Motif Batik Yang Terkenal Dari Kota Cirebon Adalah Motif

Motif Batik Yang Terkenal Dari Kota Cirebon Adalah Motif – Cirebon – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cirebon telah mendaftarkan 10 motif batik Cirebon dengan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Hingga saat ini Pemkab Cirebon masih menunggu persetujuan HKI untuk pendaftaran.

“Kami sudah mendaftar sejak November tahun lalu. Ada 10 alasan. Ini upaya peningkatan standarisasi cagar budaya Cirebon. Kami masih menunggu proses verifikasinya,” kata Danny Agustin, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon. Diundang detik.com, Kamis (21 Maret 2019) sore.

Motif Batik Yang Terkenal Dari Kota Cirebon Adalah Motif

Ia menyebutkan 10 motif terdaftar batik Cirebon, mega mendung, patran kembang, ganggengan, taman teratai, ayunan kangkung, kapal terdampar, matahari, ceker ayam, pring aspur dan gula tebu. Danny berharap 10 motif batik tersebut menjadi hak kekayaan intelektual bagi masyarakat Cirebon.

Ketahui Jenis Motif Batik Dari Berbagai Daerah Di Indonesia!

“Mega Mendung paling terkenal. Motif paling ikonik. Gradasi warna 5 sampai 7 lapis warna,” kata Danny.

Ia menjelaskan filosofi lapisan warna motif mega cloud. Angka lima, lanjut Danny, melambangkan rukun Islam. Ia menambahkan, angka tujuh melambangkan tujuh tingkat langit.

“Motif kedua adalah motif bunga Patran yang berbentuk sulur. Seperti dahan dengan daun dan bunganya, atau akar yang menjalar,” kata Danny.

Motif ketiga adalah motif ganggengan. Menurut Danny, motif ganggeng berasal dari tumbuhan ganggeng atau rumput laut. “Itu representasi dari spesies bintang air, berupa alga yang dihiasi bintang,” katanya.

Kerajinan Cirebon, 4 Yang Bisa Dikoleksi

Ngomong-ngomong, motif keempat adalah taman teratai. Motif ini sama dengan taman air dari zaman keraton. Danny mengatakan, motif taman air sangat erat kaitannya dengan ajaran persatuan antara manusia dan pencipta.

“Motifnya berupa kolam dengan tanaman teratai yang terdapat di keraton. Ada unsur bentuk gajah dan motif burung yang disembunyikan dengan susunan vadasan, yaitu motif naga yang nantinya terlihat sebagian,” Danny dikatakan.

Ngomong-ngomong, menurut Dena, motif lenggang kangkung sama dengan tanaman kangkung yang menjalar di atas air. “Alasan keenam adalah kapal yang kandas. Kapal yang kandas memiliki filosofi menolak kegagalan. Itu ditekan oleh penduduk. Bentuk kapal ditunjukkan dengan bentuk linier dan planar. Di ruang ini, dengan tumbuhan dan ornamen binatang,” katanya.

Kemudian motif matahari. Motif ini berbentuk bunga matahari. Kemudian motif ceker ayam. Danny menjelaskan, motif cakar ayam menggambarkan jejak kaki ayam yang dalam bahasa Jawa disebut cakar.

Baca juga  Pembulatan Ke Satuan Hm Terdekat Dari 657 M Adalah

Jawab Soal Berdasarkan Cerita ‘wisata Batik Trusmi’, Kelas 6 Tema 9

“Untuk motif permen, bentuknya ditenun dari batang tebu yang disilangkan. Inilah salah satu kebanggaan warga Cirebon. Dan terakhir, motif pring-seret berupa seikat bambu bersarung. celah-celah tersebut kemudian diisi dengan hiasan seperti kupu-kupu, daun dan bunga (pring asp), pada motif ini,” kata Dean. (bbn/bbn) dan wilayah Indonesia lainnya. Motif batik ini memiliki keunikan yang tidak dapat ditemukan di daerah produksi batik lainnya. Yakni, karena hanya ada di Cirebon dan merupakan mahakarya, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan mendaftarkan motif Megamendung ke UNESCO dan menerimanya sebagai warisan dunia.

