Lagu Ondel-ondel Awalnya Bertujuan Untuk

Lagu Ondel-ondel Awalnya Bertujuan Untuk – ZONA RAYA SURABAYA – Ondel-ondel identik dengan simbol Betawi dan Ondel-ondel adalah salah satu bentuk kesenian Betawi yang terkenal.

Barongan berasal dari Barengan yang berarti bersama. Ondel-ondel biasanya karena penduduk setempat berbaris bersama. Penyanyi legendaris Benyamin mengubah namanya menjadi Ondel-ondel setelah merilis lagu lain berjudul Ondel-ondel.

Lagu Ondel-ondel Awalnya Bertujuan Untuk

Wajah seram yang tergambar pada boneka Ondel-Ondel ada alasannya: Ondel-Ondel awalnya bertindak sebagai penolak roh jahat atau roh jahat yang dapat mengganggu orang.

Ondel Ondel, Bukan Sekadar Boneka Raksasa

Mata Ondelondel yang sebenarnya bukanlah mata di wajah melainkan mata di dada. Dimaksudkan agar orang melihat dengan hatinya dan bukan hanya wajahnya atau penampilannya.

Anda mungkin sudah mengetahui bahwa tanaman kelapa merupakan tanaman yang dapat memanfaatkan seluruh bagiannya, mulai dari akar hingga daunnya. Bulu ondelondel terbuat dari batok kelapa agar kita manusia bisa berbuat baik untuk sesama.

Pada tahun 1960-an, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin mengubah penampilan ondel-ondel untuk mengusir roh jahat. Penampilannya berubah menjadi pakaian yang tidak seram dan mencolok dan lebih sering digunakan untuk perayaan seperti khitanan, pernikahan, dll. Bahkan saat ini ondel-ondel digunakan untuk hiburan dan mata pencaharian masyarakat.

Ondel-ondel terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel laki-laki berwarna merah dan ondel laki-laki berwarna putih. Ondel laki-laki cenderung mengenakan pakaian berwarna gelap, yang diyakini masyarakat mewakili kekuatan jahat, sedangkan ondel perempuan mengenakan pakaian berwarna terang, mewakili kekuatan kebaikan.***

Makna Tari Ondel Ondel Sebagai Warisan Budaya Masyarakat Betawi

Prediksi Hasil Bali United vs PSIS Semarang Liga 1 BRI: preview, stats, head-to-head dan line-up

Liga Eropa live streaming Manchester United vs Sevilla SCTV Vidio siaran langsung tv online 14:00 WIB

Jumat 14 April 2023 Jadwal SCTV: Pencari Tuhan Jilid 16, Bidadari Surgamu dan Tajwid Cinta Ondel-ondel merupakan salah satu bentuk kesenian khas Betawi yang sering terlihat di pesta-pesta. Ondelondel sepertinya selalu berperan sebagai nenek moyang atau penduduk desa yang menjaga anak cucunya.

Ondelondel adalah boneka anyaman bambu berukuran besar, tingginya kurang lebih 2,5 meter dan diameter ± 80 cm, serta mudah dibawa kemana-mana. Muka berbentuk topeng atau topeng, dan rambut di kepala terbuat dari ijuk. Wajah ondelondel jantan biasanya dicat merah, sedangkan ondelondel betina berwarna putih. Bentuk kinerja ini memiliki banyak kesamaan dengan kinerja di banyak bidang lainnya.

Baca juga  Menggelengkan Kepala Kekiri Dan Kekanan Bertujuan Untuk Meregangkan Otot

Pengamen Ondel Ondel: Hidup ‘mengganggu’, Mati Tak Mau

The Ondelondel atau Monster Barongan adalah karakter beramai-ramai dari Reog Valle Ponorogo versi Wenker, berwujud sepasang makhluk halus bertubuh raksasa namun dikutuk menjadi burung gagak dan burung merak karena mengganggu perjalanan Shingobarong. Juga dalam bentuk besar. Namun, tokoh-tokoh yang kurang penting disingkirkan dari pemerintahan Batarakatong.

Ondel-Ondel VOC datang ke Batavia atau Jakarta pada abad ke-17 ketika Mataram menyerang Batavia. Setelah VOC berhasil membakar kamp-kamp beras di sekitar Batavia, tentara Mataram membalas dengan mencemari masyarakat Batavia, khususnya Sungai Ciliwung yang membutuhkan air dari VOC.

Kemudian tentara Ponorogo yang bergabung dengan satuan Mataram menciptakan monster Barongan yang mengerikan dan membiarkannya keluar pada malam hari, dan satuan VOC membuat mereka takut, takut dan khawatir karena baik pribumi maupun orang Eropa masih dalam legenda Rakyat dipercaya dan pelarian geng sudah terjadi. Penyakit di Batavia yang diderita pasukan VOC dan gubernur VOC Batavia J.P. Coen meninggal karena wabah dan kerusuhan.

