Peninggalan Kerajaan Melayu

Peninggalan Kerajaan Melayu – , Jakarta merupakan salah satu kerajaan dengan wilayah yang luas di kepulauan Sriwijaya. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya banyak peninggalan, salah satunya Candi Bahal di Kecamatan Portibi Padang Lawas Sumatera Utara.

Saat didatangi tim, Kamis (3/10/2016), local guide Rifai Saleh menjelaskan, Candi Bahal yang terhampar seluas dua hektar ini sudah ada sejak abad ke-11 dan merupakan candi. Hal ini erat kaitannya dengan perkembangan agama Hindu di Indonesia.

Peninggalan Kerajaan Melayu

“Nama kelenteng ini dulunya bernama Portibi karena letaknya di kawasan Padang Lawas, namun sejak tahun 1991 pemerintah Indonesia mengubahnya menjadi Bahal. Pasalnya, pura tersebut masih berada di kawasan desa terdekat, yakni Desa Bahal,” kata Rifai.

Membongkar Sejarah Kegemilangan Kerajaan Islam Alam Melayu

Rifai menambahkan, candi yang memiliki perpaduan antara agama Hindu dan Budha ini karena candi Bahal masih sering digunakan untuk pemujaan pada saat perayaan hari raya Waisak. Di ketinggian 68 mdpl, kemegahan dan keagungan Kerajaan Sriwijaya dapat dilihat di candi ini.

Candi Bahal terletak di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, sekitar 3 jam dari Padangsidempuan. Candi ini merupakan kompleks candi (disebut biara dalam bahasa setempat) terbesar di provinsi Sumatera Utara, karena di dalamnya terdapat kompleks candi Bahal I, Bahal II, dan Bahal III.

Candi Bahal hanyalah bagian dari Candi Padanglava yang merupakan candi yang tersebar di wilayah yang luas antara lain: Candi Pulo, Candi Barumun, Candi Sinkilon, Candi Sipamutung, Candi Aloban, Candi Rondaman Dolok, Candi Bara, Candi Magaledang, Candi Sitapayan dan candi Nagasaribu. Mungkin sawah dan perkampungan di sekitar candi dulunya merupakan kawasan yang sangat luas. Dari sekian banyak candi Padanglaw, hanya candi Bahal yang direnovasi, candi Sipamutung dan candi Pulo yang direnovasi, sedangkan candi lainnya masih berupa reruntuhan.

Tidak diketahui apakah candi Bahal itu candi Hindu atau Budha. Melihat bentuk atap candi Bahal I yang menyerupai bentuk atap candi Mahligai di Muara Takus (Riau), diyakini bahwa candi Bahal adalah candi Budha. Namun jika dilihat dari pahatan batu yang ditemukan di kawasan tersebut seperti arca kepala Makara, arca Ganesha, raksasa dll, dapat diduga bahwa candi ini merupakan candi Hindu atau Buddha Tantrayana. Fungsi candi Bakhal di masa lalu juga tidak diketahui, meskipun masyarakat setempat menyebutnya “bero” yang berarti biara.

Baca juga  Naon Bedana Carita Pondok Jeung Dongeng

Catholic Church Of Saint Joseph Map

Kompleks candi Bahal terdiri dari tiga candi yang masing-masing berjarak sekitar 500 meter. Beberapa kilometer dari candi ini terdapat kompleks candi lainnya, yaitu kompleks candi Pulo atau Barumun yang telah dipugar.

Pura Bahala sering disebut Pura Portibi sesuai dengan lokasi tempat pura tersebut berada. Ada kesamaan antara Candi Bahala I, II dan III dalam beberapa aspek. Semua bangunan di ketiga kompleks candi ini terbuat dari batu bata merah, kecuali arca yang terbuat dari batu padat. Setiap kompleks candi dikelilingi oleh tembok batu bata merah setinggi kurang lebih 1 m dan terdapat gapura di sisi timur yang mengarah dan dikelilingi tembok setinggi kurang lebih 60 cm di kedua sisinya. tengah halaman dengan pintu masuk ke gerbang.

Lokasi Pura I Bahal mudah ditemukan karena bangunan pura langsung terlihat dari jalan 4WD. Selain itu, dibangun gapura dan pos jaga di pintu masuk kawasan candi Bahala I agak jauh dari gapura.

