Strategi Yang Mendesak Dalam Pembangunan Ekonomi Pertanian Indonesia Adalah

Strategi Yang Mendesak Dalam Pembangunan Ekonomi Pertanian Indonesia Adalah – “Persoalan pangan (pertanian) adalah persoalan hidup dan mati bangsa.” Begitulah pidato Presiden Bung Karno saat peletakan batu pertama gedung Fakultas Pertanian IPB pada 27 April 1952. Bagi saya, pidato itu bukan sekedar pidato. Namun beliau memberikan pesan yang jelas dan menekankan bahwa kita memahami konsep keamanan pangan secara keseluruhan.

Selain itu, pembangunan pertanian di Indonesia saat ini menghadapi lingkungan strategis yang sangat kompleks, dinamis dan penuh tantangan.

Strategi Yang Mendesak Dalam Pembangunan Ekonomi Pertanian Indonesia Adalah

Selain itu, sektor pangan dan pertanian kita sedang menghadapi banyak permasalahan strategis seperti globalisasi, perdagangan bebas, ketahanan pangan, modernisasi, persaingan global, kesejahteraan petani dan permasalahan lingkungan hidup yang akan menjadi titik kritis dalam proses pembangunan pertanian Indonesia.

Pengertian Ekonomi Hijau: Awal Mula, Tujuan, Prinsip, Dan Macamnya

Namun semua permasalahan tersebut perlahan tapi pasti bisa diatasi dengan teknologi dan modernisasi. Bukan sekedar konsep, teknologi telah menjadi jawaban pasti menghadapi berbagai tantangan dunia yang kini memasuki tahapan revolusi 4.0.

Jika kita bisa mengulangi apa yang disampaikan Bung Karno, barangkali pidato tersebut mempunyai makna bahwa penerapan teknologi sangat menentukan maju dan mundurnya sektor pangan dan pertanian suatu negara.

Namun kita sadar bahwa kemajuan sektor pertanian tidak hanya ditentukan oleh faktor internal saja, melainkan juga aspek daya saing dan strategi perdagangan internasional yang turut mengubah tatanan perekonomian dunia. Pasalnya, produk pertanian negara adidaya akan terus memberikan tekanan pada pasar lokal untuk mengubah kebijakan.

Kita tentu tahu bahwa dalam setahun terakhir terjadi perang dagang antara dua negara besar yaitu Amerika Serikat (AS) dan China. Selain itu, integrasi ekonomi regional semakin kuat. Namun di sisi lain, kapitalisasi pertanian kita berpeluang besar untuk mengisi kesenjangan pasar internasional dengan menghadirkan kualitas unggul dan mengekspor produk yang kompetitif.

Bosan Macet Tiap Hari, Warga Di Kota Serang Gotong Royong Sambungkan Frontage Unyur

Kembali ke bidang teknologi, saya ingin mengingatkan Anda bahwa beberapa penelitian telah melaporkan kontribusi besar penggunaan mekanisasi. Bahkan pemanfaatan tersebut bisa dikatakan berhasil meningkatkan pertumbuhan produksi, terutama dalam konteks kualitas dan daya saing.

Selain itu, ketersediaan inovasi teknologi juga menjadi salah satu kunci peningkatan kesejahteraan petani, serta mampu menarik minat generasi muda untuk menciptakan berbagai peluang bisnis turunan. Telah menjadi perhatian kami bahwa tantangan adopsi teknologi nampaknya stagnan.

Baca juga  Kegiatan Ekonomi Di Bidang Peternakan Dapat Menghasilkan Sandang Berupa

Faktor ini lebih disebabkan oleh ketidaksesuaian teknologi dengan kebutuhan petani. Selain itu, pasar input belum terbentuk dan pasokan informasi dari lembaga penelitian masih lemah. Belum lagi persoalan ketidaksesuaian teknologi dengan sosio-ekonomi agroekologi pengguna serta permasalahan penyuluhan dan petani.

Namun yang pasti berbagai inovasi teknologi pertanian dari lembaga penelitian pemerintah seperti LIPI, BPPT, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian serta sejumlah perguruan tinggi telah melahirkan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kebutuhan. Penciptaan adaptif dan spesifik lokasi yang ramah pengguna, dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan.

Pdf) Industrialisasi Berbasis Pertanian Sebagai Grand Stratedy Pembangunan Ekonomi Nasional

Faktanya, banyak lembaga penelitian kita yang telah menghasilkan inovasi teknologi pertanian yang unggul dan berdaya saing. Mereka mampu mengembangkan produk pertanian berbasis nanoteknologi dan memanfaatkan rekayasa hayati untuk benih dan bibit unggul.

Selain itu, mereka juga berhasil mengembangkan kecerdasan buatan untuk pengembangan sistem dan peralatan modern, serta informasi dan komunikasi (ICT) dalam melakukan difusi teknologi. Beberapa teknologi yang saat ini sudah tersedia dan siap digunakan adalah mesin robot pertanian berbasis aplikasi IoT dan Android yang terhubung langsung dengan satelit.

