Kota Di Madura

Kota Di Madura – Pulau Madura di Jawa Timur mempunyai keindahan alam dan masih sangat alami. Kini, dengan dibangunnya Jembatan Nasional Suramadu yang menghubungkan Surabaya dan Madurai, akses menuju pulau tersebut semakin mudah.

Di balik keindahannya, Pulau Madura menyimpan kisah seram yang bakal membuat Anda terguncang. Penasaran dengan kisah penembakannya? Lihat di bawah ini beberapa tempat paling populer di Madurai!

Kota Di Madura

Jembatan Suramadu menghubungkan Pulau Jawa dan Madura dengan panjang 5.438 meter. Konon di sekitar jembatan ini terdapat patung Sandel Bolong yang selalu berpakaian serba putih.

Wisata Religi Kabupaten Sampang

Ada juga satu insiden yang dikaitkan dengan lubang di matahari. Bayangannya tiba-tiba muncul di tengah jembatan saat pengemudi lewat, sehingga cukup mengejutkan.

Bukit Geiger bukanlah sebuah gunung, melainkan sebuah gunung di distrik Geiger di Benggala. Terdapat empat gua suci di kawasan tersebut, yang digunakan sebagian orang untuk bermeditasi dan bertanya.

Gua tersebut konon berisi penjaga gaib yang memberikan ahli waris, seperti cirrus dan legenda lainnya. Selain itu, konon juga dapat memenuhi keinginan tertentu para petapa.

Mercusuar Sembilangan merupakan bangunan peninggalan Belanda yang telah berdiri selama ratusan tahun. Ini memberi cahaya dan bimbingan bagi kapal layar.

Kolaborasi Mahasiswa Dan Dosen Kembangkan Potensi Pakan Lokal Di Madura Melalui Program Doktor Mengabdi Dan Kkn T

Konon ada makhluk penjaga di dalam mercusuar yang suka mengawasi. Itu membuat udara di dalam tiba-tiba menjadi dingin dengan udara yang mengerikan ini.

Kota lama Kalyangget merupakan kota baru yang dibangun Belanda untuk memudahkan distribusi garam pada masa itu. Masih banyak bangunan tua terbengkalai yang dulunya digunakan sebagai pabrik garam.

Namun, beberapa lokasi dibangun kembali dan kemudian diubah menjadi perumahan warga sekitar. Mereka mengaku pernah melihat penampakan berupa kepala manusia berlumuran darah di sekitar tempat itu lho.

Bukit Jaddih merupakan sebuah tambang batu kapur tua yang luasnya mencapai 500 hektar. Terdapat juga danau buatan berwarna biru di kawasan tersebut yang semakin menarik wisatawan.

The 10 Best Madura Island Hotel Deals (may 2024)

Saat penggalian batu kapur, muncul wajah seorang wanita di batu kapur tersebut. Konon memang ada kuburan suci di kawasan tersebut. Jika penambangan terus berlanjut, hal buruk akan terjadi.

Baca juga  Kegiatan Awal Menggambar Objek Yaitu

Pantai Nepa masih terasa asri dan alami. Selain itu, Anda tidak perlu membayar sepeser pun untuk mengakses situs ini.

Di balik keindahannya, pantai ini menyimpan cerita mengerikan. Setidaknya lima tahun sekali, pantai ini butuh pengorbanan. Jika Anda datang ke sini, Anda harus sangat berhati-hati agar tidak terjadi hal buruk.

Keraton Sumenep merupakan kompleks keraton yang dibangun pada tahun 1762. Dari luar bangunannya terlihat sangat anggun. Namun, begitu memasuki kawasan ini, rasanya semakin seram.

Mengenal Lebih Dekat Suku Madura, Banyak Tinggal Di Wilayah Tapal Kuda Jawa Timur

Kawasan tersebut berisi kediaman utama raja, dan pengunjung tidak diperbolehkan masuk tanpa izin. Tempat ini dipercaya mempunyai kesaktian. Pada saat itu, ada pengunjung yang masuk dan tidur di sini, kemudian mengalami gangguan mental. Duh, menakutkan ya!

Pernahkah Anda mengunjungi salah satu tempat yang dianggap angker di Madurai? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar, yuk!

