Letak Kota Atau Tempat Pada Peta Dinyatakan Dengan

Letak Kota Atau Tempat Pada Peta Dinyatakan Dengan – Kota Parepare (Bugis: ᨀᨚᨈ ᨄᨑᨙᨄᨑᨙ) adalah sebuah kota di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kota ini memiliki luas 99,33 km² dan berpenduduk 152.992 jiwa (2021).

Parepare adalah tempat kelahiran presiden ketiga Republik Indonesia, B.J. Cintaku. Kota Parepare terletak di kawasan Selat Makassar yang menghubungkan jalur transportasi laut dan jalur perdagangan dari Pulau Jawa, Makassar, Kalimantan Timur, dan Maluku di bagian utara Nusantara. Parepare merupakan daerah yang aman dari gelombang laut karena terletak di kawasan Teluk Persia. Parepare terletak di paralel ke-30

Letak Kota Atau Tempat Pada Peta Dinyatakan Dengan

36’24” – 1190 43′ 40″ Bujur Timur. Kota pesisir Parebar memiliki empat kecamatan yaitu Pakokeke, Pakokeke Barat, Ujung dan Suryang. Jumlah Chorrahan adalah 22. Wilayah administratif Parepare di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang di sebelah timur, Kabupaten Senreng Rappang di sebelah timur, Kabupaten Barru di sebelah selatan dan Selat Makassar di sebelah barat.

Pengenalan Navigasi Darat

Pada awal perkembangannya, perbukitan yang sekarang disebut kota Baripari ini merupakan semak belukar beserta lubang-lubang tanah yang sedikit miring sebagai tempat tumbuh secara acak dan tidak beraturan, dari utara (Kaba Ujung) hingga selatan kota. . Kemudian, melalui perkembangan sejarah, dataran tersebut dinamai menurut kota Baribari.

Lontara Kerajaan Suppa menyebutkan bahwa sekitar abad ke-14, putra Raja Suppa meninggalkan keraton dan menuju ke selatan untuk mendirikan daerah tersendiri di pesisir pantai karena memiliki hobi memancing. Wilayah tersebut kemudian dikenal dengan nama Kerajaan Suryang, kemudian berdirilah kerajaan lain sekitar abad ke-15 yaitu Kerajaan Bakukeki.

Ada yang menduga kata Parepare berasal dari cerita Raja Gowa, saat kunjungan Raja Gowa XI, Manrigau Dg. Bonto Karaeng Tunipallangga (1547-1566) melakukan perjalanan dari Kerajaan Pakokeki ke Kerajaan Suryang. Sebagai seorang raja yang dikenal ahli strategi dan pelopor pembangunan, Kerajaan Goa tertarik dengan bentangan alam yang indah ini dan secara otomatis menamainya “Bajiki ni Pari” yang berarti “(pelabuhan di daerah ini) dibuat dengan baik”. . Parepare ramai dikunjungi pengunjung, termasuk orang Melayu yang datang berbelanja di kawasan Soba.

Kata Parepare memiliki arti tersendiri dalam bahasa Bugis dan kata Parepare berarti “kain hias” yang digunakan dalam acara-acara seperti pernikahan dan dapat kita lihat dalam buku literatur lontara La Galigo yang disusun oleh Naskah Arung Pancana Toa NBG 188 yang terdiri dari 12 jilid dengan 2851 halaman, Kata Parepare ditemukan di beberapa tempat termasuk jilid 2 halaman [62] baris no. 30 yang berbunyi “pura makkenna linro langana parepare” (karpet hias yang dipasang di depan istana).

Baca juga  Persentase Kenaikan Keuangan Terbesar Di Tahun 2019 Adalah

Jenis Jenis Peta Dan Fungsinya

Karena letaknya yang strategis sebagai pelabuhan yang terlindung oleh runtuhan batu di depannya, dan sudah ramai dikunjungi orang, tempat ini pertama kali direbut oleh Belanda dan kemudian dijadikan kota penting di bagian tengah Sulawesi Selatan. Di sinilah posisi Belanda melebarkan sayapnya dan menembus seluruh dataran timur dan utara Sulawesi Selatan. Ini terletak di Parepare di distrik Ajatappareng.