Robot ini terbukti mampu meningkatkan efisiensi kerja dan efisiensi biaya karena menghemat bahan bakar dan energi. Selain itu, ada juga alat modern canggih lainnya yang disebut dengan traktor otonom, penggarap, drone teknologi, dan pemanen gabungan.

Kemajuan bioteknologi dalam penciptaan benih unggul peternakan, tanaman pangan hortikultura, dan perkebunan telah dirasakan dengan produktivitas dan mutu produk yang memuaskan. Belum lagi berbagai produk pangan fungsional dan berbagai jenis tanaman pangan yang adaptif terhadap cekaman biotik dan abiotik.

Bisnis Indonesia 3 April 2023

Selain itu, lembaga penelitian pemerintah dan swasta juga berhasil memaksimalkan minyak nabati untuk energi terbarukan seperti bioetanol dan biodiesel. Serta produk bioteknologi dan teknik budidaya yang menghasilkan pangan berkualitas tinggi dengan standar harga pasar yang baik.

Berbagai teknik juga menghasilkan metode dan proses untuk meminimalkan kehilangan produk dari sisa makanan (food loss and waste) melalui teknologi penyimpanan. Teknik pengemasan produk dapat memberikan nilai tambah selain didukung oleh inovasi institusi dalam menyambut revolusi industri 4.0.

Bagi pemerintah, pemanfaatan teknologi modern di bidang pertanian merupakan sebuah pilihan mutlak dan tidak dapat dipungkiri manfaatnya. Pemanfaatan peralatan modern telah menjangkau sektor hulu dan hilir usaha pertanian mulai dari penyiapan benih, pengolahan lahan hingga pemanenan dan pemasaran.

Ciri lain dari penggunaan mekanisasi adalah penggunaan mesin-mesin otomatis yang terintegrasi dengan jaringan internet dalam berbagai aktivitas. Kondisi ini rupanya mengangkat posisi Indonesia ke level yang lebih tinggi. Kecanggihan teknologi membawa implikasi besar terhadap perubahan aktivitas pertanian, mulai dari lahan pertanian hingga meja makan.

Baca juga  Asean Merupakan Organisasi Dari Negara Di Kawasan

Sinyal Merah Dunia Pertanian Untuk Joko Widodo

Kebijakan modernisasi pertanian beberapa tahun terakhir juga memberikan pengaruh terhadap peningkatan tingkat mekanisasi pertanian di Indonesia. Pada tahun 2014 misalnya, tingkat mekanisasi kita hanya 0,14. Namun pada tahun 2018 jumlahnya meningkat signifikan menjadi 1,68.

Mekanisasi jelas dapat mengurangi kerugian petani, baik pada saat tanam maupun panen. Apalagi kerugian akibat penebangan, perontokan, dan pengeringan dihitung mencapai 10 persen. Sementara itu, kerugian penggunaan mesin pemanen gabungan dapat diminimalisir menjadi hanya 1-3 persen.

Dari segi efisiensi kerja, keunggulan penggunaan peralatan mesin terlihat pada durasi pengerjaan lahan yang biasanya memakan waktu 320-400 jam per hektar, menjadi hanya 4-6 jam per hektar. Dengan kata lain, penggunaan mekanisasi 97,4 persen lebih efisien dan menghemat biaya tenaga kerja hingga 40 persen.

Mekanisasi pertanian terbukti mampu meningkatkan pendapatan petani, meski harga yang diterima mengalami penurunan karena produksi melimpah. Namun tambahan penghematan biaya dan peningkatan produksi berhasil mengimbangi penurunan harga yang diterima, sehingga keuntungan terus meningkat.

Ekonomi Kerakyatan Sebagai Aktivitas Budaya

Isu yang sering muncul dalam berbagai pidato adalah keterlibatan generasi muda di sektor pertanian. Namun kekhawatiran tersebut terhapuskan dengan optimis dengan antusiasnya Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) 2019, dimana jurusan Argoteknologi menjadi favorit kedua bagi calon mahasiswa yang mendaftar ke perguruan tinggi.

Melalui mekanisasi peralatan mesin, generasi muda berkumpul untuk berperan di sektor pertanian, termasuk memberikan kontribusi besar pada Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Setidaknya hal ini terlihat pada banyaknya start-up pertanian seperti IGrow, TaniHub, Habibie Garden dan beberapa start-up lainnya yang menawarkan efisiensi dan pemanfaatan sistem baru dalam pemasaran, asuransi, dan penyertaan modal oleh industri besar.

Startup ini memanfaatkan ICT dan teknologi 4.0 pada sektor pertanian untuk mampu menarik semangat kerja generasi muda untuk memasuki sektor pertanian. Mereka berhasil meningkatkan rantai pasokan dan efisiensi produksi secara signifikan, sehingga saluran pemasaran menjadi lebih menguntungkan, cepat, dan akurat.

