Suaka Margasatwa Termasuk Contoh Pelestarian

Suaka Margasatwa Termasuk Contoh Pelestarian – Kawasan Suaka Margasatwa adalah cagar alam yang memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan/atau keunikan jenis satwa yang habitatnya dapat dikembangkan untuk kelangsungan hidupnya.

Sedikitnya ada sebanyak 73 kawasan suaka margasatwa yang tersebar di seluruh Indonesia dengan luas 5.422.922,79 hektar.

Suaka Margasatwa Termasuk Contoh Pelestarian

Melalui upaya konservasi yang dikenal dengan cagar alam dan suaka margasatwa, diharapkan keberadaan flora dan fauna dapat terjaga dari ambang kepunahan, sehingga keanekaragaman hayati flora dan fauna fauna Indonesia dapat terjaga di masa yang akan datang.

Macam Macam Perlindungan Alam Umum Sebagai Upaya Pelestarian Flora Dan Fauna

Menurut situs junglekita.com, pengelolaan suaka margasatwa di Indonesia diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

Kawasan konservasi dikelola oleh pengelola masing-masing kawasan, yang terdiri dari pemerintah, masyarakat sekitar dan organisasi pemerintah yang fokus pada pelestarian kawasan konservasi.

Melalui website menlhk.go.id dijelaskan bahwa Taman Nasional Tanjung Puting merupakan kawasan taman nasional dengan luas 415.040 ha, di dalamnya terdapat sekitar 917 orangutan (berdasarkan data inventarisasi satwa Balai Taman Nasional Tanjung Puting pada tahun 2016).

TNTP dengan hutan rawa air tawar dan hutan bakau juga ditetapkan sebagai situs Ramsar, artinya kawasan yang ditetapkan untuk melindungi kelestarian dan fungsi lahan basah dunia.

Burung Air Pulau Rambut Diambang Kepunahan?

Kawasan TNTP telah dipilih oleh UNESCO sebagai cagar biosfer. Pemandangan yang paling populer di Tanjung Puting adalah Tanjung Harapan, kawasan pantai dengan tebing tempat bertemunya Laut Jawa dengan Kalimantan.

Sebanyak 28 jenis burung, dimana 5 diantaranya dilindungi yaitu Elang Brontok, Elang Bido, Burung Matahari Kelapa, Cekakak Sungai dan Cekakak Jawa.

Juga jenis mamalia seperti babi hutan dan kijang, serta herpetofauna sebanyak 19 jenis. Selain itu, terdapat pula 35 spesies tanaman arboretum bambu di kawasan ini

Taman nasional dengan luas sekitar 217.991,18 ha dan ketinggian 1.000 mdpl ini merupakan flora dan fauna utama endemik kawasan ini.

Barumun Nagari Wildlife Sanctuary

Taman Nasional Lore Lindu memiliki sekitar 55 spesies kelelawar dan lebih dari 230 spesies burung, serta flora dan fauna lainnya.

Daerah ini merupakan habitat terbesar bagi mamalia asli Sulawesi seperti anoa, babirusa, agil (monyet roh), monyet kaktonkea, kuskus marsupial dan musang Sulawesi.

Kawasan ini juga memiliki hutan pantai dan hutan bakau yang indah, serta dataran rendah yang dibudidayakan oleh rotan dan pohon palem.

Baca juga  Ayah Meminta Tigor Mengambilkan Palu Sikap Tigor Adalah

Dengan bentang alam yang terbagi menjadi dataran tinggi, rawa air tawar, hutan dan pegunungan yang puncaknya mencapai 3.800 mdpl, kawasan ini merupakan kawasan konservasi flora dan fauna Sumatera.

Kawasan Pelestarian Alam Yang Jadi Spot Rekreasi Terpopuler Di Jatim

Daerah ini memiliki 26 spesies rhododendron dan merupakan rumah bagi bunga terbesar di dunia Rafflesia dan bunga tertinggi di dunia Titan Arum (Amorphopallus Titanum).

Sekitar 89 spesies satwa langka seperti orangutan sumatera, badak sumatera, harimau sumatera, beruang madu, gajah sumatera, ditangkarkan dan dilindungi di taman nasional ini, burung rangkong, ajag dan siamang.

Laman Lampungtimurkab.go.id menunjukkan bahwa kawasan inti kawasan ini berada di dalam dan sekitar kawasan Way Kanan, terdiri dari tipe ekosistem hutan hujan dan rawa.

Satwa liar yang dilestarikan di Way Kambas antara lain gajah, badak sumatera, orangutan, mawas, tapir dan harimau, serta flora dan fauna endemik lainnya.

Suaka Margasatwa Di Indonesia Dan Contohnya

Taman Nasional Bali Barat memiliki luas sekitar 77.000 hektar yang merupakan kawasan konservasi yang melindungi benteng dan jalak putih.