Sejak saat itu, ondel-ondel digunakan oleh masyarakat Batavia, khususnya Betawi, sebagai penolak berbagai hal buruk, diawali dengan upacara ritual.

Antropologi Budaya Ondel Ondel Betawi

Ondel-ondel digunakan pada zaman dahulu untuk mengusir bala bantuan dan mempertahankan desa. Biasanya dia berbaris setelah desa panen besar, slametan, festival besar (seperti Cap Go Meh) atau ketika ada wabah (epidemi) yang melanda sedekah kabupaten. Karena itu, Ondelondel jantan menjadi lebih ganas dalam bentuk aslinya dengan mata dan taringnya yang menonjol. Awalnya, ia juga dikenal sebagai “Barongan”. Kata “ondel-ondel” semakin populer pada tahun 1971 ketika Benyamin Sueb membawakan lagu “ondel-ondel” dengan irama gambang kramon gubahan Djoko Subagyo. Saat ini, ondel-ondel biasa digunakan untuk memeriahkan pesta atau berbaris mengikuti arak-arakan pengamen. Secepat apapun arus modernisasi, ondel-ondel tetap bertahan dan menghiasi wajah metropolitan Jakarta.

Sebenarnya Ondel-Ondel digambarkan sebagai tokoh yang dihilangkan dari sendratari Reog Ponorogo versi “Wanker”, berupa sepasang hantu dengan tubuh raksasa, namun karena mengganggu perjalanan Shingobarong, Ondel berwujud burung gagak raksasa dan burung gagak yang dikutuk menjadi burung merak. Namun, tokoh-tokoh yang kurang penting disingkirkan dari pemerintahan Batarakatong.

Dalam kesenian Jathilan dikenal dengan Genderuwo Gede dan di Pasundan dikenal dengan Badawang dan sejak perang Bubat dikenal dengan Badawang yang dibawa oleh pejabat Sunda yang hidup dengan berbagai kesenian di Majapahit seperti Angklung Reog dan di Bali lebih dikenal. Sebagai Barong Landing, sejenis Barong Bali yang dibawa oleh Raja Airlangga saat menyelamatkan diri. Jenis pertunjukan ini diperkirakan sudah ada sebelum Islam menyebar ke Jawa.

Baca juga  Transformasi Bangun Datar Dari Persegi Ke Lingkaran

Ada Ondel-Ondel versi lebih kecil di Soarjo yang hanya menggunakan topeng penari, tanpa kerangka raksasa. Kesenian ini disebut Reog Cemandi, hasil kolaborasi seni topeng Ponorogo yang berfokus pada Reog Kendang dan Pondok Tegalsari dari Tulungagung pada masa penjajahan Belanda. .

Minit Magazine Vol.3 By Minit Magazine

Musik pengiring ondel-ondel tidak beraturan, tetapi biasanya diiringi dengan irama gambang kramon dan tanjore. Ada yang diiringi pencak silat, betawi, marawis, hadroh dan rebana ketimpring. Siapa yang tidak tahu ondel-ondel? Sepasang boneka raksasa setinggi sekitar 2,5 meter menghiasi gedung-gedung pemerintahan atau kantor-kantor di ibu kota. Penampilannya juga mengikuti festival rakyat, hajatan orang Betawi, khususnya perayaan ulang tahun di kota Jakarta.

Sebagai pertunjukan rakyat, ondel-ondel biasanya dibawakan dengan kendang tepac, kendang kempul, gong, kenong khemong, crechek, terompet, bas dan sukong. Namun ada juga seniman yang memadukannya dengan alat musik modern. Pertunjukan Ondel Ondel biasanya diiringi dengan pertunjukan pencak silat Betawi.

Ondel-ondel mengenakan kostum Betawi yang berwarna mencolok. Bagian depan bodi memiliki lubang kecil yang dapat digunakan pemain untuk melihat ke luar. Hal ini memungkinkan Ondelondel melakukan gerakan tubuh melingkar (ngibing) yang cepat dan bergoyang mengikuti irama tanpa tersesat.

Masih belum jelas kapan Ondel-Ondel muncul dalam kehidupan masyarakat Betawi. Nama asli Ondel-Ondel adalah Barongan yang konon merupakan penjelmaan dari Desa Danyang. Pawai seremonial barongan melalui kota diadakan jika sakit untuk menolak bala bantuan dan memastikan keamanan. Proses pengasapan (ukup) dilakukan sebelum pawai untuk memastikan prosesi berjalan lancar.

Lengkap] Tari Ondel Ondel: Sejarah, Kostum, Pola Lanti, Properti + Video

“Barongan menjadi penjelmaan nenek moyang penjaga desa. Karena fungsi sakral Barongan melindungi desa dan mengusir segala malapetaka, maka Barongan harus tampil berwibawa dan menakutkan. Institut Seni 2019.

