupun orang tuanya.

Udara merupakan unsur lingkungan hidup, menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan merupakan, menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar merupakan upaya untuk menjaga kesehatan, berpartisipasi aktif dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan merupakan, upaya menjaga lingkungan merupakan upaya kolektif karena, air merupakan unsur lingkungan hidup, berikut ini yang bukan merupakan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar untuk memelihara organ pernapasan adalah, menjaga kebersihan lingkungan masyarakat merupakan tanggung jawab, menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan merupakan, lingkungan hidup merupakan, bioteknologi yang berperan dalam perbaikan kualitas lingkungan, shopee lazada tokopedia merupakan aplikasi yang berperan sebagai