Melalui website dinas pariwisata Buleleng dijelaskan bahwa ekosistem darat kawasan ini terdiri dari hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim, hutan hujan dataran rendah, pohon cemara, savana di hutan hujan tepi sungai.

Status Taman Nasional Komodo ditetapkan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1980, yang wilayahnya meliputi pulau Komodo, Padar, Rinca, Gili Motang dan Nusa Kode, tetapi juga banyak pulau kecil di sekitarnya.

Menurut laman Indonesia.go.id, kawasan ini memiliki 277 jenis fauna, yang terdiri dari: 32 jenis mamalia, 128 jenis burung, dan 37 reptilia.

Inilah Perbedaan Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Dan Taman Nasional Beserta Contohnya

Selain itu, kekayaan bawah laut di kawasan Taman Nasional Komodo juga beragam. National Geographic edisi Desember 2018 mencatat, setidaknya ada 1.000 spesies ikan karang, 385 spesies karang pembentuk terumbu dan 70 spesies bunga karang, 6 spesies paus, 10 spesies lumba-lumba, 3 spesies penyu dan manta. sinar. di kawasan ini Pemanasan Pemanasan global adalah proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan. Suhu global rata-rata di permukaan bumi adalah sekitar 0,74 ± 0,18 °C (1,33 ±[…]

Dalam hal ini, antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari kebudayaan suatu suku bangsa tertentu. Antropologi lahir atau muncul dari ketertarikan orang Eropa yang melihat ciri […]

Ekonomi kerakyatan: pengertian, tujuan, ciri-ciri, kekuatan, kelemahan, masalah, faktor, dampak, penyelesaian, peran, contoh: ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang dibangun di atas kekuatan ekonomi kerakyatan. Perekonomian rakyat […]

Aktivitas yang baik untuk semua orang. Bertemu lagi dengan .com. Pada pembahasan diatas kita telah membahas tumbuhan monokotil secara lengkap. Pada kesempatan kali ini kami akan melakukan ulasan lengkap tentang tumbuhan dikotil disini.[…]

Baca juga  Menganggap Pembantu Sebagai Bagian Dari Anggota Keluarga Merupakan Sila Ke

Melestarikan Hutan Jerumbun, Menjaga Satwa Tanjung Puting Jangan Sampai Punah

Anggaran – definisi, jenis, tujuan, keuntungan, jenis, contoh, ahli: Anggaran adalah rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam satuan moneter, yang […]

Aktivitas yang baik untuk semua orang. Pada pembahasan sebelumnya kita telah membahas tentang Tumbuhan Berpembuluh Sepenuhnya (Traceophyta) dan pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang Tumbuhan Sepenuhnya Tak Berpembuluh (Bryophyta) […]

Pasar Bebas: Pengertian, Sejarah, Fungsi, Ciri, Kelebihan, Kelemahan, Dampak, Tujuan, Pakar: Pasar bebas adalah pasar dimana penjual dan pembeli memiliki kebebasan penuh dan […]

Pengertian Harga Pasar Harga pasar adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi melalui kesepakatan antara produsen/penawaran dan konsumen atau permintaan. Pembentukan harga pasar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan.[…]Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) merupakan kawasan konservasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia nomor: 097 /Kpts- II /1988, 29 Februari 1998 di kawasan hutan bakau (mangrove) di pantai utara Jakarta. Secara administratif, kawasan ini termasuk wilayah Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kawasan yang berbatasan dengan komplek perumahan Pantai Indah Kapuk ini hanya dibatasi oleh Sungai Angke dan pemukiman nelayan Muara Angke. Di sisi utara SMMA terdapat Hutan Lindung Angke-Kapuk yang berada di bawah kewenangan Dinas Kehutanan DKI Jakarta.

Mempertegas Eksistensi Kawasan Hutan Konservasi Taman Hutan Raya Bunder

SMMA awalnya ditetapkan sebagai cagar alam oleh pemerintah Hindia Belanda pada 17 Juni 1939, dengan luas awal 15,04 ha. Setelah itu, kawasan ini diperluas sehingga pada tahun 1960-an tercatat seluas 1.344,62 ha. Dengan meningkatnya tekanan dan kerusakan lingkungan baik di dalam maupun di sekitar kawasan Muara Angke, sebagian dari cagar alam ini kemudian mengalami kerusakan. Maka, setelah 60 tahun mempertahankan status cagar alam, pemerintah mengubah status kawasan ini menjadi suaka margasatwa pada tahun 1998 untuk merehabilitasi. Perubahan status ini ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan no. 097/Kpts-II/1998 sebagai Suaka Margasatwa Muara Angke dengan luas total 25,02 ha.

