Bagaimana Pemikiran Pembaruan Yang Digagas Oleh Jamaluddin Al-afghani

Bagaimana Pemikiran Pembaruan Yang Digagas Oleh Jamaluddin Al-afghani – Artikel ini membahas tentang apa itu pan-Islamisme, latar belakangnya, dan dampaknya terhadap kehidupan umat Islam di Indonesia

Akhir-akhir ini Indonesia ramai dengan pasukan dan gerakan yang mengatasnamakan agama, khususnya Islam. Mulai dari media sosial hingga kedai kopi, gerakan ini pasti ramai dibicarakan. Ada kelebihannya, ada juga kekurangannya. Tapi itu wajar ya Squad, ini juga negara demokrasi, beda pendapat pasti terjadi. Selama perdebatannya bukan soal perasaan, itu tandanya masih oke.

Bagaimana Pemikiran Pembaruan Yang Digagas Oleh Jamaluddin Al-afghani

Hmm, tidak banyak orang yang berpendapat demikian, atau mungkin termasuk Anda? Boleh saja, tandanya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui sejarah dan peran agamanya sendiri. Padahal, agama dan politik adalah dua hal yang saling berkaitan. Sangat sempit. Setiap agama pasti mempunyai tujuan, dan untuk mencapai tujuan tersebut, agama harus terlibat dalam politik. Seperti yang dikatakan Mahatma Gandhi, pemimpin spiritual dan politisi India.

Ski Ma 11 Fix Ayomadrasah

Oke, seperti Pasukan ini, ada ideologi yang disebut Pan-Islamisme. Pan-Islamisme adalah gerakan dan gagasan untuk menyatukan umat Islam, kemudian membangun dunia Islam di bawah satu pemerintahan dan mengusir kolonialisme Barat di dunia Islam.

Ide Pan-Islamisme lahir dari pemikiran Jamaluddin Al-Afghani. Saat itu Jemaluddin sedang berada di Mesir. Ia melihat kondisi negaranya yang miskin, lalu ia merasa aneh dengan kondisi Mesir yang sangat kering, padahal negaranya subur dan kaya.

Baca juga  Sembah Sukma Ateges

Saat itu Mesir sedang mengalami permasalahan perekonomian sehingga banyak negara asing (kebanyakan negara-negara Barat) yang masuk dan ikut serta dalam permasalahan tersebut. Namun intervensi asing ini justru membuat Mesir semakin terpuruk. Mesir terus dieksploitasi. Melihat hal tersebut, Jamaluddin mulai aktif berupaya menyadarkan negara-negara timur bahwa negara-negara barat sedang mengeksploitasi rakyatnya.

Selain Mesir, campur tangan negara-negara Barat, khususnya Inggris dan Amerika, juga dirasakan oleh tokoh-tokoh Islam di Afghanistan, Irak, Iran, dan India. Peristiwa ini mendorong Jamaluddin Al-Afgani untuk terus menganjurkan persatuan umat Islam di dunia dan pengembangan Pan-Islamisme.

Pendidikan Agama Islam

Pan-Islamisme kemudian masuk ke Indonesia pada tahun 1924. Dalam perkembangannya, Pan-Islamisme berkembang menjadi organisasi politik yang melawan penjajah untuk mencapai kemerdekaan. Tentu saja mereka melakukannya dengan cara Islami.

, jika Sarekat Islam semakin melemah berarti posisi umat Islam di Indonesia juga semakin melemah. Mengapa? Sebab, Sarekat Islam dianggap sebagai satu-satunya partai politik umat Islam yang berlatar belakang sosial dan pendidikan.

Gerakan pan-Islam di Indonesia lahir dan berkembang berdasarkan gagasan Tjokroaminot. Tjokroaminoto berpendapat bahwa Islam mencakup kebebasan seluas-luasnya bagi manusia dalam hal politik dan ekonomi. Ia meyakini Islam telah mendefinisikan persaudaraan yang harus dijalani umat Islam di setiap negara, tanpa memandang suku, ras, bangsa, dan golongan.

Tjokroaminoto juga mengatakan, sejarah dan ajaran Islam seringkali menunjukkan bahwa orang asing bisa menjadi teman dekat. Bahkan bisa meluas ke hubungan saudara kandung yang memiliki garis keturunan yang sama. Belakangan, munculnya paham tersebut di Indonesia juga dipengaruhi oleh banyaknya jamaah haji Indonesia yang tinggal di Mekkah untuk menuntut ilmu.

Pan Islamisme Gerakan Politik Islam Periode Modern

Setelah menetap beberapa lama dan ilmu yang didapat dirasa cukup, banyak sarjana Indonesia yang mampu terhubung dengan dunia Islam internasional. Selanjutnya, rasa persaudaraan dan persatuan berkembang di kalangan umat Islam. Perasaan tersebut memuncak ketika Kesultanan Utsmaniyah mengembangkan gerakan pan-Islam di Hindia Belanda.

Baca juga  Bagaimana Cara Pihak Sekolah Untuk Mendukung Pelestarian Pencak Silat

Squad, sekarang kalian sudah pada tahu kan kenapa gerakan Islam di Indonesia begitu besar? Sekarangpun. Namun, Anda juga harus bisa membedakan mana gerakan Islam yang bertujuan untuk membebaskan umat dari penderitaan dan mana yang hanya mengutamakan kepentingan kelompok tertentu.

Hakikat gerakan Islam tidak membedakan ras, suku, bangsa, dan golongan. Gerakan Islam hangat namun kuat dalam membebaskan saudara-saudari kita dari penderitaan seperti kemiskinan, penindasan dan eksploitasi manusia. Islam sama sekali tidak mengajarkan permusuhan, juga tidak menyebarkan ujaran kebencian.

Lantas, apakah gerakan Islam di Indonesia masih tergabung dalam gerakan pan-Islam? Seperti mimpi Sayyid Jamaluddin Al-Afghani. Yuk, temukan jawabannya dengan terus belajar sejarah hingga ke akar-akarnya. Tentu saja Anda bisa menikmati pembelajaran melalui ruang belajar. Jangan lupa berlangganan!

Pengusaha Ingin Pintu Ekspor Batu Bara Dibuka Pekan Ini