Pada masa Hindia Belanda, di kota Parepare, kedudukan ajudan terakhir dan Controlur atau Gezag Hebber adalah sebagai komandan (Hindia Belanda) dengan kedudukan daerah pemerintahan yang disebut “Afdeling Parepare” yang meliputi Onder Afdeling Barru (Zelfbestuur Barru, Balusu, Tanete dan Mallusetasi), Onder Afdeling Senreng Rappang (Zelfbestuur Senreng dan Zelfbestuur Rappang), Onder Afdeling Enrekang (Zelfbestuur Enrekang, Maiwa, Malua, Buntu Batu, Allaelingu Suppa, Sawitto dan Zelfbestuur Alitta) dan Onder Afdeling Parepare. Di setiap distrik/Onder Afdeling ada seorang Controlur atau Gezag Hebber. Selain memiliki sistem pemerintahan di Hindia Belanda, dalam struktur pemerintahan Hindia Belanda juga terdapat penguasa setempat dan pemerintahan raja-raja Bugis yang mandiri dalam menjalankan pemerintahan di tanahnya masing-masing, dengan kekuasaan Aarung dan Datu. Persatuan Ajatappareng dan Persatuan Massenrempulu pada masa Afdeling Parepare yaitu

Walaupun Parepare merupakan bagian dari Kedatuan Suppa, namun kantor pusatnya adalah Datu Suppa di Majennang. Namun setelah berdirinya Kerajaan Mallusetasi pada tahun 1905, wilayah Parepare yang terdiri dari negara kecil yaitu Kerajaan Soreang dan Kerajaan Bacukiki bergabung menjadi Kerajaan Mallusetasi (meliputi Nepo, Bojo, Bacukiki dan Soreang). Sejak saat itu Kabupaten Parepare menjadi bagian dari Negara Mallusetasi. Keempat kerajaan ini dipersatukan menjadi satu liga atau konfederasi yang disebut Lilipassajing. Lili artinya kelompok, Passiajing artinya kekerabatan. Lilipassiajing adalah hubungan kesatuan berdasarkan hubungan darah atau warisan. Terlihat bahwa raja yang memerintah keempat kerajaan tersebut memiliki garis keturunan yang berasal dari Adatuang Cinring.

Struktur pemerintahan ini tetap ada sampai pecahnya Perang Dunia Kedua, yaitu. ketika pemerintah Hindia Belanda dihapuskan pada tahun 1942. Ketika Indonesia merdeka pada tahun 1945, struktur pemerintahan diubah menjadi undang-undang no. 1 Tahun 1945 (Komite Nasional Indonesia). Sejak UU No. 2 Tahun 1948, dimana struktur pemerintahan juga mengalami perubahan yaitu di daerah-daerah yang hanya ada Kepala Daerah atau Kepala Negara (KPN) dan tidak ada yang namanya Asisten Bangkit atau Ken Karikan.

Baca juga  Yang Bukan Merupakan Faktor Pembentuk Keunggulan Bangsa Indonesia Adalah

Memahami 4 Lempeng Di Indonesia Yang Perlu Kamu Ketahui

Saat itu Parepare masih berstatus Afdeling yang wilayahnya masih meliputi lima wilayah sebagaimana tersebut di atas. Dengan berlakunya undang-undang no. 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan dan Pembagian Kabupaten Tingkat II di Propinsi Sulawesi Selatan, empat Onder Afdeling menjadi Kabupaten Tingkat II, yaitu masing-masing Kabupaten Tingkat II Barru, Senreng Rappang, Enrekang dan Pinrang, sedangkan Parepare sendiri memiliki status tingkat kedua dari Kotamadya Parepare. Pada tahun 1963, istilah “kotamadya” diubah menjadi “kotamadya” dan setelah diterbitkannya UU No. TIDAK. 29 Tahun 1959 tentang pembentukan provinsi tingkat II di Sulawesi, status kotamadya diubah menjadi ‘Kota’ sampai sekarang.

Berdasarkan tanggal walikota pertama H. ​​Andi Mannaungi dan pelantikannya pada tanggal 17 Februari 1960 dengan surat keputusan DPRD daerah no. 3 1970, tanggal lahir Kotamadya Baribar ditetapkan 17 Februari 1960.

Parepare terletak di sebuah teluk yang menghadap ke Selat Makassar. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Senreng Rappang dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Barru. Meski terletak di tepi laut, sebagian besar wilayahnya bergunung-gunung.

Berdasarkan catatan Stasiun Klimatologi, suhu rata-rata di Kota Parepare sekitar 28,5°C dengan rata-rata suhu minimum 25,6°C dan suhu maksimum 31,5°C. Baripari memiliki iklim tropis dengan dua musim, yaitu musim kemarau pada bulan Maret sampai September dan musim hujan pada bulan Oktober sampai Februari.

Menelusuri Bentuklahan Kawasan Karst Formasi Jonggrangan

Hasil pertanian Kabupaten Parepare antara lain jambu mete, biji kakao dan tanaman sampingan lainnya serta beras. Lahan pertanian Baripari relatif sempit, karena sebagian besar tanahnya berupa perbukitan berbatu dan rerumputan yang mudah tumbuh. Daerah ini sangat cocok untuk bercocok tanam.

Banyak penduduk daerah pegunungan beternak ayam pedaging dan ayam petelur, serta masyarakat setempat juga memanfaatkan padang rumput untuk menggembalakan kambing dan sapi. Sedangkan penduduk pesisir banyak yang berprofesi sebagai nelayan. Ikan yang dihasilkan dari berburu atau memancing masih banyak dan segar. Biasanya selain dilelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), nelayan juga menjual ikan segar di pasar malam “Pasar Senggol” yang menjual berbagai jenis buah-buahan, ikan, sayur mayur dan pakaian hingga barang dan aksesoris.

Walikota Parepare mempunyai tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan pemerintahan kabupaten berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh DPRD Kota Parepare. Andy Manawonji memegang jabatan pertama pada tahun 1960. Berdasarkan tanggal walikota pertama dilantik dan diambil sumpahnya pada tanggal 17 Februari 1960 dengan SK. DPRD Kota Parepare No. 3 1970, tanggal lahir Kotamadya Baribar ditetapkan 17 Februari 1960.

Baca juga  L Word Artinya

Sebelum tahun 2005, Walikota Parepare dipilih melalui sistem yang diselenggarakan oleh DPRD Kota Parepare. Selanjutnya Walikota Baribir bersama Wakil Walikota Baribari dipilih langsung oleh warga kota melalui pemilihan kota (pelkada) untuk pertama kalinya pada tanggal 28 Agustus 2008.

Letak Kota Atau Tempat Pada Peta Dinyatakan Dengan Garis

Kota Baribar terdiri dari 4 kecamatan dan 22 kecamatan. Pada tahun 2017 kabupaten ini memiliki luas wilayah 99,33 km² dan berpenduduk 177.651 jiwa dengan sebaran penduduk 1.788 jiwa/km².

Berdasarkan data BPS tahun 2019, jumlah penduduk Parepare sebanyak 145.178 jiwa yang terdiri dari etnis Bugis, Makassar, Mandar, Toraja, Tionghoa, dan lainnya.

Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kota Parepare adalah bahasa Indonesia. Menurut Statistik Bahasa 2019 yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa, terdapat satu bahasa daerah di Kota Parepare,

Pantai yang sering digunakan masyarakat Parepare sebagai tempat rekreasi adalah Pantai Lumpue. Pantai ini terletak di distrik Bacukiki Barat. Lokasinya dekat dengan fasilitas umum seperti masjid dan puskesmas. Ada juga rumah bambu yang cenderung disewa wisatawan. Pantai Lumpue memiliki laut yang jernih dengan pasir halus berwarna cokelat.

Boyman Ragam Latih Pramuka By Andri Bob Sunardi Pages 201 250

Pantai ini tidak banyak mengalami perubahan meskipun fasilitas pendukung ditambahkan pada tahun 1980-an namun tidak dapat mengubah konfigurasi alamnya. Dulunya tempat ini hanya digunakan oleh kalangan VIP, namun karena banyaknya publisitas, Lumpue yang semula diperuntukkan untuk mandi, disulap menjadi wisata pantai di Sulawesi Selatan.

Kebun Raya Gombe merupakan hutan kota Parepare yang dijadikan objek wisata. Dibangun pada tahun 1920, Kebun Raya Gombe merupakan hotspot keanekaragaman hayati dan daya tarik wisata serta pusat penelitian tumbuhan tropis, khususnya tumbuhan endemik Sulawesi. Jarak dari pusat Baribar sekitar 3,5 km. Kebun Jompie juga sangat strategis karena mudah dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum

Taman seluas 13,5 hektar ini menawarkan kegiatan rekreasi seperti kolam renang, tempat berkemah, dan jalur pendakian bagi wisatawan yang ingin menikmati hutan dan pepohonan dengan berjalan kaki. Hutan Gombe merupakan hutan kota terbaik ke-6 di Indonesia pada acara resepsi kenegaraan HUT RI ke-65. Hutan seluas 13,6 hektar ini sebelumnya ditetapkan pemerintah pusat sebagai hutan kota terbaik di Sulawesi Selatan. Selain hutan, ada juga kebun raya yang ditunjuk

Peta letak kerajaan aceh, peta letak geologis indonesia, peta letak indonesia, peta letak kerajaan mataram, peta letak kerajaan kutai, peta letak, peta letak kerajaan kediri, peta letak kerajaan majapahit, peta letak kerajaan sriwijaya, peta letak kerajaan singasari, peta letak geografis indonesia, letak jakarta di peta