Salah Satu Hal Yang Tidak Mempengaruhi Pembuatan Pola Lantai Adalah

Salah Satu Hal Yang Tidak Mempengaruhi Pembuatan Pola Lantai Adalah – Variasi Hias Geometris – Saat bersekolah di SMP atau SMA pasti Grameds akan diberikan mata pelajaran seni dan budaya serta diberi tugas membuat pola batik ya. Saat menggambar pola batik, jenis pola apa yang dipilih Grameds? Apakah motif batik mega mendung atau kawung? Nah, motif batik ini sebenarnya termasuk ke dalam ragam hias, identik dengan bahan budaya dan seni.

Kalau bicara dekorasi, nusantara mempunyai jenis yang berbeda-beda, sebagian besar digunakan pada kostum batik, rumah adat, bahkan senjata tradisional. Salah satu jenis hiasannya adalah ornamen geometris yang ternyata merupakan motif tertua dan sudah dikenal pada zaman prasejarah! Bahkan mungkin saja Grameds sering menggambar motifnya saat ia sekadar bermain-main dengan bentuk abstraknya. Apa sebenarnya dekorasi geometris itu? Apa saja jenis dekorasinya? Bagaimana hubungannya dengan warisan budaya nusantara?

Salah Satu Hal Yang Tidak Mempengaruhi Pembuatan Pola Lantai Adalah

Ornamen geometris ini merupakan salah satu jenis ornamen yang familiar bagi banyak masyarakat Indonesia, khususnya dalam hal seni. Ya, hiasan geometris dianggap sebagai motif tertua yang ada, karena sudah dikenal sejak zaman prasejarah, tepatnya sejak zaman Yunani pada tahun 2000 SM.

Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi

Ornamen geometris ini merupakan salah satu bentuk hiasan yang berupa susunan garis, bentuk dan bentuk yang biasa kita kenal dengan bidang geometris. Geometri ada banyak jenisnya, mulai dari garis, bentuk bangunan, kurva hingga lingkaran. Misalnya saja garis, ada garis lurus, garis zigzag, atau garis lengkung. Lalu untuk bentuk bangunan ada yang berbentuk segitiga, lingkaran, persegi, prisma dan lain-lain. Hiasan ini sering disebut hiasan geometris karena dalam pembuatannya sering digunakan unsur-unsur geometri yang dapat diukur, yaitu alat-alat yang berbentuk penggaris, agar hasilnya serapi mungkin. Motif yang digunakan antara lain garis lurus, segitiga lengkung, lingkaran, liku-liku, tupal, swastika, pola “L/T” mesir dan beban ganda. Namun seiring berjalannya waktu, berkembang pula motif hias geometris yang dibedakan menjadi 6 motif, yaitu motif swastika, motif kawung, motif lilitan ganda, motif tumpala, dan motif lilitan.

Baca juga  Apa Yang Dimaksud Dengan Permainan Sepak Bola

Adanya motif hias yang mempunyai banyak variasi ini tentunya menjadi identitas budaya tertentu pada suatu daerah sehingga sangat bermanfaat bagi para arkeolog dan sejarawan. Beragamnya motif hias nusantara dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

Motif hias yang ada di nusantara sebagian besar menggunakan motif hias tumbuhan dan fauna yang asing karena sebagian besar terkena pengaruh asing. Contoh: terdapat motif hias berupa burung phoenix, naga, awan biru bahkan batu koral yang berasal dari seni Tiongkok dan banyak ditemukan pada karya seni khas Jawa bagian utara. Ada pula motif bunga teratai yang menandakan kelahiran, diambil dari kesenian India dan banyak digunakan pada patung dan relief candi-candi di nusantara.

Adanya dekorasi dalam gaya apapun tentu memberikan fungsi estetika bagi masyarakat. Namun, ternyata fungsi dekorasi tidak hanya sekedar fungsi estetika saja lho… Berikut beberapa fungsi dekorasi bagi masyarakat:

Apa Itu El Nino Dan La Nina? Ini Penyebab Serta Dampaknya

Pada dasarnya jika ingin menggambar motif hias apapun termasuk hiasan geometris harus mempunyai aturan atau teknik yaitu sebagai berikut:

Motif tumpala ini paling sering digunakan pada batik dan tenun. Bentuk motifnya pun bermacam-macam, mulai dari sulur tanaman yang melambangkan kesuburan, hingga bentuk gunung yang melambangkan keteguhan dan kekuatan dalam melawan kejahatan. Contohnya adalah Batik Pesisir (berasal dari Indramay) yang bersifat naturalistik dan dimaksudkan untuk menunjukkan kuatnya pengaruh budaya asing melalui pemilihan warna yang berbeda.