Motif Megamendung yang merupakan motif dasar batik dikenal luas di luar negeri. Sebagai bukti reputasinya, motif megamendung pernah digunakan pada sampul buku Batik Design yang diterbitkan di luar negeri oleh Pepin van Rooyen dari Belanda. Keaslian motif Megamendung tidak hanya pada motifnya yang berbentuk gambar awan dengan warna yang berani, tetapi juga pada nilai filosofis yang terkandung pada motif tersebut. Hal ini berkaitan erat dengan tanggal lahir batik di Cirebon secara keseluruhan. H. Komarudin Kudiia S.IP, MD, Ketua Pelaksana Yayasan Batik Jawa Barat (IBJB), mengatakan:

Motif megamendung merupakan karya yang sangat mulia dan bermakna, sehingga penggunaan motif megamendung harus dijaga dan ditata dengan baik. Uraian ini tidak dimaksudkan untuk membatasi bagaimana motif megamendung diproduksi, melainkan tidak menyetujui penggunaan motif megamendung untuk barang yang benar-benar tidak pantas seperti sarung sandal hotel.

Asal muasal motif megamendung, berdasarkan kitab dan literatur yang ada, selalu menunjuk pada tanggal kedatangan bangsa Tionghoa di wilayah Cirebon. Hal ini tidak mengherankan karena Pelabuhan Muara Jati di Cirebon menjadi persinggahan para pendatang dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Tercatat jelas bahwa Sunan Gunung Jati yang menyebarkan Islam di wilayah Cirebon pada abad ke-16 menikah dengan ratu Cina Ong Tien. Beberapa benda seni seperti tembikar, piring, dan kain berhias awan didatangkan dari Tiongkok.

Batik Khas Arsip

Dalam Taoisme, bentuk awan melambangkan dunia atas. Bentuk awan merupakan gambaran dunia yang luas, bebas dan memiliki makna transenden (ketuhanan). Konsep awan juga berpengaruh dalam dunia seni rupa Islam pada abad ke-16, ketika para mistikus menggunakan istilah dunia besar atau luar.

Perkawinan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien menjadi gerbang masuknya budaya dan tradisi Tionghoa ke Keraton Cirebon. Para empu batik keraton memindahkan budaya dan tradisi Tionghoa ke dalam motif batik yang mereka buat, namun ada perbedaan antara motif megamendung dari Tiongkok dan dari Cirebon, dengan sentuhan khas Cirebon. Misalnya, garis awan berbentuk bulat atau melingkar pada motif megamendung Cina, sedangkan yang dari Cirebon tajam dan berbentuk segitiga.

Baca juga  Sebutkan Contoh Cara Memakai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sejarah batik di Cirebon juga terkait dengan perkembangan gerakan kultus yang konon berpusat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Awalnya, batik dibuat oleh anggota sekte yang bertugas di keraton sebagai sumber ekonomi untuk membiayai kelompok pemujaan. Pendukung tarekat tinggal di dalam dan sekitar desa Trusmi. Desa ini terletak sekitar 4 km dari Cirebon ke arah barat daya atau Bandung. Oleh karena itu, sampai saat ini batik Cirebon merupakan batik Trusmi yang unik.

Motif megamendung, di mana warna biru selalu disandingkan dengan warna merah pada awalnya, menggambarkan kejantanan dan suasana dinamis ketika laki-laki ikut campur dalam proses produksi. Yang pertama memulai tradisi membatik adalah anggota laki-laki dari sekte tersebut. Biru dan merah juga menggambarkan psikologi masyarakat pesisir yang terbuka dan egaliter.

Batik Cirebon, Lebih Dari Sekadar Mega Mendung

Biru juga konon melambangkan warna langit yang luas, keramahan dan ketenangan, serta pembawa hujan yang diharapkan memberi kesuburan dan kehidupan. Warna biru yang digunakan berkisar dari biru muda hingga biru tua. Biru muda melambangkan kehidupan yang lebih cerah dan biru tua melambangkan awan gelap yang memberi kehidupan dengan hujan.

Dalam perkembangannya, motif megamendung mengalami banyak perkembangan dan dimodifikasi sesuai permintaan pasar. Motif megamendung dipadukan dengan motif binatang, bunga atau lainnya. Perpaduan motif-motif tersebut sebenarnya sudah lama dilakukan oleh para seniman batik tradisional, namun dengan campur tangan para perancang busana, perkembangannya menjadi sangat pesat. Selain motif, warna motif Megamendung yang semula biru dan merah kini berubah menjadi berbagai warna. Ada motif megamendung yang berwarna kuning, hijau, coklat dan lain-lain.

Dulu, proses produksi yang pembuatannya berupa batik tulis dan batik cap banyak diproduksi di pabrik-pabrik dengan cara serigrafi (printing). Meski kain bermotif megamendung yang dihasilkan dari proses ini belum bisa disebut batik.

