Suku Yogyakarta

Suku Yogyakarta – “Yogyakarta” dialihkan ke sini. Untuk kota dengan nama yang sama, lihat Kota Yogyakarta. Untuk kegunaan lain, lihat Yogyakarta (gadambigu).

Searah jarum jam dari kanan atas: Taman Nasional Gunung Merapi, Pantai Wediombo, Situs Ratu Baka, Bandara Internasional Yogyakarta, Candi Prambanan, Pantai Parangtritis, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Suku Yogyakarta

Cinta kepada tuan rumah praja, Yogyakarta dan mandirhi (Jawa) Demi kegembiraan membangun Daerah Istimewa Yogyakarta yang baik dan aman serta terus berdiri tegak (Jawa 1876, 1945 M)

Traditional Indonesian Costume 1970s Hi Res Stock Photography And Images

Daerah Istimewa Yogyakarta (disingkat DIY, JAVADER: ꦝꦌꦫꦃꦆ꧀꧀ꦨꦶꦨꦪ괴ꦸꦦꦪꦴꦦꦦꦂꦦ Pengucapan bahasa Indonesia jeajogta Alampen yognakar dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan terletak di Daerah Jawa bagian Selatan Provinsi Yogyakarta). seluas 185.300 km2.

Terdiri dari satu kota dan empat kabupaten, terbagi menjadi 78 bupati/kemantren, dan 438 kecamatan/kelurahan. Menurut sensus 2010, memiliki jumlah penduduk 3.452.390 dengan 1.705.404 laki-laki dan 1.746.986 perempuan, dan memiliki kepadatan 1.084 orang per km².

Penyebutan nama Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menyebabkan namanya disingkat menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa Yogyakarta sering dikaitkan dengan Kota Yogyakarta, sedemikian rupa sehingga sering salah disebut sebagai Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Meskipun secara geografis merupakan provinsi terkecil kedua setelah DKI Jakarta, Daerah Istimewa ini terkenal di tingkat nasional dan internasional, terutama sebagai tujuan wisata utama setelah Provinsi Bali. Daerah Istimewa Yogyakarta banyak mengalami bencana alam antara lain gempa bumi pada 27 Mei 2006, letusan Gunung Merapi pada Oktober-November 2010, dan letusan Gunung Kelud, Jawa Timur pada 13 Februari 2014.

Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah otonom atau disebut Daerah Zelfbestuurlandschappen/Swapraja, yaitu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kesultanan Gayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi bernama Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bernama Adipati Paku Alam I pada tahun 1813. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kesultanan, dengan Pakualaman sebagai kerajaan dengan hak untuk memerintah negara asalnya sebagaimana ditentukan dalam perjanjian politik. Kesepakatan politik Kesultanan yang terakhir tercantum dalam Staatsblaad 1942 No. 47, sedangkan kesepakatan politik Pakualaman tercantum dalam Staatsblaad 1941 No. 577. Keberadaan kedua kerajaan tersebut mendapat pengakuan internasional, pada masa penjajahan Belanda, Inggris, dan Jepang. Ketika Jepang meninggalkan Indonesia, kedua kerajaan ini telah siap menjadi negara merdeka yang merdeka, lengkap dengan sistem administrasi (struktur asli), wilayah dan penduduknya masing-masing.

Baca juga  Kosakata Non Baku

Jadwal Waktu Shalat Untuk Yogyakarta Dan Sekitarnya, Rabu 4 Agustus 2021

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII menyampaikan kepada Hadirat Indonesia, bahwa Wilayah Kesultanan Yogyakarta dan Wilayah Pakualaman menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, melebur menjadi satu satuan. yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah, dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Ini dijelaskan dalam:

Secara historis, status DIY sebagai Daerah Otonom tingkat Negara sesuai dengan maksud Pasal 18 UUD 1945 (sebelum perubahannya) diatur dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Undang-Undang Dasar Pemerintahan Daerah. . Sebagai kelanjutannya, Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Peraturan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah, dan terakhir ditambah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1955). ). 1959 No.71, Tambahan Lembaran Negara No. 1819) masih digunakan sampai sekarang. Secara undang-undang, DIY disebut meliputi Wilayah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Wilayah Kadipaten Pakualaman. Dalam semua undang-undang yang mengatur tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan masih diakui keistimewaan DIY, yang akhirnya ditetapkan dalam UU No. 32 Tahun 2004.

Dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), DIY memiliki peran penting. Bersertifikat 4 Januari 1946 sampai 27 Desember 1949

Itu pernah digunakan sebagai ibu kota Republik Indonesia. Tanggal 4 Januari yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Republik Kota Yogyakarta tahun 2010. Pada masa ini Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwana X dan Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Sri Paku Alam X yang menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur . untuk DIY. Keduanya berperan menentukan dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan adat Jawa serta menjadi pemersatu masyarakat Yogyakarta.

Pasar Godean Yogyakarta Yogya

DIY terletak di bagian selatan-tengah Pulau Jawa, secara geografis terletak pada 8º 30’–7º 20′ Bujur Selatan, dan 109º 40’–111º 0′ Bujur Timur. Berdasarkan topografinya, Daerah Istimewa Yogyakarta dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunung Merapi, satuan fisiografi Pegunungan Sewu atau Pegunungan Seribu, satuan fisiografi Pegunungan Kulon Progo, dan satuan fisiografi Belanda.

Baca juga  Alat Pemuas Kebutuhan Yang Berwujud Pelayanan Disebut

Satuan fisiografi gunungapi Merapi yang terbentang dari gunung api hingga dataran vulkanik aliran dan bentang alam vulkanik meliputi Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian Bantul. Zona kerucut dan lereng gunung berapi dilindungi oleh hutan sebagai daerah tangkapan air di daerah yang lebih rendah. Satuan geologi ini berada di utara Sleman. Gunung Merapi merupakan gunung berapi aktif dengan karakteristik unik yang menarik sebagai objek penelitian, pendidikan dan wisata.

Satuan Pegunungan Selatan atau Pegunungan Seribu yang terletak di kawasan Gunungkul merupakan kawasan perbukitan kapur dan tanah karst yang gersang, serta tidak memiliki air permukaan, kawasan tengah merupakan kawasan Wonosari yang terangkat secara tektonik. buat Tafa le Wonosari (Dataran Wonosari) Wonosari). Satuan ini merupakan bentuklahan hasil proses peleburan (melting), dengan bahan induk batugamping, dicirikan oleh lapisan yang dangkal, dan tutupan vegetasi yang sangat jarang.

Satuan Pegunungan Kulon Progo yang terletak di bagian utara Kulon Progo merupakan kawasan pegunungan dengan perbukitan, lereng, dan air tanah yang kecil.

Keberagaman Budaya Provinsi Yogyakarta

Satuan Dataran Rendah merupakan bentang alam beragam (hasil proses pengendapan sungai) yang didominasi oleh dataran aluvial, memanjang di selatan DIY, dari Kulon Progo hingga Bantul yang merupakan perbatasan Pegunungan Seribu. Satuan ini merupakan daerah yang subur. Termasuk dalam satuan ini adalah daratan laut dan angin yang belum tersentuh, yaitu wilayah pesisir dari Kulon Progo sampai Bantul. Secara khusus, kawasan laut dan eolian di Parangtritis, Bantul yang terkenal dengan pasirnya, merupakan laboratorium alam untuk kajian wilayah pesisir.

Kondisi fisiografis mempengaruhi persebaran penduduk, ketersediaan prasarana dan sumber daya wilayah, dan kegiatan sosial ekonomi penduduk, serta kemajuan pembangunan antar wilayah yang timpang. Daerah yang relatif datar, seperti dataran yang dicakup oleh Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul (khususnya di kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta) merupakan daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, dan memiliki aktivitas sosial ekonomi yang tinggi, sehingga menjadi tempat untuk berpindah. , dan berkembang.

Dua badan air utama (DAS) di DIY adalah air Progo di barat, dan air Opak-Oya di timur. Sungai populer lainnya di DIY antara lain Kali Serang, Kali Progo, Kali Bedog, Kali Winongo, Kali Boyong-Code, Kali Gajah Wong, Kali Opak, dan Kali Oya.

Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi sektor investasi; Bisnis, Perdagangan, Koperasi dan UKM; Pertanian; Ketahanan pangan; Kehutanan dan Perkebunan; Perikanan dan Kelautan; Energi dan Sumber Daya Mineral; dan Pariwisata.

Baca juga  Negara Yang Tidak Berbatasan Darat Dengan Indonesia Adalah

Previously Hi Res Stock Photography And Images

Penanaman modal di DIY dilakukan melalui program-program peningkatan motivasi dan kerjasama dalam penanaman modal dan program-program perbaikan situasi penanaman modal dan pemahaman tentang penanaman modal. Total keberhasilan investasi tahun 2010 mencapai Rp4.580.972.827.244,00 dengan rincian PMDN sebesar Rp1.884.925.869.797,00, dan PMA sebesar 2.696.046.957.447,00.

Unit industri DIY pada tahun 2010 sebanyak 78.122 unit dan 292.625 tenaga kerja, dengan nilai investasi sebesar Rp. 878.063.496.000,00.

Berbagai produk ekspor utama DIY meliputi kulit olahan, tekstil, dan produk kayu. Tekstil dan furnitur kayu merupakan produk ekspor bernilai tinggi. Namun secara umum, ekspor didominasi oleh produk berteknologi tinggi, berteknologi tinggi, dan padat karya. Salah satu program pembangunan dalam pengembangan koperasi dan usaha kecil menengah di DIY adalah pemberdayaan usaha kecil, kecil dan menengah yang dikaitkan dengan kebijakan program dari pemerintah pusat. Salah satu upaya untuk mendorong usaha kecil dan menengah adalah dengan menggunakan kelompok (sentra) karena usaha ini lebih efektif dan efisien, selain itu sentra akan banyak memuat usaha kecil dan kecil. Pada tahun 2010, terdapat 1.926 koperasi aktif, dan 13.998 usaha kecil dan menengah.

Tingkat kesejahteraan petani di pertanian DIY yang diukur dengan Nilai Tukar Tani (NTP) CTC dapat menjadi indikator tingkat kesejahteraan petani di wilayah tersebut. Pada tahun 2010 NTP sebesar 112,74%.

Bank Indonesia (yogyakarta)

Ketahanan pangan merupakan bagian penting dalam pemenuhan hak atas pangan dan salah satu pilar utama hak asasi manusia. Ketersediaan pangan di DIY umumnya mencukupi karena bertepatan dengan musim panen, sehingga pemerintah perlu pengaturan distribusi. Kebutuhan ikan dapat dipenuhi di DIY dengan cara penangkapan ikan dan budidaya. Penangkapan ikan dilakukan dengan mengembangkan pelabuhan perikanan Sadeng dan Glagah. Produksi perikanan budidaya pada tahun 2010 mencapai 39.032 ton, dan lokasi penangkapan ikan mencapai 4.906 ton, dengan konsumsi ikan sebanyak 22,06 kg/kap/tahun.

Hutan DIY didominasi oleh hutan produksi yang sebagian besar berada di Kabupaten Gunungkul. Persentase luas hutan di DIY pada tahun 2010 sebesar 5,87% dengan regenerasi lahan yang signifikan sebesar 9,93% dan kerusakan kawasan hutan sebesar 4,94%.

Sektor tanaman, dalam hal produksi tanaman DIY adalah kelapa dan tebu. Kegiatan pertanian diprioritaskan dalam rangka intensifikasi tanaman untuk memenuhi skala ekonomi dan peningkatan produksi, produktivitas dan kualitas hasil tanaman untuk meningkatkan pendapatan petani.

Sumber daya mineral

Ada Kolom Baru Di Kk Yogyakarta Yogya

Indian suku, suku bangsa yogyakarta, suku bi, suku, suku bung, suku di yogyakarta, 1 suku, suku bangsa di yogyakarta, suku cadang, suku asma, suku home, suku kata