Karena fungsinya sebagai penolak bala, maka pembuatan Ondel-Ondel biasanya melalui proses ritual tertentu. Sebelum proses pengerjaan, para perajin akan mempersembahkan berbagai sesajen antara lain dupa, bunga tujuh, dan sumsum tulang. Tujuannya agar pembuatan Ondelondel berjalan dengan lancar dan roh yang bersemayam dalam boneka tersebut menjadi roh yang baik.

“Pembuatan ondel-ondel dengan cara ini berlanjut hingga tahun 1980-an. Namun ketika fungsi ondel-ondel berubah setelah itu, proses ritual mulai ditinggalkan,” terang Kemendikbud.

Baca juga  Berikut Ini Yang Tidak Termasuk Unsur Unsur Seni Rupa Diantaranya

Betawi, suku yang tinggal di Jakarta, juga tidak luput dari pengaruh luar. Bahkan akar budaya Betawi berasal dari adaptasi budaya berbagai suku dan negara seperti Jawa, Sunda, Ambon bahkan Portugis, Cina dan Arab. Barongan Betawi adalah salah satunya.

Mengulik Ondel Ondel, Sejarah Hingga Persentuhannya Dengan Budaya Islam

Mita Purbasari Wahidiyat mencatat kesamaan antara barongan Betawi dan barong Bali dalam penampilan. Pengaruh Bali terlihat pada corak, motif hias bunga kelapa, dan pakaian yang berwarna-warni. Ada juga pengaruh barongsai dari China. Ini ditunjukkan oleh fakta bahwa mereka menghidupkan pertunjukan dengan teknologi bergerak, alat musik, dan kembang api.

Pengaruh nasional lainnya didokumentasikan dalam Bunga Angin Portugal di Nusantara: Jejak Budaya Portugis di Indonesia oleh Paramitha Rahayu Abdurachman. Menurutnya, keberadaan ondelondel di Indonesia mirip dengan festival boneka Portugis. Para wayang mengikuti pawai keagamaan diiringi kelompok musik (tangedor) yang memainkan berbagai alat musik seperti gendang turki (besar), gendang sedang (pandor), suling dan aneka terompet.

“Boneka-boneka ini berpakaian berbeda dan terlihat seperti Ondel Ondel Betawi yang lama. Tarian wayang diiringi musik tanjidor,” tulis Paramitha. Tanjidor dan ondel-ondel kemudian menjadi khazanah budaya Betawi.

Tentu beberapa pedagang Eropa memperhatikan keberadaan boneka raksasa. Menurut peta budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), pedagang Inggris W. Scot menyebutkan Ondel-ondel sudah ada pada tahun 1605.

Dilema Seni Dan Ekonomi: Sebuah Perjalanan Ondel Ondel Menembus Lorong Waktu Jakarta

Nama Ondel-ondel diyakini muncul dan mulai terkenal pada tahun 1970-an ketika Benyamin Sueb menyanyikan lagu “Ondel-ondel”. Sejak saat itu, kata ondel-ondel menggantikan barongan.

Fungsi ondel-ondel juga berubah. Ondel-ondel mulai muncul dalam bentuk seni pertunjukan dan dekorasi setelah Gubernur Ali Sadikin menetapkan Ondel-ondel sebagai ikon Jakarta. Wajah ondel-ondel yang semula seram dan misterius berubah menjadi ramah dan bersahabat. Upacara dupa dibatalkan. Ondel-ondel juga mulai menghiasi gedung-gedung atau kantor-kantor pemerintahan di Jakarta.

Pengaruh Islam mempengaruhi kostum ondel ondel. Misalnya, tangan pria undel tidak lagi selalu berbentuk mahkota, tetapi menyerupai kopiah. Ikat pinggang dan ikat pinggang warna-warni diganti dengan sarung kotak-kotak (zucchini) yang dikenakan di leher dan dililitkan di bagian belakang garmen.

Mita Purbasari Wahidiyat mengatakan, “Penggunaan aksesoris zucchini pada sabuk kotak-kotak membangkitkan penampilan Si Pitung, seorang pemuda pesantren dan master pencak silat Betawi.”

Analisis Polemik Ondel Ondel Sebagai Salah Satu Kesenian Budaya Betawi Yang “ngamen” Demi Tetap Bertahan

Ondel-ondel biasanya terbuat dari kayu, bisa poplar, kapuk, cempaka, kenanga, atau rambutan, dengan dongdang, sejenis kandang ayam dengan batang yang terbuat dari bambu. Diameter tubuh ondel-ondel sekitar 1,5 m dan tingginya dapat mencapai 4 m.

Wajah Ondelondel terbagi dua. Wajah pria itu merah. Fungsi aslinya adalah untuk mengusir atau menghancurkan setan