Paman Nabi Muhamad

Paman Nabi Muhamad – Nabi Muhammad ﷺ adalah panutan kita. Namun bagaimana kita bisa meniru dia jika kita tidak tahu siapa dia?

Ada pepatah Indonesia yang mengatakan “kalau tak kenal maka tak cinta”, maka melalui gaya penulisan yang lembut ini kami ingin sedikit bercerita tentang nama dan silsilahnya.

Paman Nabi Muhamad

Muhammad ﷺ bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ ad bin Adnan merupakan keturunan Nabi Isma’il alaihissalam bin Ibrahim khalilullah alaihissalam.

Abbas, Paman Nabi Muhammad Yang Bersikap Baik Pada Islam

Namun berapa banyak orang yang mengaku mencintai Rasulullah padahal tidak mengetahui siapa orang tuanya, siapa kakek dan neneknya, siapa istrinya atau ummul mukmininnya. Apalagi jika ditanya nama putra, putri, paman, bibi, dan sebagainya.

Maka menarik jika kita bertemu untuk mengetahui tentang keluarga Nabi Muhammad SAW, baik kakek, nenek, ayah, ibu, paman, bibi, istri, anak, ibu menyusui dan saudara menyusui.

Pernahkah kita tahu kalau Nabi Muhammad ﷺ dijuluki sebagai keturunan dua orang yang nyaris dibantai. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

Silsilahnya adalah Nabi Muhammad ﷺ bin Abdullah bin Abdul Muthallib. Ayahnya nyaris dibantai karena kakeknya pernah bersumpah jika Abdul Muthallib punya 10 anak, salah satunya akan dibunuh.

Sosok Paman Nabi Muhammad Saw Yang Sangat Benci Islam

Abd al-Muttalib bin Hasyim bersumpah bahwa sepuluh orang di antara mereka akan mati ketika dia meninggal, maka ketika sepuluh dari mereka meninggal, Aku menarik undian di antara mereka siapa di antara mereka yang akan dibunuh, dan undian itu jatuh pada Abdullah bin Abdul Mutalib, dan dia terbunuh. yang paling dicintai oleh semua Abdul Mutalib, dan Abdul Mutalib berkata, “Ya Tuhan, dia itu seekor unta, maka dia menarik banyak antara dirinya dan unta itu, dan banyak yang jatuh dalam seratus.” bukan

Sebelumnya, Abdul Muthalib berjanji jika ia mempunyai 10 anak laki-laki, ia akan membunuh salah satu dari mereka. Ketika Abdul Muthalib mempunyai 10 anak laki-laki, dia memilih anak mana yang harus disembelih. Ternyata nama Abdullah sempat muncul. Sedangkan Abdullah adalah anak yang paling disayanginya. Kemudian Abdul Muthalib berbicara

Baca juga  Selain Sebagai Keindahan Ragam Hias Juga Bernilai Simbolis Artinya

, “Ya Tuhan Abdullah atau 100 ekor unta.” Kemudian dia memilih antara Abdullah dan 100 ekor unta. Kemudian muncullah 100 ekor unta.

Namun ayahnya meninggal dunia karena sakit ketika ia sedang pergi berdagang di Syam, dan ketika hendak kembali ke Makkah, ayah Nabi juga meninggal dunia dan dimakamkan di An Nabighah, padahal ayahnya Abdullah sangat menantikan kehadiran putranya. Tapi nasib Tuhan sudah ditentukan,

Buku Ski Mi Kelas Iii

Nama ibunya adalah Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf. Ibunda Rasulullah belum terlalu tua ketika mengikuti suaminya.

Paman Nabi berjumlah 12 orang. Dari nama-nama tersebut hanya empat yang dinubuatkan: Hamzah, Abu Lahab, Abu Thalib dan ‘Abbas.

Adapun Abbas bin Abdul Muthalib adalah paman bungsu Nabi SAW, beliaulah yang memiliki kuniyah Abu Fadhal. Usianya sekitar 2 atau 3 tahun lebih muda dari Rasulullah.

Syafiyyah adalah ibu dari Zubair bin Awam. Dia masuk Islam dan berpartisipasi dalam perang Khandak dan dia membunuh seorang pria dari kelompok Yahudi dan Nabi sendiri memberinya bagian dari rampasan tersebut.

Kita Membenci Yang Dianggap Musuh Islam, Rasulullah Tidak

Nabi ﷺ mempunyai beberapa saudara laki-laki dan perempuan baik ketika beliau menyusui bersama Thuwaibah maupun ketika beliau menyusui bersama Halimatus Sa’diyah, yaitu:

Keduanya mengasuh Rasulullah, budak Abu Lahab Thuwaibah, sedangkan Thuwaibah mengasuh putranya Masruh bin Suwaibah.