Bentuk motif megamendungpun yang sebelumnya dikenal hanya berupa kain batik, kini dapat dijumpai dalam berbagai bentuk barang. Ada hiasan dinding seperti lukisan kaca, barang interior seperti ukiran kayu dan produk rumah tangga seperti sarung bantal, sprei, taplak meja dan lainnya. Motif batik yang terkenal dari kota Cirebon adalah motif Megamendung. Batik Cirebon merupakan salah satu jenis batik khas Cirebon yang masih ada hingga saat ini dan merupakan salah satu dari empat sentra industri batik di Provinsi Jawa Barat.

Mengenal Sejarah Dan Ragam Motif Batik Di Indonesia

Cirebon merupakan salah satu sentra batik tertua di Indonesia. Kota ini juga mempengaruhi berbagai motif batik di sentra industri batik lainnya seperti Indramayu, Tasikmalaya, dan Garut di Jawa Barat.

Baca juga  Apa Tanda Tempo Yang Digunakan Pada Lagu Butet

Motif batik megamendung tidak hanya terkenal tetapi juga salah satu simbol kota Cirebon. Asal muasal motif ini berkaitan dengan sejarah kedatangan bangsa Tionghoa di Cirebon yaitu Sunan Gunung Jati yang menikah dengan wanita Tionghoa bernama Ong Tie.

Lantas apa sebenarnya filosofi di balik motif batik Megamendung ala Cirebon ini? Ph.D. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini yang dirangkum dari buku Potensi IKM Batik Bagi Perekonomian Nasional oleh Eliade Herviianti dkk (2020: 16).

Motif megamendung pertama kali muncul pada pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien. Pernikahan ini memadukan budaya dan tradisi Tionghoa dengan Keraton Cirebon.

Ragam Batik Jawa Barat

Para empu batik keraton menambahkan budaya dan tradisi Cina pada motif batik mereka, namun dengan sentuhan Cirebon yang kental.

Filsafat positif sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Salah satunya berasal dari motif batik Megamendung. Ada makna yang begitu dalam pada corak dan warna batik ini. Filosofi ini terus diwariskan hingga saat ini.

Menurut maestro batik Megamendung di Cirebon, motif batik harus terdiri dari tujuh gradasi warna. Batik Megamendung yang berarti “langit tempat turun hujan”, sesuai dengan namanya, sesuai dengan tujuh lapis langit.

Dalam filosofi batik Megamendung, kata mendung diartikan sebagai kesabaran. Maka dari itu, sebagai pribadi sebaiknya jangan mudah marah, tapi harus sabar dan bisa mengendalikan emosi.

Keanekaragaman Batik Di Indonesia

Hal ini sejalan dengan proses pembuatan batik Megamendung yang membutuhkan kesabaran ekstra. Semakin bagus hasil membatik yang dihasilkan oleh seseorang, itu menunjukkan bahwa orang tersebut teliti dan sabar.

Tak hanya itu, Megamendung berharap pengguna batik juga menjadi pribadi yang sabar. Karena dengan menggunakan motif Megamendung justru bisa mencairkan atau menyejukkan suasana.

Pada motif batik Megamendung, bentuk awan mendung tidak boleh terjadi secara kebetulan. Orientasinya harus horizontal (horizontal), bukan vertikal.

Mengapa? Karena tugas awan ini adalah melindungi dari terik matahari. Esensi Megamendung harus mampu melindungi apa yang ada di bawahnya.

Filosofi Batik Mega Mendung Cirebon, Pecinta Batik Wajib Tahu!

Kehadiran batik megamendung kini telah merasuki budaya pop masyarakat Indonesia. Motif tidak hanya digunakan sebagai kain batik, tetapi juga untuk berbagai hal lainnya.Ingin tahu lebih banyak tentang tunik, blouse, kemeja, dress dan jenis-jenisnya?

Motif batik yang terkenal di cirebon adalah, motif batik yang berasal dari cirebon adalah, motif batik yang terkenal, makanan khas cirebon yang terkenal, kue khas cirebon yang terkenal, nama motif batik terkenal dari pekalongan adalah, motif batik yang terkenal dari cirebon adalah, motif batik cirebon yang terkenal adalah, motif batik cirebon yang paling terkenal adalah, motif batik yang terkenal di daerah cirebon adalah, motif batik trusmi cirebon, motif batik yang terkenal dari daerah cirebon adalah