Cerita tersebut berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, pengalaman individu, dan diwariskan dari mulut ke mulut. Pengalaman mistik dan gagasan mistik setiap orang berbeda-beda. Tidak semua orang merasakan hal yang sama Wow…Wow…Wow…Destinasi wisata apa lagi yang ingin Anda kunjungi? Jelajahi Pulau Madura, dimana tidak ada yang mustahil…

Saya pernah ke Madura sebelumnya. Jadi saya tahu sedikit tentang Madura. Namun kali ini saya akan menjelajahi bagian lain dari Madurai yang belum pernah saya jelajahi sebelumnya.

Madura Pas Jadi Ibukota Gantikan Jakarta

Karena saya dan istri akan berbagi sepeda motor dalam misi ini, setidaknya sepeda motor tersebut harus dalam kondisi baik. Jadi, sebelum meninggalkan motor saya, saya servis dulu, silinder luar, aki, dan yang terpenting mesin.

Dimulai dengan melintasi Jembatan Suramadu yang membentang di Selat Madura. Sepeda motor diperbolehkan melintasi jembatan tersebut. Hanya membutuhkan waktu 10 menit berjalan kaki dari ujung jembatan di sisi Surabaya ke ujung lainnya (5.438 meter) di sisi Bangalan. Jembatan Suramadu diresmikan pada tanggal 9 Juni 2009.

Setelah bertemu pertigaan, saya belok kiri menuju kota Bangkalang. Lalu saya sengaja mampir ke Gudang Beras Sinjay Bebek di Jalan Ketengan untuk mencoba bebek panggang yang renyah dan empuk dengan sambal yang tajam sehingga membuat Anda ingin menyantapnya. Menu yang ada hanya satu yaitu menu bungkus, sepiring nasi, sepotong bebek, lalapan sambal mangga muda, serta secangkir es teh manis. Harga satu bagiannya adalah Rp 28 ribu. Bagaimanapun, mohon rekomendasinya.

Baca juga  Mukjizat Nabi Ishaq

Berbekal Google Maps, sangat mudah untuk menemukan hotel tempat kita ingin menginap, yaitu di dekat Alun-Alun Bangkalan, tepat di Jalan HOS. Cokroaminoto No. 21. Rosy Hotel bagus, bersih dan luas dengan pelayanan yang ramah. Meskipun kami memilih standar, kami mendapat kamar yang luas dan lengkap. Harganya juga murah.

Bem Madura Raya Minta Pemprov Jatim Entaskan Kemiskinan Di Pulau Garam

Destinasi sore dan malam antara lain Masjid M. Kholil, Masjid Agung Bangalan, Alun-Alun dan Bima N Zain Cafe.

Khususnya salat di Masjid M.Kholil dan salat Pesaryan ulama besar Ulama Madura M.Kholil di sisi kanan masjid ini.

Beliau adalah seorang ulama besar Jazbidar pulau Madura yang dikenal dengan sebutan Al-Allim Allamah Asy-Syaikh Haji Muhammad Khalil bin Abdul Latif Basiyaban al-Bangkalani al-Maduri al-Jawi as-Syafi’i atau Seikhona Kholi. atau Syekh Holi.

Syekh Khalil lahir pada tahun 1820 di Kemayoran, Benggala dan meninggal pada tahun 1925 di Marthajasa, Benggala. Seikhona Holi juga dikenal sebagai Waliullah dan merupakan rumah bagi Karam yang terkenal di komunitas Madurai.

Keliling Pulau Madura Selama 7 Hari

Keesokan harinya kita punya dua destinasi, Bukit Kapur Jadih dan Air Mata Ibu di Arosbaya, lalu pindah ke Sampang. Namun sebelumnya kami pernah mengadakan Shubukhan di Masjidil Haram dan Alun-Alun Bangalan sempat mengadakan Taman Paseban untuk sementara waktu.

Setelah sarapan pagi yang disediakan pihak hotel, kami berangkat menuju bukit Kapur Jadikh, 6 km dari kota. Saya sedikit tersesat karena terlalu sibuk berbicara dan akhirnya menjadi terlalu jauh. Namun untungnya, kami berjalan melalui jalan-jalan kecil kota dan akhirnya menemukan Bukit Jadikh.

Pengunjungnya hanya sedikit, jadi kami dan dua orang lainnya pun datang. Jadi totalnya empat orang. Di TKP saya ditilang pihak lain karena lewat tanpa surat tilang. Tentu saja pos tanpa penjaga tampak kosong. Tadi aku merasa seperti mendengar seseorang memanggil, tapi aku tidak bisa mendengarnya karena aku memakai kerudung. 10.000 per tiket kendaraan untuk dua izin masuk. Petugas di loket lain kemudian mengeluarkan tiket masuk kawasan Telaga Biru/Gua Pote.