Istri pertama Nabi adalah Khadijah binti Khuwailid Al-Asadiyah yang dinikahi pada saat Nabi berusia 25 tahun. Nama-nama istri Nabi secara umum adalah:

Mempunyai seorang anak laki-laki yang membuatnya sangat bahagia, bernama Ibrahim. Namun putranya meninggal sebelum dia berusia 2 tahun. Beliau wafat pada masa Umar, jenazahnya didoakan oleh Umar bin Khatab dan dimakamkan bersama istri Nabi.

Mengenal Keluarga Nabi Muhammad Worksheet

Sedangkan anak tiri Nabi Muhammad [anak angkat Khadijah] adalah Halah bin Abu Halah, Hindun bin Abu Halah, Zainab binti Abu Halah, Abdullah bin Atiq, Jariyah bin Atiq dan Hindun binti Atiq.

Adapun anak-anak Fatimah yaitu Hasan, Husain, Ummu Kultsum dan Zainab, dari pihak ayah Ali bin Abu Thalib merupakan cucu Nabi Muhammad SAW. Karena Ali adalah sepupu Nabi.

Sedangkan Ali bin Al Ash dan Umamah binti Al Ash, dari pihak ayah, Ali dan Umamah masih bisa disebut cucu. Sebab bapaknya, Al Ash adalah anak dari adik ipar Nabi Muhammad SAW yaitu Halah binti Khuwailid.

Setelah selesai menyusui, sang ayah [Abi Al As] masih belum mau menjadi seorang Muslim. Setelah itu, Nabi merasa prihatin dengan keimanan dan pendidikan akhlak cucunya, sehingga beliau membawanya kembali untuk diasuh di bawah asuhan kakek dan neneknya.

Sikap Nabi Muhammad Terhadap Pamannya Yang Non Muslim

Pada saat penaklukan Mekkah pada tahun 630 Masehi atau 8 H, Rasulullah memasuki kota Makkah dengan mengendarai Ali bin Abi Al Ash di belakangnya. Ali berusia 17 tahun saat itu. Adalah seorang pemuda pemberani. Namun Ali bin Abi Al Ash tidak mempunyai keturunan, namun apakah ia mempunyai istri atau tidak, tidak ada catatan sejarah mengenai hal itu. Sejarah hanya menceritakan bahwa ia meninggal pada tahun 636 Masehi. pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab.

Baca juga  Wilayah Indonesia Beriklim Laut Karena

Pada tahun 614 Masehi lahirlah seorang cucu lagi yang diberi nama Abdullah bin Ustman. Abdullah adalah anak pertama dan satu-satunya yang lahir dari rahim Ruqayyah [dan Ustman bin Affan]. Abdullah lahir di Abyssinia ketika orang tuanya Ruqayyah dan Ustman bin Affan merantau bersama sahabat lainnya seperti Ja’far bin Abu Thalib. Ruqayyah dan Ustman bin Affan menikah pada tahun itu [614 M] dan beberapa bulan kemudian mereka hijrah ke Abisinia. Ini adalah migrasi pertama yang dilakukan oleh umat Islam.

Cucu kedua [atau ketiga, karena tidak ada catatan tahun lahir Abdullah di Abyssinia] tidak sempat menemui kakek dan neneknya di Mekah. Abdullah meninggal di Abyssinia pada usia lima tahun.

Pada tahun 620 Masehi atau tahun ke 10 B, lahirlah cucu ke 3 atau cucu pertama yaitu Umamah binti Abi Al Ash Umamah merupakan anak kedua dari Zaynab dan Abi Al Ash. Kelahiran Umamah menjadi penghiburan bagi Nabi yang masih berduka atas meninggalnya Khadijah dan pamannya Abu Thalib. Tak heran jika Rasulullah sangat mencintai umat. Dia tidak pernah meninggalkan sisinya, bahkan ketika dia berdoa. Ketika salat dan ummat sudah dalam genggaman, Nabi SAW akan salat sambil menggandeng ummat.

Penuhi Undangan Maulid Nabi Muhammad Saw, Paman Birin Minta Habib Doakan Banua Agar Berkah

Dan seperti adiknya Ali, Umamah juga diasuh oleh kakeknya Rasulullah karena ayahnya masih belum mau masuk Islam. Dan seperti adiknya, Umamah tidak mempunyai keturunan sampai akhir hayatnya.

Pada tahun 625 Masehi atau tahun ke 3 Dinasti Hijriah, lahirlah cucu keempat yaitu Hasan bin Ali. Hasan merupakan anak pertama dari Fatimah dan Ali bin Abu Thalib. Nabi menerima cucunya yang keempat dengan rasa syukur. Dia mengucapkan syahadat di telinga Hasan, bertaubat dan menamainya Al Hasan, mencukur rambutnya dan bersedekah perak kepada fakir miskin seberat rambutnya.