Terakhir, saya melihat peran generasi milenial sangat vital dalam mentransfer kemampuan dalam menggunakan dan menerapkan teknologi. Melalui teknologi informasi dan media digital, kecepatan sosialisasi akan lebih efektif.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, Capai Masa Depan Lebih Baik

Dampak lain yang juga dirasakan generasi muda adalah percepatan informasi dengan memviralkan teknologi pertanian melalui media sosial seperti Facebook, YouTube, dan Twitter. Selain itu respon pengguna terkait suatu inovasi teknologi dapat langsung diketahui secara real time dan tepat setelah informasi tersebut teruji dan dimanfaatkan oleh petani di lapangan. Hal ini perlu menjadi perhatian, dimana sektor pertanian didominasi oleh masyarakat rendah. sumber daya manusia yang terdidik dengan usia yang sudah lanjut, sehingga kedepannya kita harus mencari cara agar generasi muda dapat memasuki sektor pertanian. Jakarta (ANTARA) – Indonesia dikenal sebagai negara agraris, namun sayangnya jumlah petani di Indonesia terus menurun.

Baca juga  Apa Yang Kamu Ketahui Tentang Nada Dan Interval Nada Jelaskan

Semakin banyaknya petani yang memilih beralih profesi menunjukkan bahwa profesi ini semakin tidak populer di Indonesia, sehingga jumlah petani terus berkurang dan menimbulkan ancaman berakhirnya profesi petani.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menilai perlu adanya upaya serius untuk mendorong generasi muda mau bekerja di sektor pertanian, sebab saat ini tenaga kerja pertanian didominasi oleh kalangan lanjut usia.

Berdasarkan kelompok umur, 17,29 persen atau 6,61 juta orang berusia kurang dari 30 tahun, 29,15 persen atau 11,14 juta orang berusia 30-44 tahun, 32,39 persen atau 12,38 juta orang berusia 45-59 tahun, dan 21,7 persen atau 12,38 juta orang berusia 45-59 tahun. 8,09 juta orang berusia di atas 60 tahun. Sedangkan menurut pendidikan tamat, 65,23 persen berpendidikan SD atau kurang.

Konsensus Pembangunan Pertanian

“Hal ini perlu menjadi perhatian, dimana sektor pertanian didominasi oleh sumber daya manusia yang berpendidikan rendah dengan usia yang sudah lanjut, sehingga ke depan kita harus mencari cara agar generasi muda dapat terjun ke sektor pertanian,” kata Suhariyanto.

Pada tahun 1976 proporsi tenaga kerja Indonesia di sektor pertanian mencapai 65,8 persen. Namun pada tahun 2019 turun signifikan menjadi hanya 28 persen.

Data ini saja sudah cukup menunjukkan bahwa Indonesia tidak lagi didominasi oleh penduduk yang mata pencahariannya bertani. Petani bukan lagi profesi mayoritas di Indonesia, atau kalah bersaing dibandingkan profesi lainnya.

“Kalau tren ini dihitung secara linier, tentu hasilnya cukup mengejutkan, mungkin di tahun 2063 sudah tidak ada lagi petani seperti yang kita kenal. Kita berharap ini bisa kita lawan,” kata Plt Direktur Pembangunan Daerah Kementerian Nasional. Perencanaan Pembangunan/Bappenas, Mia Amalia.

Tiga Strategi Bisnis Agar Milenial Jatuh Hati Menjadi Pengusaha Tani

Bahkan, para pekerja di sektor pertanian beralih profesi ke sektor lain. Hal ini tercermin pada sektor jasa-jasa yang pada tahun 1976 rasionya sebesar 23,57 persen menjadi 48,91 persen pada tahun 2019. Begitu pula dengan proporsi pekerja di sektor industri yang meningkat menjadi 22,45 persen pada tahun 2019 dari sebelumnya 8,86 persen pada tahun 1976.

Berdasarkan penelitian LIPI pada tahun 2019, minat generasi muda terhadap profesi petani semakin menurun karena generasi muda melihat citra negatif terhadap pertanian. Profesi petani dinilai tidak menguntungkan. Di sisi lain, generasi muda desa saat ini juga lebih tertarik mencari pekerjaan di kota dan tidak kembali lagi ke desa.

Kurangnya minat generasi muda untuk menjadi petani disebabkan oleh beberapa hal, antara lain karena pendapatan petani dinilai belum cukup besar untuk memenuhi kesejahteraan keluarga, pekerjaan dilakukan di luar ruangan, di bawah terik matahari, dan di atas tanah. .

Strategi pembangunan ekonomi daerah, sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi, pembangunan pertanian di indonesia, peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi, peran tataniaga pertanian dalam pembangunan ekonomi, contoh skripsi ekonomi pembangunan di bidang pertanian, peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi, strategi pembangunan ekonomi, makalah strategi pembangunan ekonomi, kebijakan dan strategi pembangunan ekonomi, strategi pembangunan ekonomi di indonesia, strategi pembangunan ekonomi indonesia