Meski SMMA merupakan penampungan hewan terkecil di Indonesia, namun perannya sangat penting. Bahkan BirdLife International, salah satu organisasi perlindungan burung dunia, memasukkan kawasan Muara Angke sebagai salah satu Kawasan Burung Penting (IBAs, Important Bird Areas) di Pulau Jawa [1] Diarsipkan 6 Februari 2020 di Wayback Machine..

Vegetasi asli di SMMA adalah hutan bakau di pantai utara Jawa, dengan keanekaragaman spesies yang relatif tinggi. Namun, karena tingginya tingkat kerusakan hutan di kawasan ini, saat ini diperkirakan hanya 10% dari vegetasi yang tertutup pohon. Sebagian besar menjadi rawa terbuka yang ditumbuhi rerumputan, alang-alang (Saccharum spontaneum) dan eceng gondok (Eichchornia crassipes).

Baca juga  Jumlah Arah Gerakan Pencak Silat Adalah

Sekitar 30 jenis tumbuhan dan 11 diantaranya merupakan jenis pohon yang hidup di SMMA. Mangrove meliputi jenis mangrove (Rhizophora mucronata, R. apiculata), Api-api (Avicennia spp.), Pada (Sonneratia caseolaris) dan Blannbutaholz (Excoecaria agallocha). Beberapa jenis tumbuhan asosiasi mangrove seperti Ketapang (Terminalia catappa) dan Nipah (Nypa fruticans) juga dapat ditemukan di kawasan ini.

Ekor Tukik Penyu Hijau Di Suaka Margasatwa Sindangkerta Di Lepasliarkan

Selain spesies yang disebutkan, ada juga berbagai jenis pohon yang ditanam untuk reboisasi. Misalnya Asam Jawa (Tamarindus indica), Bintaro (Cerbera manghas), Kormis (Acacia auriculiformis), Nyamplung (Calophyllum inophyllum), Tanjang (Bruguiera gymnorrhiza) dan Mierwaru (Hibiscus tiliaceus).

Dua betina dan kera ekor panjang (Macaca fascicularis) muda berdiri di dinding pagar suaka dekat jalan.

SMMA merupakan rumah bagi beberapa jenis burung dan hewan lain yang sulit ditemukan di wilayah lain di Jakarta. Jakarta Green Monster mencatat total ada 91 jenis burung, yakni 28 jenis unggas air dan 63 jenis burung hutan yang hidup di kawasan ini. Sekitar 17 spesies di antaranya adalah burung yang dilindungi.

Jenis burung yang biasa ditemui antara lain burung kormoran cilik (Phalacrocorax niger), bangau (Ardeola spp.), kuntul (Egretta spp.), kareo padi (Amaurornis phoenicurus), kuntul batu (Gallinula chloropus), nuri (Psittacula alexandri). ) ), merbah cerukcuk (Pycnonotos goiavier), kipas belang (Rhipura javanica), ikan air tawar (Gerygone sulphurea) dan lain-lain. Beberapa di antaranya merupakan burung khas hutan mangrove seperti Mangrove Flycatcher (Cyornis rufigastra). Selain itu, SMMA juga menjadi rumah bagi perenjak Jawa (Prinia familiaris).

Apa Itu Taman Nasional? Simak Pengertian, Fungsi, Dan Sejarahnya! (2022)

SMMA juga dihuni oleh beberapa jenis burung endemik yang hanya ada di Pulau Jawa. Misalnya teko jawa (Charadrius javanicus) dan bangau jawa (Centropus nigrorufus). Bangau Jawa dikenal sebagai salah satu spesies terancam punah di dunia, dengan persebaran yang terbatas di beberapa tempat, termasuk di SMMA. Burung berbahaya lain yang menghuni kawasan ini adalah Bangau Bluwok (Mycteria cinerea). Di Pulau Jawa, bangau jenis ini diketahui hanya berkembang biak di Pulau Rambut yang tak jauh dari Muara Angke.

Selain jenis burung, kelompok liar monyet melolong atau biasa disebut monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) juga masih ditemukan di kawasan SMMA. Mereka hidup berkelompok hingga selusin individu, terdiri dari beberapa jantan dan betina. Makanan utamanya adalah daun muda dan buah-buahan hutan mangrove, seperti buahnya (Sonneratia caseolaris). Kera ekor panjang berperan penting di Suaka Margasatwa Muara Angke karena membantu penyebaran.

Manfaat suaka margasatwa, suaka margasatwa baluran, arti suaka margasatwa, tempat suaka margasatwa, pengertian suaka margasatwa, suaka margasatwa melindungi hewan, suaka margasatwa adalah, suaka margasatwa, macam macam suaka margasatwa, suaka margasatwa pulau semama, suaka margasatwa di sulawesi, contoh suaka margasatwa