Pada tahun 626 Masehi atau tahun ke-4 pemerintahan H, lahirlah cucu kelima, Husain bin Ali. Husain adalah anak kedua dari Fatimah dan Ali. Dan seperti saudaranya Hasan, nama Husain juga diberikan langsung oleh Rasulullah. Seperti kakaknya Hasan, Husain juga memiliki banyak istri dan anak. Keturunan Husain masih ada sampai sekarang.

Pada tahun 630 M atau tahun 8 H, lahirlah cucu keenam dan cucu kedua yang diberi nama Zaynab binti Ali. Zaynab merupakan anak ketiga dan putri pertama dari Fatimah dan Ali. Nama Zaynab diberikan Nabi untuk memperingati wafatnya Zaynab binti Muhammad yang meninggal beberapa bulan sebelum kelahiran Zaynab binti Ali.

Baca juga  Berikut Ini Adalah Hasil Samping Dari Tanaman Talas Kecuali

Kisah Abu Thalib, Paman Nabi Muhammad Yang Menolak Masuk Islam

Pada tahun 631 Masehi atau tahun 9H, lahirlah cucu ketujuh atau cucu ketiga yang diberi nama Ummu Kultsum binti Ali. Ummu Kultsum adalah anak keempat dan bungsu dari Fatimah dan Ali. Karena Fatimah meninggal 2 tahun kemudian [tahun 633 M].

Nama Ummu Kultsum juga diberikan Nabi untuk mengenang wafatnya Ummu Kultsum binti Muhammad yang wafat pada tahun tersebut. Meninggalnya Ummu Kultsum mengakibatkan keluarga inti Rasulullah kini tinggal bersama Fatimah, satu-satunya anak Rasulullah yang masih hidup. Seperti adiknya Zaynab, Ummu Kultsum juga diketahui tidak memiliki anak. Dia menikah dengan Umar bin Khattab.

Sepupu Nabi (putra pamannya) berusia dua puluh lima tahun. Semuanya masuk Islam kecuali Thalib bin Abi Thalib dan ‘Utaibah bin Abi Lahab.

Oleh karena itu, disusunnya artikel yang berjudul “Belajar Tentang Keluarga Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam” semoga menambah ilmu kita dan bermanfaat bagi semua orang.REPUBLIKA .CO.ID, JAKARTA — Hidup bersama non-Muslim adalah sebuah keniscayaan. bagian tak terbantahkan dari kehidupan Nabi Muhammad. Lalu bagaimana hubungan dan sikap Nabi terhadap orang-orang kafir yang dekat dengannya?

Gema Maulid Hadirkan Ustadz Fikri Haikal, Paman Birin

Karya Ahmad Sarwat menjelaskan, contoh bagaimana Nabi membangun hubungan baik dengan anggota keluarga non-Muslim terlihat dari pamannya, Abu Thalib. Dalam berbagai riwayat, Nabi sering mengajak pamannya untuk memeluk Islam, namun hingga akhir hayatnya, Abu Thalib tetap menjadi non-Muslim.

Meninggalnya Abu Thalib di tahun yang sama dengan meninggalnya Sayyidah Khadijah membuat Nabi SAW terkejut. Saking kagetnya, Nabi malah menyebut tahun meninggalnya keduanya amul huzn (tahun duka).

Bahkan, Nabi pun menangis atas meninggalnya Abu Thalib, seorang non-Muslim. Nabi sangat menghormati Abu Thalib, beliau tidak pernah menyebut pamannya dengan nama yang tidak pantas. Namun Nabi hanya meminta agar pamannya dibimbing dan mengikuti Islam.

Dijelaskan bahwa semasa hidup, sikap Abu Thalib terhadap Nabi Muhammad sangat baik. Beliaulah yang merawat Nabi sejak ayah, ibu, dan kakeknya meninggal. Ia bahkan rutin mendukung dakwah Nabi dengan membela dan melindungi semaksimal mungkin. Padahal, peran Abu Thalib terlalu besar dalam perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad Periode Makkah Worksheet

Oleh karena itu, Nabi pun menyikapi kebaikan Abu Thalib dengan cara yang berbeda-beda. Salah satunya adalah merawat putra Abu Thalib, Sayyidina Ali bin Thalib, seolah-olah ia adalah putranya sendiri. Nabi melakukan hal ini pada saat keuangan Abu Thalib berada pada titik terendah.

Pesan Islam – 11 Desember 2023, 22:49 Pesan Nabi

Mukzizat nabi muhamad, paman nabi, cerita sejarah nabi muhamad, cerita nabi muhamad swt, solawat nabi muhamad saw, kisah cerita nabi muhamad, cerita tentang nabi muhamad, shalawat nabi muhamad, sejarah nabi muhamad swt, kisa nabi muhamad, biografi nabi muhamad, batu cincin nabi muhamad