Gramedian bisa menemukan motif geometris ini di seluruh wilayah kepulauan Indonesia, khususnya di bagian timur. Bentuk motif spiral ganda ini hampir menyerupai huruf “S” dan sebaliknya. Motif ini bahkan diyakini sudah ada pada Kebudayaan Perunggu pada zaman prasejarah atau biasa disebut dengan Kebudayaan Perunggu Eropa.

Motif ini sering ditemukan pada kapak perunggu, ukiran kayu, rak perkakas dan barang-barang rumah tangga lainnya. Namun motif ini tidak hanya diterapkan pada furnitur rumah dan rak piring saja, melainkan juga pada batik, salah satunya yang biasa disebut motif Parang Rusak di Jawa Tengah.

Pengertian Bisnis Intelegent: Cara Kerja, Fungsi Dan Manfaatnya

Motif liku-liku geometris ini diyakini sudah ada sejak Zaman Perunggu dan kemudian menyebar ke berbagai wilayah mulai di Asia Tenggara, salah satunya Indonesia, Asia Timur, Eropa, dan Yunani. Bentuk motif ini berupa rangkaian huruf “T” yang berselang-seling antara berdiri tegak dan terbalik. Bentuk motif berkelok-kelok ini hampir menyerupai kesenian Tiongkok yaitu seolah-olah mengalir seperti awan, itulah sebabnya sering disebut Pinggir Awan.

Baca juga  Sebutkan Unsur Pesan Dalam Kerajinan Fungsi Pakai

Namun motif geometris tersebut tidak selalu berbentuk seperti itu, bisa juga berbentuk lingkaran yang nantinya akan diukir pada kapal khususnya di PNG.

Motif geometris ini sudah ada sejak Zaman Perunggu di Eropa Barat dan biasa disebut swastika, sedangkan di Cina disebut swastika.

. Motif swastika ini merupakan simbol perputaran bintang-bintang di alam semesta khususnya Matahari dan juga merupakan tanda keberuntungan bagi manusia di bumi.

Bagaimana Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid 19?

Motif Kawang ini sering digambar siswa pada saat tugas seni dan budaya. Apakah Grameds salah satunya? Bentuk motif geometris ini berupa lingkaran-lingkaran yang disusun menutupi yang lain. Nama “kawung” berasal dari bahasa Jawa dan Sunda yang berarti “pohon palem”. Perlu diketahui, jika sawit dipotong melintang maka akan terlihat empat biji.

Bentuk motif Kawang ini sudah ada sejak zaman Hindu Jawa, misalnya pada pakaian yang selalu dikenakan oleh Kertajaya sebagai raja pertama kerajaan Majapahit.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam jurnal berjudul “Analisis Keanekaragaman Hias Rumah Adat Saoraja di Desa Binanga Karaeng Kecamatan Lembang Provinsi Pinrang” karya Al Mukarramah menyimpulkan bahwa keberadaan ragam hias khususnya ragam hias geometris banyak digunakan. di rumah adat Saoraja.

Grameds pasti tahu kalau bentuk rumah adat bugis hampir mirip dengan rumah adat yang ada di sumatra dan kalimantan yaitu sama-sama berbentuk seperti rumah panggung. Namun rumah tradisional Bugis cenderung memiliki bentuk yang lebih memanjang di bagian belakang, disertai dengan tambahan bangunan di bagian samping dan depan rumah. Orang Buga biasa menyebut bangunan tambahan ini dengan lego-lego.

Mengulas Pengertian Kalimat Persuasif, Ciri Ciri, Jenis & Contohnya

Rumah tradisional Bugis sehari-harinya bervariasi tergantung pada status sosial penghuninya. Yakni ada rumah adat Saoraja (istana) dan Bola (rumah). Raja dan keturunannya biasanya tinggal di rumah adat Saoraja, atau rumah besar. Sedangkan masyarakat awam biasanya tinggal di rumah adat Bola. Meskipun pada prinsipnya kedua jenis rumah adat Bugis ini tidak berbeda jauh, kecuali ukuran dan ragam hiasan yang digunakan sebagai penghiasnya.