Jalan menuju ke sana dalam kondisi buruk karena sedang digali oleh truk pengangkut batu kapur di tempat lain di dekatnya.

Pos Pantau Polisi Di Torjun Tergusur Imbas Proyek Pelebaran Jalan

Saat pertama kali masuk, kami disuguhi batu kapur yang digali secara artifisial. Meskipun itu digunakan untuk mengekstraksi batu kapur dari tambang. Bahkan sayang jika keindahannya tidak diabadikan selamanya.

Baca juga  Terjadinya Ketidakadilan Dalam Wilayah Pengadilan Di Indonesia Disebabkan

Setelah itu menuju Telaga Biru yang letaknya tidak jauh dari tempat pertama. Di musim kemarau, berbeda dengan media sosial (Instagram, dll), suasananya di luar ekspektasi. Tidak ada air biru di danau. Sallar duduk di sana. Meski tidak kering, namun pemandangannya sangat indah, airnya berwarna hijau toska. Jadi rakit bisa membawa pengunjung dari ujung ke ujung dan bolak-balik.

Kalau sudah kering seperti ini, keringkan semuanya. Awalnya ada dua danau yang terhubung dengan air, Danau Biru dan Goa Pote. Kini, karena dasar danau sudah kering, kedua titik tersebut bisa dicapai dengan sepeda motor.

Situs penggalian ini sungguh menakjubkan. Di sana-sini kita bisa mendaki bukit, jalan kapur, atau tangga yang dibangun dengan baik. Kesimpulannya, Bukit Jadih layak untuk dikunjungi secara langsung.

Taneyan Lanjhang: Pola Pemukiman Suku Madura Halaman 1

Usai menjelajah Jadih, kami beristirahat kembali di hotel, bersiap memeriksa barang-barang dan melanjutkan perjalanan ke Mata Ebu, bandara (makam) Pesarian di Armata, Kecamatan Arosbaya, Bangalan, Pulau Madura. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari Bangalan.

Sebelum sampai di Aermata, kami makan siang di dekat pertigaan sebelah kanan (sebelum pasar Banten). Terdapat pantry yang menyajikan tom yum, nasi lemak, dan sop buntut. Daftar ini sangat jarang, terutama di daerah pedesaan. Tampaknya pemiliknya adalah pasangan yang menjalankan bisnis makanan di Malaysia. Oh, tidak heran. Makanannya original, bahasanya enak, dan harganya murah.

Mulai dari Gerbang Tangga Aermata yang harus didaki, Anda sampai di pæsareia yang agak besar. Secara historis, Sarifah Ambani (Ibu Suri) sering memimpin Kakraringrat (gelar bangsawan Madrasi yang setara dengan gelar kolonial raja, sultan, atau penguasa). Kemudian ia berpikir dan memutuskan untuk berdoa agar ketujuh keturunannya menjadi penguasa pemerintahan pulau Madura.

Tempat wisata Aer Mata Ebu penuh dengan makam keluarga dan beberapa keturunannya. Pesanan ini terbagi menjadi beberapa tingkatan dari bawah hingga atas. Ratu Ebu berada di atas, bersama dengan beberapa makam tanpa nama. Semua makam terbuat dari batu-batu yang berjajar rapi.

Banyak Bangunan Nuansa Islam, Ini 5 Wisata Religi Madura Yang Wajib Dikunjungi

Setelah dari Aer Mata Ebu, kami pindah ke Sampang. Rutenya harus mengikuti jalur yang sama kembali ke Bangkok dan melewati Suramadu Cross menuju Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Setidaknya dibutuhkan waktu dua jam untuk menempuh jarak 60 km dengan banyak truk yang lewat di sini.

Sedangkan di Sampang kami menginap di Hotel Semilir di Jalan Raya Sampang-Pamekasan. Hotel ini sangat luas dan menawarkan beberapa kelas. Kemudian menu kafe dan restorannya sangat lengkap dengan pilihan yang beragam. Kami merekomendasikan istirahat di sini.

Keesokan harinya, jam 6 pagi, kami berangkat menuju Pantai Kampong yang berjarak 9 kilometer dari Kota Sampang. Jalur menuju pantai ini sama dengan jalur menuju Pamecasan. Sebelah Gudang Pertamina.

Pantai ini disebut Kamplong Beach Resort

Ikhtiar Pemerintah Di Madura Mengurai Kepadatan Kawasan