Bagaimana Manfaat Ilmu Biologi Dalam Mengatasi Pandemi Virus Covid-19

Bagaimana Manfaat Ilmu Biologi Dalam Mengatasi Pandemi Virus Covid-19 – Ketika masyarakat berupaya mengakhiri pandemi Covid-19, virus penyebab epidemi, yang disebut SARS-CoV-2, berupaya bertahan di negara kita. Jika sebelumnya perubahan virus ini terjadi secara acak dan berulang, kini virus yang telah menewaskan lebih dari 2.7726 orang (data Bulan We 26 2021) ini berubah drastis sebagai respons terhadap tekanan.

Organisme tidak dapat dianggap sebagai organisme hidup karena mereka tidak terdiri dari sel sehingga tidak tumbuh atau menghasilkan energi sendiri. Organisme mirip dengan molekul kimia karena mengandung asam nukleat yang berfungsi sebagai materi genetik, dapat berupa asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dikodekan oleh protein. .

Bagaimana Manfaat Ilmu Biologi Dalam Mengatasi Pandemi Virus Covid-19

Ketika memasuki organisme hidup di dalam sel, virus merobek mantelnya. Gen virus kemudian membajak mesin replikasi sel untuk mereplikasi DNA atau RNA penyusup. Tujuannya agar sel inang mencerna beberapa gen bakteri sesuai dengan petunjuk dalam asam nukleat bakteri tersebut. Karena bergantung pada inangnya, virus ibarat angka dengan “kehidupan pinjaman”.

Dunia Setelah Virus Corona

Dalam bukunya The Invisible Enemy: A Natural History of Viruses (2002), profesor mikrobiologi dari Universitas Edinburgh, Inggris, Dorothy H. Crawford, menggambarkan virus “biologis” mirip dengan virus komputer, artinya sepotong kode dengan virus. jumlah huruf dan angka. Selama tidak ada dalam sistem operasi komputer, kode tersebut tidak berbahaya dan tidak diketahui. Di sisi lain, setelah berada di dalam komputer, ia dapat ditemukan, direproduksi, dan disebarkan ke komputer lain.

Selain sel hidup, virus tidak lebih dari sebuah dokumen berupa asam nukleat dalam selubung protein. Seperti virus komputer, sepanjang hidupnya, virus fokus pada sel, menggunakan sel untuk bereproduksi dan menyebar ke inang lain.

Manusia kini paling bertanggung jawab untuk mempertahankan “pinjaman hidup” virus SARS-CoV-2. Sebelum menginfeksi manusia, nenek moyang virus baru ini mungkin sudah ada sejak lama di dunia hewan.

Seperti virus corona penyebab SARS dan MERS, virus SARS-CoV-2 disangka ada di dalam bak mandi. Tak hanya virus corona, kelelawar juga menjadi inang berbagai penyakit lainnya.

Baca juga  Tuliskan Variasi Dan Kombinasi Gerak Yang Ada Dalam Permainan Engklek

Pdf) Proses Dan Kendala Pembelajaran Biologi Di Masa Pandemi Covid 19: Analisis Respon Mahasiswa

Studi yang dilakukan David Robertson dan tim dari University of Glasgow Virus Research Center, Inggris, dalam jurnal Nature pada Juli 2020 menyimpulkan bahwa SARS-CoV-2 memiliki garis keturunan dari virus corona serangga yang telah beredar selama bertahun-tahun pada kelelawar. .

Hal ini mendukung penelitian Peng Zhou dan tim dari Institut Virologi Wuhan yang dimuat di jurnal Nature pada 3 Februari 2020. Konon seluruh rangkaian genom SARS-CoV-2 ada dalam lima. pasien pada tahap awal. Hasilnya, dengan kemiripan sebesar 79,5 persen dengan SARS-CoV. Virus SARS-CoV-2 juga 96 persen identik dengan virus corona yang ditemukan pada kelelawar kuda di Guangzhou.

Kecurigaan kelelawar sebagai pemain pertama SARS-CoV-2 diperkuat dengan rilis penelitian Vibol Hul dan tim Institut Pasteur International Network, Kamboja, yang dipublikasikan di www.biorxiv.org pada awal tahun. Februari 2021..

Penelitian telah menemukan kerabat dekat SARS-CoV-2 yang sudah lama ada di Kamboja dan mungkin di negara ASEAN lainnya, termasuk Indonesia. Sampel yang diuji oleh para ilmuwan telah disimpan dalam freezer di Institut Pasteur, Phnom Penh, sejak Desember 2010 dan baru-baru ini diuji ulang.

Wolbachia, Inovasi Baru Cegah Penyebaran Dbd

Para peneliti menganalisis sampel dari 430 kelelawar yang dikumpulkan selama 10 tahun terakhir. Kemudian mereka menemukan virus corona “sangat mirip” dengan virus penyebab Covid-19 pada dua kelelawar tapal kuda Shamel (Rhinolophus maluli). Kelelawar ini diketahui tersebar di banyak negara Asia Timur, seperti Kamboja, Myanmar, Laos, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Riza Arief Putranto di Jakarta, Selasa (2/2/2021) mengatakan “Penelitian ini menjadi bukti bahwa penyakit ini sudah ada sejak lama,” Ia merupakan peneliti genomik molekuler dari Aligning Bioinformatics dan merupakan anggota dari Covid-19. Asosiasi Genomics Inggris.

Berdasarkan temuan Vibol dan timnya, virus corona bernama RShSTT182 dan RSHSTT200 memiliki 92,6 persen identitas dengan SARS-CoV-2. Artinya, keduanya sangat dekat.

Meski berkerabat dekat, virus corona yang ditemukan di Kamboja berbeda dengan SARS-CoV-2. Namun penelitian ini tetap menunjukkan bahwa kelelawar adalah pembunuh atau inang virus corona.

Pdf) Cover Digitalsasi Dalam Upaya Mitigasi Pandemi Covid 19

Namun, hal tersebut tidak menjawab misteri bagaimana virus ini melompat dan menyebar ke manusia. Selain itu, SARS-CoV-2 pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok, jauh dari lokasi dugaan ditemukannya kuda tersebut.

Beberapa orang berpendapat bahwa trenggiling mungkin merupakan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Namun trenggiling dikabarkan sakit akibat virus corona. Artinya, sumber daya tersebut bukan merupakan sumber daya alam.

Misteri bagaimana virus ini bermula di Wuhan dan hewan apa yang menjadi sumber penyakit ini masih belum terjawab. Namun satu hal yang terkonfirmasi adalah hipotesis bahwa virus ini diciptakan di laboratorium.

Baca juga  Tuliskan 2 Tari Daerah Berpasangan

“Jika virus ini diciptakan oleh manusia, virus ini pasti sudah ada di dalam genomnya,” kata Robertson. “Selain itu, jika Anda ingin membuat virus corona yang dapat menginfeksi manusia, Anda bisa memulainya dengan SARS. SARS-CoV-2 tidak seperti apa pun yang pernah kita lihat. Mustahil ada yang menciptakannya karena virus ini tidak dirakit dari benda-benda yang ada di dunia. kita tahu.”

Pdf) Problematika Dalam Pembelajaran Berbasis Virtual Learning Environment (vle) Terhadap Siswa Dan Guru Sma/ma Pada Materi Biologi Di Masa Covid 19

Sebuah studi oleh Kristian G Andersen dan tim dari Departemen Konservasi dan Mikrobiologi, The Scripps Research Institute, AS, diterbitkan dalam jurnal Nature pada 17 Maret 2020, mencoba untuk mengetahui bagaimana virus SARS-CoV-2 berpindah dari hewan ke hewan. satwa. . rakyat.

Hipotesis pertama adalah adanya seleksi alam pada inang sebelum lompatan zoonosis. Karena banyak kasus pertama Covid-19 dikaitkan dengan Pasar Huanan di Wuhan, ada kemungkinan hewan tersebut benar-benar tinggal di lokasi tersebut. Berasal dari trenggiling Malaya (Manis javanica) yang diekspor secara ilegal ke provinsi Guangdong. Trenggiling ini memiliki virus corona yang sama dengan SARS-CoV-2.

Teori penyebaran SARS-CoV-2 menyebutkan kemungkinan nenek moyang SARS-CoV-2 melompat langsung dari kelelawar yang dijual di pasar manusia di Wuhan.

Faktanya, virus kelelawar RaTG13 sangat mirip dengan SARS-CoV-2 di seluruh genomnya. Namun banyak virus corona pada trenggiling yang memiliki kesamaan dengan SARS-CoV-2, yakni berada pada receptor-binding domain (RBD).

Bagaimana Cara Mendapatkan Vaksin Virus Corona (covid 19)?

Hal ini jelas menunjukkan bahwa protein lonjakan SARS-CoV-2 telah dimodifikasi untuk berikatan dengan ACE2 yang mirip manusia karena evolusi melalui seleksi alam. Menariknya, trenggiling berada jauh di antara kelelawar sebelum manusia.

Virus SARS-CoV-2 terdeteksi oleh laboratorium di Institut Kesehatan Nasional AS pada Februari 2020. Virus penyebab Covid-19 diisolasi dari seorang pasien di sana.

Teori kedua, ada kemungkinan nenek moyang SARS-CoV-2 melompat langsung dari kelelawar yang dijual di pasar Wuhan ke manusia. Virus ini memperoleh struktur genomnya melalui modifikasi selama penularan dari manusia ke manusia. Pada awalnya lompatan ini tidak terlihat karena kesalahannya belum terdeteksi.

Namun, setelah banyak perubahan dan virus menjadi lebih tahan terhadap perpindahan ke otak manusia, jumlah virus pun meningkat dan menyebar. Kehadiran RBD pada trenggiling, yang mirip dengan SARS-CoV-2, juga dapat muncul pada penyakit yang menular ke manusia.

Webinar Fpk Unair: Strategi Pengusaha Perikanan Di Masa Pandemi Covid 19

Teori ketiga, pilihan akan terjadi selama perjalanan. Penelitian dasar mengenai pengenalan virus corona mirip SARS-CoV ke dalam kultur sel dan/atau model hewan telah dilakukan selama bertahun-tahun di laboratorium di seluruh dunia. Di antaranya, ada laporan pasien SARS-CoV yang kabur dari laboratorium. Oleh karena itu, Andersen mengingatkan kita untuk mempertimbangkan kemungkinan pelepasan SARS-CoV-2 di laboratorium.

Baca juga  Kompetisi Mempunyai Arti

Secara teori, menurutnya, SARS-CoV-2 dapat memperoleh mutasi RBD ketika dipindahkan ke kultur sel. Namun, penemuan virus corona mirip SARS-CoV pada trenggiling yang memiliki RBD yang hampir sama memberikan penjelasan yang kuat dan kompleks tentang bagaimana SARS-CoV-2 diperoleh melalui kombinasi atau mutasi.

Pasar ikan Wuhan di Provinsi Hubei, China, Sabtu (11/1/2020). Orang kedua di Wuhan yang meninggal karena SARS-CoV-2 sedang berbelanja di toko ini.

Selain ketiga teori tersebut, faktanya penularan SARS-CoV-2 dari hewan ke manusia hanya mungkin terjadi jika virus tersebut bermutasi. Kita harus menunggu hasil dari para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mencari asal muasal SARS-CoV-2 dan wabah pertamanya seperti di Wuhan agar penyebaran virus tersebut dapat terus berlanjut.

Populer Sains] Bakteri Pemakan Plastik

Namun, di tengah upaya tersebut, kita tidak boleh lupa bahwa SARS-CoV-2 kini terus berkembang dan beradaptasi dengan dunia barunya: tubuh manusia!

Setidaknya ada dua alasan mengapa tren baru ini menimbulkan kekhawatiran global. Pertama, apakah penyakit ini akan cepat menyebar dan menimbulkan penyakit serius? Kedua, apakah mereka bisa lebih kebal terhadap vaksin COVID-19 yang sudah ada?

Peneliti genomik molekuler dari Aligning Bioinformatics sekaligus anggota asosiasi Covid-19 Genomics UK, Riza Arief Putranto mengatakan, saat ini kita sedang berhadapan dengan munculnya virus baru SARS-CoV -2. Semakin tidak terkendali dan meluasnya permasalahan, maka kemungkinan terjadinya perubahan baru pun semakin besar.

Khusus untuk spesies baru baik B.1.1.7, N501Y.V2, maupun P1 sebaiknya berhati-hati saat masuk ke Indonesia karena semakin banyak bukti ilmiah tentang kemungkinan jenis baru tersebut, mulai dari penyebaran, risiko hingga perkembangannya. . dari reaksi tersebut. .

Genom Bantu Ilmuwan Ungkap Mutasi Penyakit, Ini Fungsinya Dalam Penanganan Pandemi

Laporan yang diterbitkan Pemerintah Inggris pada 12 Februari 2021 berdasarkan studi beberapa peneliti menunjukkan bahwa varian B.1.1.7 meningkatkan risiko rawat inap dan kematian dibandingkan perbedaan sebelumnya.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi virus yang berbeda memiliki lebih banyak virus, sesuatu yang tidak hanya membuat virus lebih menular, namun juga mempengaruhi beberapa pengobatan.

Menteri Riset dan Teknologi Bambang PS Brodjonegoro dalam diskusi online bertema “Surveilans Genomik, Mutasi dan Vaksin”, di Jakarta, Senin (15/2/2021), juga mengatakan, kemunculan spesies baru tersebut dapat menimbulkan akibat yang serius, khususnya. . untuk. kesehatan masyarakat.

Akan ada banyak rumah sakit, tenaga kesehatan, laboratorium, dan vaksin. Walaupun kita mempunyai keterbatasan. Oleh karena itu, kita harus mempercepat pencegahan dan penyidikan

Cara Meningkatkan Imunitas Di Masa Pandemi

Pengendalian pertumbuhan pasien CCID-19 melalui pengujian, pelacakan, isolasi dan vaksinasi akan memakan waktu lama, sehingga semakin besar kegagalan perlindungan hewan. Faktanya, meskipun obat yang ada saat ini dapat menghambat penyebaran, mencapai tujuan pencegahan tidaklah mudah.

Agar ada kekebalan pada sapi, maka vaksin yang memiliki pencegahan 90 persen harus menjangkau 55 persen populasi. Harap dicatat bahwa warga akan terus mengikuti aturan

Akar biologi dalam ilmu psikologi, manfaat mempelajari ilmu biologi, manfaat ilmu biologi dalam bidang kedokteran, manfaat ilmu biologi dalam bidang makanan, peran ilmu kimia dalam bidang biologi, manfaat ilmu biologi dalam bidang peternakan, pengertian molekul dalam ilmu biologi, manfaat ilmu biologi dalam berbagai bidang, manfaat ilmu biologi dalam kehidupan sehari hari, manfaat ilmu biologi dalam bidang perikanan, jelaskan bagaimana paleontologi membantu perkembangan ilmu biologi, manfaat ilmu biologi