Ornamen geometris yang banyak dijumpai pada rumah tradisional Bugis berbentuk Saoraja membuktikan bahwa keberadaan ornamen memang berfungsi untuk menentukan status sosial seseorang. Hiasan jendela geometris berbentuk segitiga (cobo’-cobo’), belah ketupat (cidu) dan hati. Selain itu juga dapat ditemukan pada pegangan tangan tangga dengan bentuk yang membulat dan melingkar. Hiasan-hiasan ini tidak hanya berfungsi sebagai penghias saja, namun juga sebagai bagian dari struktur atau sebagai penopang railing tangga sehingga terlihat kokoh.

Baca juga  Jelaskan Tiga Macam Sidang Bpupki

Pada rumah adat Bugis ini, tangga biasanya mempunyai 13 anak tangga. Semakin tinggi rumah adat maka jumlah tangganya akan semakin banyak, namun jumlahnya harus selalu ganjil. Angka ganjil pada tangga merupakan lambang angka Tuhan dan susunannya tidak mungkin terjadi secara kebetulan.

Jika dilihat dari makna simbolik dekorasi geometris yang terdalam pada rumah adat Bugis ini, maka setiap bentuk geometrisnya akan berbeda-beda, yaitu:

Perubahan Iklim Global: Definisi, Faktor Penyebab, Dampak Dan Upaya Penanggulangannya

Hiasan ini berbentuk busur yang terbuat dari daun pakis, hiasan lainnya berbentuk bulat sempurna. Bentuk ukelnya menyerupai koma. Motif hias Padjajaran ini biasanya terdapat pada ukiran kayu di makam Sunan Gunung Jati. Beberapa bagian motif hias ini antara lain Angkup, Culo, Benangan, Simbar dan lain-lain.

Varietas hias ini berbentuk krawangan membulat, biasanya terdiri dari ujung pakis dan daun kembang sepatu. Semuanya tampak berbentuk tanda tanya. Variasi hias ini ditemukan kembali oleh Ir. H. Maclaine Pont, pejabat yang bekerja di Museum Trowulan. Kehadiran motif hias terlihat pada pilar-pilar pendopo di Masjid Demak yang dianggap sebagai situs warisan budaya Kerajaan Majapahit pada masa Raden Patah.

Ornamen ini sebenarnya hampir mirip bentuknya dengan ornamen Padjajaran. Yang membedakan adalah bagian ujung ukela, atau hiasannya yang berbentuk bagian. Masyarakat Bali mempunyai julukan khusus untuk motif hias ini yaitu Patre Punggel yang biasa terlihat di pura sebagai hiasan pintu masuk.

Hiasan ini mempunyai motif khusus berupa sulur bunga yang bentuknya kaku dan meliuk. Sulur bunga sebenarnya adalah akar yang menggantung yang dililitkan seperti tali bergelombang. Pada jarak tertentu akan terdapat buku yang tangkai daunnya. Buah dan bunga kemudian akan muncul di setiap ujung batang.

Apa Itu Omicron? Kenali Lebih Dalam Varian Baru Covid 19

Variasi dekoratif ini biasanya digunakan untuk menghias produk aluminium, perak dan emas. Contohnya sendok, asbak, keris, gong, mangkok dan lain sebagainya.

Varietas hias ini rupanya mempunyai corak tersendiri, yakni berupa daun yang bentuknya agak kaku. Memang motif ornamen Madura diciptakan oleh para ahli seni asal Madura, tanpa menjiplak motif ornamen dari daerah lain. Grameds bisa melihat keberadaan motif hias Maduran ini di gedung pusat museum (Museum Gajah) di Jakarta.

Daerah Cirebon terkenal dengan keseniannya

Pola asuh yang salah, salah satu pola hidup sehat adalah, salah satu pola pikir yang melandasi adanya pemerintahan demokrasi adalah, salah satu wajib umrah adalah, diare adalah salah satu gangguan pencernaan yang disebabkan oleh beberapa hal salah satu penyebab diare adalah, salah satu pola kerangka karangan adalah, cara memperbaiki salah satu keyboard laptop yang tidak berfungsi, salah satu tujuan pembuatan iklan, hal yang mempengaruhi tinggi badan, kebiasaan pola makan yang tidak sehat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan yaitu, salah satu bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan web adalah, faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua