Orang-orang Yang Menuntut Ilmu Sama Besar Pahalanya Dengan Orang Yang

Orang-orang Yang Menuntut Ilmu Sama Besar Pahalanya Dengan Orang Yang – Orang yang hidupnya lancar mungkin karena membantu atau membiayai orang yang mencari ilmu agama. Foto: Repro binchangsyariah.com

KENDARI,- Sangat diprioritaskan untuk membantu para santri atau santri agar bisa fokus belajar sehingga bisa menjaga agama ini.

Orang-orang Yang Menuntut Ilmu Sama Besar Pahalanya Dengan Orang Yang

Orang yang hidupnya lancar pun mungkin karena membantu atau membiayai orang yang sedang berjuang di jalan Allah.

Rumah Aisyah 3 Tematik 1: Muslimah Intelektual Tonggak Peradaban Islam

Setelah harta kita wakafkan untuk membangun gedung pendidikan yang akan digunakan untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama, maka setiap penuntut ilmu ditunjang dengan harta kekayaan yang kita limpahkan, sehingga insya Allah pahalanya akan terus mengalir kepada kita sampai akhirat. hari pada Penghakiman Terakhir.

Dikutip dari kabarjagad.id, Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang menunjukkan suatu kebaikan, maka ia seperti pahala bagi pekerjanya.” (HR. Muslim).

Keunggulan itu disebutkan Imam Nawawi ketika membahas masalah amanah dalam kitab Riyadhus Sholihin. Dia membawa hadits berikut:

“Pada masa Nabi, semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian, ada dua bersaudara. Salah seorang dari keduanya selalu mendatangi Nabi Shallallahu’alayhi wasallam (untuk mencari ilmu agama) dan salah satunya sibuk dengan pekerjaannya, sehingga yang sedang bekerja mengadukan saudaranya (yang tidak membantunya dalam pekerjaannya) kepada Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam, bersabda: “Mungkin kamu telah diberi makan karena saudaramu.” [SDM. At-Tirmidzi riwayat Anas bin Malik Radiyallahuanhu, Sahih Al-Jami’: 5084].

Kelas 10 Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Siswa

1. Menolong orang yang mencari ilmu agama di dunia akan mendapat keberkahan berupa dukungan yang melimpah berupa harta, kesehatan, taufiq untuk amal shaleh, pertolongan dalam segala urusan dan lain-lain.

“Buatlah aku bahagia dengan segera membantu yang lemah, karena dari yang lemahlah kamu diberi rezeki dan pertolongan.” [SDM. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi atas otoritas Abu Ad-Dard Radiyallahuanhu, As-Shahiha: 779].

“Sesungguhnya mereka adalah penyebab kemenangan dan kelangsungan hidup yang lemah, yaitu jika seseorang berbelas kasih, lemah lembut dan memberikan kekayaan yang diberikan kepadanya oleh Allah I wa Jallaha, maka ini adalah penyebab kemenangan atas musuh dan penyebab perolehan. rezeki.” [Syarhu Riyadhis Shaalihin, 3/113].

Baca juga  Keuntungan Perpindahan Panas Secara Konveksi Adalah

2. Orang yang membantu para pencari ilmu akan mendapatkan pahala yang besar di akhirat nanti, karena membantu orang yang beribadah sama pahalanya dengan orang yang berdoa.

Derajat Mulia Penuntut Ilmu Agama

Ibadah mencari ilmu adalah salah satu ibadah yang paling agung, apalagi ketika pencari ilmu mengamalkan ilmunya dan mengajarkannya, maka orang yang membantunya mendapat pahala yang sama.

“Barangsiapa membantu seorang jihadis mempersiapkan diri di jalan Allah, ia juga ikut serta dalam jihad, dan barangsiapa membantu keluarga seorang jihadis di jalan Allah dengan amal saleh, ia juga ikut serta dalam jihad.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim oleh Zaid bin Khalid Al-Juhani Radiyallahuanhu].

“Pelajaran yang dapat kita petik dari hadits ini adalah bahwa siapa pun yang membantu orang lain untuk menaati Allah akan menerima pahala yang sama dengan orang yang ditolongnya.

Jika Anda membantu seorang pencari ilmu membeli buku, atau menyiapkan kamar tidurnya, atau memberinya sumbangan atau semacamnya, maka Anda akan mendapatkan pahala yang sama dengan pencari ilmu tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.

Lebih Dari 100 Keutamaan Orang Berilmu Dari Kitab Miftah Daar As Sa’adah

Demikian juga, jika Anda membantu seseorang yang melakukan shalat untuk memudahkannya melakukan shalat, seperti tempat shalatnya, pakaiannya, air wudhu dan apa saja yang dapat memudahkannya dalam melakukan shalat, maka Anda akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang didoakan.

Ini adalah aturan umum; Barangsiapa yang membantu orang lain untuk menaati Allah, maka ia akan menerima pahala yang sama dengan pahala orang yang menaatinya, tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun.” [Syarhu Riyadhis Shalihin, 2/375].

“Ada dalil dalam hadits ini yang menunjukkan bahwa seseorang boleh meninggalkan urusan dunia dan berkonsentrasi mempelajari ilmu agama, mengamalkannya, dan memusatkan bekal untuk akhirat.” [Al-Mirko: 8/ 3328 ].

Karena menuntut ilmu membawa manfaat yang besar bagi dirinya dan umat Islam pada umumnya yang sangat membutuhkan pengajaran ilmu agama.

Mengapa Menuntut Ilmu Dalam Islam Dapat Disetarakan Dengan Jihad Di Jalan Allah?

Hal ini dapat dilakukan selama tidak merugikan diri sendiri atau orang lain. Menyakiti diri sendiri, seperti mengemis. Akan tetapi jika dia sabar dalam kekurangan tanpa meminta-minta, maka baik baginya untuk memperoleh banyak ilmu.

Merugikan orang lain, misalnya jika ada tanggungan anggota keluarga yang harus dinafkahi, maka wajib membagi waktu saya antara belajar dan bekerja.

4. Para pencari ilmu dan guru kebaikan bukanlah orang-orang yang suka mengemis dan tidak menunjukkan keinginan kepada dunia meski dalam keadaan melarat dan miskin. Terkadang bukan karena mereka tidak mau atau tidak mampu hidup berkecukupan dan berkecukupan, tetapi kepedulian mereka untuk mencari ilmu dan pengajaran lebih karena mereka menghalanginya, sehingga merekalah yang paling layak ditolong. , bukan pengemis.

Baca juga  Patung Buddha Yang Ada Di Candi Borobudur Dibuat Dengan Teknik

“(Nafkahkan) untuk orang miskin yang terikat di jalan Allah; mereka tidak bisa (bekerja) di tanah; orang bodoh mengira mereka orang kaya karena mereka menghindari mengemis. Anda mengenal mereka dari karakteristiknya, mereka tidak perlu bertanya kepada orang lain. Dan harta baik apapun yang kamu infakkan (di jalan Allah), Allah Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 273).

Memahami Makna Menuntut Ilmu Dan Keutamaanya

“Orang miskin ini mungkin karena dia tidak bisa bekerja, atau dia mungkin mampu, tetapi dia harus meninggalkan amalan yang lebih taat kepada Allah daripada bekerja, maka dia disyariatkan untuk melakukan amalan yang lebih taat kepada Allah.” [Majmu’ Al-Fatawa, 10/427].

5. Kita harus saling membantu dalam menuntut ilmu dan mempelajarinya sesuai dengan kemampuan kita, baik dengan ilmu, harta, maupun tenaga.

“Dan tolong-menolong dalam (melakukan) kebajikan dan takwa dan jangan saling tolong-menolong dalam dosa dan kejahatan. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya.” [Al-Maidah: 2]. (C)مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

? “Barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah dan berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian shalat dua rakaat, maka ia mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah.” Rasulullah SAW bersabda: Pahalanya sempurna, sempurna, sempurna.” [HR. At-Tirmidzi atas otoritas Anas bin Malik, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, Ash -Shahiha: 3403]

Hubungan Antara Ilmu Dan Akhlak

➡ Namun, baik jika seseorang menunda shalat sebelum akhir Zuha, yaitu sebelum Zuhur, insya Allah.

➡ Lebih afdhal dilakukan pada waktu Dhuha paling afdhal ketika matahari mulai terik. Karena sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para ulama, shalat Israq adalah shalat Dhuha di awal waktu, maka lebih afdhal jika dilakukan pada waktu paling afdhal Dhuha.

? “Shalat orang yang taat dan selalu bertaubat di hadapan Allah (sholat Dhuha) adalah ketika unta mulai menghangat.” [HR. Muslim dari Zaid bin Arqom radiyallahu’anhu]

وَفِيهِ : فَضِيلَة الصَّلَة هَذَا الْوَقْت . قَالَ أَصْحَابنَا: jillo

Berlomba Dalam Meraih Pahala

? “Dalam hadits ini, yang dimaksud dengan shalat (Dhuha) adalah saat ini. Ulama teman kami mengatakan bahwa ini adalah waktu yang paling afdhal untuk shalat Dhuha (yaitu saat unta mulai menghangat), meskipun shalat Dhuha bisa dilakukan dari matahari terbit (yaitu matahari terbit penuh) hingga sekarang, di mana ia tergelincir (yaitu, saat sebelum waktu Zuhur).” [Lecture Muslim, 30/6]

2) Barangsiapa meninggalkan masjid karena syahwat dan hanya sebentar, kemudian kembali lagi dan melanjutkan zikir di masjid, maka ia akan tetap mendapatkan pahala insya Allah. Dan jika jalan keluarnya adalah untuk amalan yang lebih besar, seperti mencari ilmu, maka itu lebih afdhal [Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 12/115, no. 19008]

Baca juga  Apa Kegunaan Kertas Amplas Untuk Pensil

3) Jika seseorang berurap di rumah karena alasan belerang, seperti sakit atau hawf (ketakutan), kemudian dia melakukan amalan seperti dalam hadits di atas, maka dia akan mendapat pahala yang sama, insya Allah. Bahkan jika dia tidak bisa melakukannya sama sekali karena sakit dan hanya sholat subuh, dia tetap mendapat pahala.

? “Jika hamba sakit atau melakukan perjalanan, maka pahalanya dicatat sebagai telah bekerja selama dia masih hidup dan sehat.” [SDM. Al-Bukhari atas otoritas Abu Musa (ra dengan dia)]

Keutaamaan Menuntut Ilmu Menurut Pandangan Islam

4) Seorang wanita yang sholat Subuh di rumah dan kemudian melakukan amalan seperti dalam hadits ini juga akan mendapatkan pahalanya insya Allah, dan lebih afdhal bagi wanita untuk sholat di rumah [Lihat Majmu’ Fatawa Ash -Shaikh Ibni Baz rahimahullah, 11/389]

5) Waktu Isyroq adalah setelah matahari terbit dan naik sebesar tombak (sekitar 2 meter) atau sekitar 1/3 atau 1/4 jam setelah matahari terbit. Dan jika seseorang melewatkan shalat sunnah yang biasa dilakukannya, maka hendaknya ia melaksanakannya terlebih dahulu baru kemudian shalat Isiroq [Lihat Majmu Fatawa Ash-Shaykh Ibni Baz rahimahullah, 25/171 dan Majmu Fatawa wa Rosail Ash-Shaykh Ibni ‘Utsaimin rahimahullah , 14/204, no. 869].

“Barangsiapa membantu seorang jihadis mempersiapkan diri di jalan Allah, ia juga ikut serta dalam jihad, dan barangsiapa membantu keluarga seorang jihadis di jalan Allah dengan amal saleh, ia juga ikut serta dalam jihad.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim oleh Zaid bin Khalid Al-Juhani Radiyallahuanhu]

“Dan dalam hadits ini ada fikih (pemahaman) bahwa barangsiapa membantu seorang mukmin untuk berbuat kebaikan, maka orang yang membantu itu mendapat pahala yang sama dengan orang yang mengamalkannya.” [Syarhul Bukhari libnil Battol, 5/ 51 ]

Menuntut Ilmu Itu Ibadah

وَفِي هَذَا الْحَدِيث: الْحَثّ عَلَى الْإِحْسَان إِلَى مَنْ فَعَلَ مَصلَة لِلْمُمِمِمِمِمِِمِمِِمِِمِِمِِمِِمِِمِِمِمِِمِِِمِِِمِِِمِِمِِمِِمِِمِِمِِمِِمِِمِِمِِمِِمِِمِِمِِمِِمِمِِžnja, tka

“Dan dalam hadits ini motivasinya adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat sesuatu untuk kemaslahatan umat Islam atau berbuat sesuatu untuk kemaslahatan umat Islam.” [Sharhu Muslim lin-Nawawi, 13/40]

“Pelajaran yang dapat kita petik dari hadits ini adalah bahwa siapa pun yang membantu orang lain untuk menaati Allah akan menerima pahala yang sama dengan orang yang ditolongnya.

Jika Anda membantu seorang pencari ilmu dengan membelikan buku untuknya atau menyiapkan rumah untuknya atau memberinya hadiah atau semacamnya, maka Anda akan mendapatkan pahala yang sama dengan seorang pencari ilmu tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.

Konsep Ilmu Dalam Perspektif Imam Al Ghazali (ringkasan Kitab Al Ilm Dari Ihya’ Ulumuddin)

Juga

Hadist menuntut ilmu, keutamaan orang menuntut ilmu, keutamaan orang yang menuntut ilmu, hadits tentang menuntut ilmu, amalan yg pahalanya sama dengan umroh, hadits menuntut ilmu, hadis tentang menuntut ilmu, ibadah yang pahalanya sama dengan haji, kelebihan orang menuntut ilmu, doa menuntut ilmu, hadist tentang menuntut ilmu, orang yang menuntut ilmu