Di seberang pos jaga terdapat bangunan yang berfungsi sebagai museum. Museum ini menampung bagian-bagian dari kuil Baal yang tidak dapat dikembalikan ke lokasi aslinya, termasuk patung utuh dan pecahan patung.

Timbul Tenggelamnya Kerajaan Malayu

Candi Bahal 1 dibangun di halaman seluas sekitar 3000 m2, dikelilingi oleh pagar batu merah setinggi 60 cm, dinding pagar cukup tebal – sekitar 1 meter – sehingga orang dapat berjalan bebas di sekitar candi. Pada bagian tengah sisi timur, dinding pelataran melebar membentuk lantai yang menjorok ke luar dari pelataran candi setinggi kurang lebih 7 m. Tembok setinggi sekitar 70 cm mengelilingi sisi kanan dan kiri lantai hingga tangga di ujungnya. sisi kiri dan kanan gerbang.

Bangunan utama Candi I Bahal berada di tengah pelataran di seberang gapura. Di antara bangunan induk dan gapura terdapat pondasi atau pelataran berbentuk alas bujur sangkar berukuran sekitar 7 x 7 m2. Tangga redstone yang mengarah ke panggung menghadap ke tangga yang mengarah ke bangunan utama di sisi timur dan tangga yang mengarah ke bawah dari gerbang di sisi barat panggung.

Di sisi selatan pekarangan, sejajar dengan pondasi tersebut di atas, terdapat dua pondasi dengan luas 3 m2 dan 2,5 m2. Tidak ada informasi yang ditemukan tentang apakah ketiga yayasan itu dibangun. Fungsi ketiganya tidak diketahui.

Baca juga  Penyelesaian Dari Persamaan Adalah

Bangunan utama Candi Bahal I merupakan yang terbesar dibandingkan dengan bangunan utama Candi Bahal II dan II. Bangunan utama terdiri dari tikar, kaki, badan dan atap candi. Candi ini berbentuk bujur sangkar dengan luas sekitar 7 m2 dengan tinggi tikar sekitar 180 cm.

Sarat Makna, Kenali Ragam Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Di atas tumpuan tersebut berdiri kaki candi setinggi 75 cm dengan luas bujur sangkar 6 m2. Perbedaan luas lantai dan dasar candi menimbulkan lorong di sekitar dasar candi. Di tengah sisi timur, tepat di depan undakan yang menanjak ke kaki permukaan candi, terdapat pelat candi dengan panjang sekitar 4 m dan lebar sekitar 2 m. Di ujung “jalan setapak” terdapat sebuah tangga, dikelilingi oleh sepasang kepala gulungan di dasarnya.

Makara adalah binatang yang hanya ada dalam mitos, setengah ikan, setengah buaya. Mulut arca batu kepala Makar terbuka lebar. Di mulutnya yang terbuka terdapat makhluk yang terlihat seperti kinara-kinari, yaitu burung berkepala manusia, yang dapat ditemukan di candi-candi Siwa di Jawa.

Meski sama-sama terbuat dari batu, pahatan makara yang mengapit undakan memiliki pola hias yang berbeda dengan candi-candi di Jawa pada umumnya. Bagian belakang kepala hewan dihiasi rangkaian ukiran melingkar yang tidak terdapat pada gulungan candi Jawa.

Di sepanjang sisi utara dan selatan tembok “jalan” menuju tikar terdapat patung-patung orang dengan berbagai pose. Meski banyak bagian patung yang rusak, namun bentuk sosok penarinya masih terlihat. Di sepanjang sisi timur atau depan cawan terdapat patung-patung raksasa yang sedang duduk.

Penemuan Perhiasan Emas Peninggalan Masa Kerajaan Sriwijaya

Pada dinding utara dan selatan kaki candi tidak terdapat ukiran, dan pada dinding barat (belakang) terdapat ukiran yang lebih halus, namun bentuknya sudah tidak jelas.

Tubuh candi merupakan bangunan berbentuk persegi panjang dengan alas berbentuk bujur sangkar seluas 5 m2. Selisih luas tubuh candi dengan permukaan kaki candi membentuk lorong selebar sekitar 1 m. Sekitar 60 cm di atas permukaan kaki candi terdapat tangga untuk mencapai pintu masuk. ke rongga di dalam tubuh candi. Di dalam bangunan candi terdapat ruangan kosong dengan luas sekitar 3 m2, dikelilingi tembok setebal 1 m, lebar ambang pintu masuk sekitar 120 x 250 cm, tidak terdapat pahatan penghias pintu bingkai.

Bentuk atap candi Bahal I sangat unik, tidak seperti piramida seperti candi-candi di Jawa Timur, ataupun stupa seperti atap candi Muara Takus. Atap Candi Bahal I berbentuk silindris, tingginya sekitar 2,5 m, berbentuk seperti kue, bertumpu pada alas berbentuk persegi panjang. Cornice pahatan mengelilingi atap atap.

Baca juga  Berapa Menit

Masih di dalam pelataran candi Bahal I, di sudut utara pelataran bangunan induk terdapat pondasi seluas sekitar 2,5 m2 dengan reruntuhan di atasnya. Informasi tentang penampakan asli dan tujuan reruntuhan belum ditemukan.

Istana Damnah Bukti Sejarah Kejayaan Kerajaan Melayu Di Lingga

Candi Bahal II berjarak sekitar 100 m dari jalan raya dan sekitar 300 m dari Candi Bahal I. Pelataran Candi Bahal II menempati luas yang sama dengan pelataran Candi Bahal I dan juga dikelilingi tembok bata, namun berukuran candi utama. bangunannya lebih kecil dari bangunan utama candi Bahal I.

Seperti pada Candi Bahal 1, dinding pelataran melebar di tengah sisi timur membentuk lantai yang memanjang sekitar 4 m ke tepi pelataran candi. Dari sisi timur (luar) hingga batas tangga, langit-langit dikelilingi tembok setinggi sekitar 70 cm di sisi kanan dan kiri.

Bangunan utama candi Bahala II terdiri dari susunan alas, kaki, badan dan atap candi. Tatakan candi berbentuk bujur sangkar dengan luas sekitar 6 m2 dan tinggi sekitar 1 m. Di atas alas berdiri tegak kaki candi setinggi 75 cm dengan luas bujur sangkar 5 m2. Perbedaan luas lantai dan dasar candi menimbulkan lorong di sekitar dasar candi.

Koper di kaki candi berbentuk bujur sangkar dengan luas 4 m2, sehingga di permukaan kaki candi juga terdapat lorong selebar sekitar 1 m.

Berkunjung Ke Istana Maimun, Warisan Kesultanan Melayu Di Medan

Di dalam bangunan candi Bahala II juga terdapat ruangan kosong dengan luas sekitar 3 m2, dikelilingi tembok setebal sekitar 1 m, pintu masuk berukuran sekitar 120×250 cm menghadap ke timur tanpa ukiran bermotif pada bingkainya. Dinding, kaki, dan badan candi juga polos tanpa hiasan pahatan apapun. Atap candi Bahala II berbentuk limas dengan puncak berbentuk persegi panjang. Di bagian atas komposisi terdapat sejumlah lubang yang tidak diketahui tujuannya.

Di depan pangkal tangga badan utama terdapat sepasang gulungan dengan mulut terbuka. Di mulut ada makhluk dengan bentuk yang tidak bisa dipahami. Meski sama-sama terbuat dari batu, kepala gulungan ini berbeda dengan kepala di depan bangunan utama candi Bahal I.

Di antara bangunan induk dan gapura terdapat pondasi atau pelataran berbentuk alas persegi yang luasnya sekitar 5 m2. Tangga batu merah mengarah ke panggung dari sisi utara dan selatan. Di sudut utara halaman bangunan utama, fondasi bangunan yang runtuh telah dipertahankan.

Peninggalan kerajaan melayu riau, arca peninggalan kerajaan majapahit, peninggalan kerajaan, peninggalan kerajaan samudra pasai, peninggalan kerajaan jenggala, candi peninggalan kerajaan bali, peninggalan peninggalan kerajaan majapahit, prasasti peninggalan kerajaan kutai, prasasti peninggalan kerajaan mataram, peninggalan kerajaan kalingga, peninggalan kerajaan melayu riau adalah, istana peninggalan kerajaan melayu riau